Senin, 22 Januari 2018

ASUHAN SELAMA PERSALINAN



MAKALAH KONSEP KEBIDANAN
ASUHAN SELAMA PERSALINAN"
DOSEN PENGAMPU : IAN ROSSALIA PRADITA PUTERI,SST,M.KES








Di Susun oleh :
Program Studi : D3-Kebidanan
Kelas               : A 14.2
Kelompok       : IV (Empat)



Nama                            Nim

1.      Dewi Lestari          :  17150048
2.      Hacika Sukawati   :  17150062
3.      Wijianti                  :  17150064
4.      Eva Novianti          :  17150068


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI
YOGYAKARTA
2017/2018



KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT ,karena berkat dan rahmatNya kami diberi kesehatan sehingga makalah yang berjudul “Asuhan Selama Persalinan” dapat selesai dalam jangka waktu yang telah di tentukan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Kerja Kelompok yang akan dipersentasikan dalam bentuk Power Point dengan mata kuliah Konsep Kebidanan, dimana sumber materi di ambil dari buku yang relevan dan berbagai referensi lainnya seperti dari media internet, guna menunjang keakuratan materi yang nantinya akan digunakan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan terutama kepada Ibu Tutik Astuti, S.SiT,M.Kes dalam penyusunan makalah ini.







Yogyakarta,  11 September 2017
Kelompok 4



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................................1
KATA PENGANTAR.....................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG........................................................................................4
B.     RUMUSAN MASALAH....................................................................................4
C.     TUJUAN............................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A.    Asuhan selama persalinan.................................................................................5
B.     Defenisi kompetensi bidan................................................................................5
C.     5  Dimensi kompetensi – Asuhan Kebidanan....................................................5
D.    Pengetahuan dasar.............................................................................................6
E.     Pengetahuan tambahan....................................................................................10
F.      Keterampilan dasar..........................................................................................11
BAB III PENUTUP
A.    KESIMPULAN..............................................................................................16
B.     SARAN.........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................16




BAB 1
PENDAHULUAN


A.    LATAR BELAKANG
Bidan merupakan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin suatu persalinan yang bersih dan aman, menangani situasi kegawat daruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya baru lahir.
Kompetensi adalah pengetahuan yang dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dimiliki oleh seorang bidan dalam melaksanakan praktik kebidanan pada berbagai tananan pelayanan kesehatan, secara aman, dan tanggung jawab sesuai dengan standar dengan syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat (PP IBI, 2004). Kompetensi tersebut dikelompokkan dalam dua kategori yang merupakan kompetensi minimal yang mutlak diberikan oleh bidan persalin dan kompetensi tambahan/lanjutan yang merupakan pengembangan dari pengetahuan dan keterampilan dasar untuk mendukung tugas bidan dalam memenuhi perkembangan iptek (PP IBI, 1997). Mengacu pada Permenkes 572 tahun 1996 tentang registrasi dan praktik bidan serta memperhatikan kompetensi bidan yang di susun oleh ICM, pada Februari 1999, disusun kompetensi bidan indonesia dan disahkan pada KONAS IBI XII di Denpasar Bali.
Keselamatan dan kesejahteraan ibu menyeluruh merupakan perhatian yang paling utama bagi bidan. Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan prakteknya.

B.     RUMUSAN MASALAH

·         Apa yang dimaksud dengan kompetensi Bidan ?
·         Apa saja isi dari kompetensi ke-4 Bidan ?
·         Apa saja yang dibahas dalam Kompetensi ke-4 Bidan?

C.    TUJUAN

·         Mahasiswa mampu memahami apa itu kompetensi ke-4 bidan
·         Untuk mengetahui pembahasan mengenai kompetensi ke-4 Bidan
·         Untuk mengetahui penerapan standar kompetensi bidan dalam praktik lahan kompetensi ke-4 Bidan

BAB II PEMBAHASAN
ASUHAN SELAMA PERSALINAN

Kompetensi ke-4 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin selama persalinan yang bersih dan aman, menangani situasi kegawatdaruratan tertentu untuk kesehatan wanita dan bayinya yang baru lahir.

·         Definisi Kompetensi Bidan

Yang dimaksud kompetensi bidan meliputi pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki oleh seorang bidan dalam melaksanakan praktik kebidanan secara aman dan bertanggung jawab pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan. Kompetensi tersebut dikelompokkan dalam 2 (dua) kategori yaitu kompetensi inti/dasar merupakan kompetensi minimal yang mutlak dimiliki oleh bidan, kompetensi tambahan/lanjutan merupakan pengembangan dari pengetahuan dan keterampilan dasar untuk mendukung tugas bidan dalam memenuhi tuntutan atau kebutuhan masyarakat yang sangat dinamis serta perkembangan IPTEK.

Kompetensi tersebut dibagi atas 2 kategori, yaitu :

1. Kompetensi Inti atau Dasar
Kompetensi minimal yang mutlak dimiliki oleh bidan.

2. Kompetensi Tambahan atau Lanjutan
Pengembangan dari pengetahuan dan keterampilan dasar untuk mendukung tugas bidan dalam memenuhi tuntutan/kebutuhan masyarakat yang sangat dinamis serta perkembangan IPTEK.









·         5  Dimensi kompetensi – Asuhan Kebidanan

1.Task Skill
Mampu melakukan/melaksanakan asuhan kebidanan pemeriksaan fisik ibu   hamil

2.Task Management Skill
Mengidentifikasi secara dini pola persalinan abnormal & kegawatdaruratan dengan intervensi sesuai SOP atau rujukan yang tepat

3.Contingency Management Skill
Mampu memimpin persalinan dalam kondisi bersih,aman & menangani situasi kegawatdaruratan bersama tim kebidanan

4.Job/Role Environment Skill
Menangani K3.keadaan  diruang bersalin pasca persalinan ibu,agar tetap bersih dan tidak membahayakan dirinya& rekan sekerja

5.Transfer Skills
Memindahkan ibu nifas & bayi pasca persalinan keruang perawatan Ibu & anak.

A.    Pengetahuan dasar

1.      Fisiologi persalinan
Contoh : Suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yg dapat hidup, dari dalam uterus melalui    vagina atau jalan lain ke dunia luar.

2.      Anatomi tengkorak janin, diameter yg penting dan penunjuk.
Contoh : Anatomi tengkorak janin, diameter yang penting dan penunjuk serta anatomi panggul   ibu dan ukuran-ukuran panggul serta pemeriksaan dalam. Pada proses persalinan diperlukan 5 P untuk itu keadaan panggul ibu juga perlu dikatehui.

3.      Aspek psikologis dan kultural pada persalinan dan kelahiran.
Contoh : Pertimbangan usia kehamilan ibu.

4.      Indikator tanda-tanda mulai persalinan.
Contoh : Melihat tanda dan gejala kala 2, menyiapkan pertolongan persalinan, memastikan pembukaan lengakap dengan janin bayi, menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses pimpinan meneran, persiapan pertolongan kelahiran bayi, menolongan kelahiran bayi, penangan bayi baru lahir, menilai perdarahan, melakukan prosedur pasca persalinan, evaluasi.

5.      Kemajuan persalinan normal dan penggunaan partograf atau alat serupa.
Contoh : Untuk pencatatan kemajuan persalinan seperti, pembukaan serviks, penurunan bagian terbawah atau presentasi janin, dan garis waspada dan garis bertindak.

6.      Penilaian kesejahteraan janin dalam masa persalinan.
Contoh : Perawatan awal, pemeriksaan fisik, bebrapa hari pertama, pemberian makan, perkembangan fisik.

7.      Penilaian kesejahteraan ibu dalam masa persalinan.
Contoh : Dalam masa persalinan bidan harus memberikan asuhan sayang kepada ibu.

8.      Proses penurunan janin melalui pelvic selama persalinan dan kelahiran.
Contoh : Saluran (kanal) pelvis yang menjadi jalan janin selama persalinan terdiri dari pintu atas panggul, rongga panggul, dan pintu bawah panggul.

9.      Pengelolaan dan penatalaksanaan persalinan dengan kehamilan normal dan ganda.
Contoh : Pengelolaan dan penatalaksanaan persalinan dengan kehamilan normal Bidan memiliki kewenangan menolong persalinan dengan kehamilan normal.

10.  Pengelolaan kenyamanan dalam persalinan, seperti kehadiran keluarga pendamping, pengaturan posisi, hidrasi, dukungan moril, pengurangan nyeri tanpa obat
Contoh : Bidan sebagai pemberi pelayanan harus memiliki kompetensi dalammemimpin persalinan dengan berbagai posisi dan pengetahuan serta teknik pengurangan rasa nyeri tanpa obat.

11.  Transisi bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar uterus.
Contoh : Membersihkan lendir dan benda – benda lain dari mulut, hidung dan tenggorokan   bayi  dengan alat penghisap,memotong tali pusat , peeriksaan fisik bayi.

12.  Pemenuhan kebutuhan fisik bayi baru lahir meliputi pernapasan, kehangatan dan memberikan ASI/PASI, eksklusif 6 bulan.
Contoh : Memenuhi kebutuhan gizi bayi dan pemenuhan kebutuhan emosianal bayi baru lahir jika memungkinkan antara lain kontak kulit langsung, kontak mata antar bayi dan ibunya, bila di mungkin kan mendukung dan meningkatkan pemberi ASI ekslusif.

13.  Pentingnya pemenuhan kebutuhan emosional bayi baru lahir, jika memungkinkan antara lain kontak kulit langsung, kontak mata antar bayi dan ibunya bila dimungkinkan.
Contoh : Pentingnya pemenuhan kebutuhan emosianal bayi baru lahir jika memungkinkan antara lain kontak kulit langsung, kontak mata antar bayi dan ibunya, bila di mungkin kan mendukung dan meningkatkan pemberi asi ekslusif.

14.  Mendukung dan meningkatkan pemberian ASI eksklusif.
Contoh : Bayi yang mendapat asi, harus di periksa secara dini dan secara rutin oleh dokter untuk memastikan bahwa pemberian makanannya tercukupi.

15.  Manajemen fisiologi kala III.
Contoh : Pemberian suntikan oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir, melakukan penegangan tali pusat terkendali, dan masase fundus uteri.

16.  Memberikan suntikan intra muskuler meliputi: uterotonika, antibiotika dan sedative.
Contoh : Mengetahui cara-cara pemberian obat-obatan meliputi : uterotonika, antibiotika dan sedative. Terbatas pada pengetahuan bukan pada keterampilan.Sesuai dengan permenkes no 149 tahun 2010 bahwa bidan hanya berwengan memberikan obat bebas, uterotonika untuk postpartum dan manajemen aktif kala III.

17.  Indikasi tindakan kedaruratan kebidanan seperti: distosia bahu, asfiksia neonatal, retensio   plasenta, perdarahan karena atonia uteri dan mengatasi renjatan.
Contoh : Distosia bahu:jika pada pemeriksaan antenatal ditemukan letak lintang,harus diusahakan merubahnya menjadi letak kepala dengan versi luar.Asfiksia neonatal:faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah etiologi dan faktor predisposisi,gangguan homeostatis,diagnosis asfiksia bayi,dan resusitasi.Perdarahan karena atonia uteri:terjadi apabila kontraksi uterus lebih lemah,singkat dan jarang daripada biasa.Apabila kepala atau bokong janin sudah masuk kedalam panggul,penderita disuruh berjalan-jalan.

18.  Indikasi tindakan operatif pada persalinan misalnya gawat janin, CPD.
Contoh : Bedah sesar merupakan tindakan medis yang sangat sering dilakukan dengan berbagai macam indikasi.Umumnya indikasi ini berfarasi contohnya Cephalo Pelvic Disproportion (CPD),gawat janin.

19.  Indikator komplikasi persalinan : perdarahan, partus macet, kelainan presentasi, eklamsia kelelahan ibu, gawat janin, infeksi, ketuban pecah dini tanpa infeksi, distosia karena inersia uteri primer, post term dan pre term serta tali pusat menumbung.
Contoh : Determinan proksi dipengaruhi oleh determinan antara lain: kejadian kehamilan,komplikasi kehamilan dan persalinan.

20.  Prinsip manajemen kala III secara fisiologis.
Contoh : Prinsip kala 3 : otot uterus ( miometrium ) berkontraksi mengikuti penyusutan volume rongga uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran ini menyebabkan berkuranganya ukuran tempat perlekatan plasenta. Karena perlekatan semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah maka plasenta akan terlipat, menebal dan kemudian lepas dari dinding uterus. Setelah lepas, plasenta akan turun ke bagian bawah uterus atau ke dalam vagina
21. Prinsip manajemen aktif kala III.
Contoh : Pemberian suntikan oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir, melakukan penegangan tali pusat terkendali, dan masase fundus uteri.


B.            Pengetahuan tambahan
1.      Penatalaksanaan persalinan dengan malpresentasi
Contoh : Malpresentasi adalah semua presentasi janin selain vertex sementara malposisi adalah posisi kepala janin relatif terhadap pelvis dengan oksiput sebagai titik referensi, masalah; janin yang dalam keadaan malpresentasi dan malposisi kemungkinan menyebabkan partus lama atau partus macet. (Rukiyah. 2010)
  1. Pemberian suntikan anstesi local
Contoh : Merupakan asuhan sayang ibu yang bertujuan untuk supaya ibu tidak merasakan sakit pada saat proses penjahitan luka episiotomi.
  1. Akselerasi & induksi persalinan
Contoh : Dilakukan dengan menggunakan oksitosin sintetis.
Induksi persalinan dan akselerasi persalinan dilakukan dengan cara yang sama tapi dengan tujuan yang berbeda.
1.      Induksi Persalinan (induction of labour): merangsang uterus untuk mengawali proses persalinan.
2.      Akselerasi Persalinan (augmented of labour) : merangsang uterus pada proses persalinan untuk meningkatkan frekuensi – durasi dan kekuatan kontraksi uterus [HIS].
Pola persalinan yang BAIK adalah bila terdapat 3 HIS dalam 10 menit dengan masing-masing HIS berlangsung sekitar 40 detik.
Bila selaput ketuban masih utuh, dianjurkan bahwa sebelum melakukan induksi atau akselerasi persalinan terlebih dahulu dilakukan Pemecahan Selaput Ketuban (ARM ~ Artificial Rupture of Membranes atau amniotomi).



C.    Ketrampilan dasar

1.      Mengumpulkan data yang terfokus pada riwayat kebidanan & tanda-tanda vital ibu pada persalinan sekarang.
Contoh : Berisi semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.

2.      Melaksanakan pemeriksaan fisik yang terfokus.
Contoh : Pemeriksaan tubuh untuk menentukan adanya kelainan-kelainan dari suatu sistim atau suatu organ tubuh.

3.      Melakukan pemeriksaan abdomen secara lengkap untuk posisi & penurunan janin
Contoh : Pemeriksaan ini utamanya bertujuan untuk menentukan posisi dan letak janin pada uterus,dapat juga berguna untuk memastikan usia kehamilan ibu.

4.      Mencatat waktu & mengkaji kontraksi uterus (lama, kekuatan & frekuensi)
Contoh: Gunakan jarum detik yang ada pada jam dinding atau jam tangan untuk memantau kontraksi uterus.Secara hati-hati,letakkan tangan penolong diatas uterus dan palpasi jumlah kontraksi yang terjadi dalam kurun waktu 10 menit.Tentukan durasi atau lama setiap kontraksi yang terjadi.Pada fase aktif,minimal terjadi dua kontraksi dalam 10 menit dan lama kontraksi adalah 40 detik atau lebih.Diantara dua kontraksi akan terjadi relaksasi dinding uterus.

5.      Melakukan pemeriksaan panggul (pemeriksaan dalam) secara lengkap & akurat meliputi pembukaan penurunan, bagian terendah, presentasi, posisi keadaan ketuban, & proporsi panggul dengan bayi
Contoh : Melakukan pemeriksaan secara lengkap dan akurat meliputi pembukaan dan pendataran/penipisan serviks, penurunan, bagian terendah, presentasi, posisi, keadaan ketuban.

6.      Melakukan pemantauan kemajuan persalinan dengan parthograf
Contoh : Pembukaan serviks, penurunan bagian terbawah atau presentasi janin, garis waspada dan garis bertindak.

7.      Memberikan dukungan psikologis bagi wanita dan keluarganya
Contoh : Memberikan motifasi ketika diketahui bayi memiliki cacat pada anggota badannya

8.      Memberikan cairan, nutrisi, dan kenyamanan yang kuat selama persalinan.
Contoh : Memberikan minum pada saat persalinan ketika ibu mengalami kelelahan pada saat mengejan.

9.      Mengidentifikasi secara dini kemungkinan pola [ersalinan abnormal dan kegawatdaruratan dengan intervensi yang sesuai dan atau melakukan rujukan dengan tepat waktu.
Contoh : Pada saat postpartum,ibu mengalami pendarahan hebat sebaiknya langsung dirujuk ke Rumah Sakit yang memiliki fasilitas yang lebih memadai.

10.  Melakukan amniotomi pada pembukaan serviks lebih dari 4 cm sesuai dengan kebutuhan.
Contoh : Melakukan amniotomi pada pembukaan serviks sudah lengkap atau hampir lengkap dan kepala sudah engaged. (sesuai indikasi/pada inersia hipotonik). Untuk mencegah infeksi dan partus lama

11.  Menolong kelahiran bayi dengan lilitan tali pusat.
Contoh : Menolong  kelahiran bayi normal dan dengan lilitan tali pusat Bidan berwengan menolong persalinan normal

12.  Melakukan episiotomy dan penjahitan jika diperlukan
Contoh : Bila ada perobekan pada jalan lahir dan di perlukan penjahitan,maka Bidan wajib menjahit luka tersebut.

13.  Melaksanakan manajemen fisiologis kalai III
Melaksanakan manajemen aktif kala III : pemberian uterotonika, peregangan talipusat, pemeriksaan kelengkapan plasenta dan selaput. Fisiologi kala III cukup sebagai pengetahuan tetapi melaksanakan manajemen aktif kala III wajib dapat dilakukan.

14.  Melaksanakan manajemen aktif kalai III
Contoh : Setelah proses pengeluaran janin,maka Bidan wajib mengeluarkan dan mengecek plasenta apa ada plasenta yang robek atau tidak.

15.  Memberikan suntikan IM (Uterotonika, antibiotika, sedative)
Contoh : Memberikan suntikan intra muskuler meliputi uterotonika, antibiotika dan sedativa saat manual plasenta. Sesuai dengan permenkes bidan tidak boleh memberikan antibiotic dan sedative, Memberikan kombinasi suntikan ketiganya dilakukan saat manual plasenta.

16.  Memasang infus, mengambil darah untuk pemeriksaan HB dan HMT
Contoh : Kompetensi bidan cukup dapat melakukan pemeriksaan HB dengan metode Sahli bukan pemeriksaan hematokrit.

17.  Menahan uterus untuk mencegan terjadinya inverse uteri dalam kalai III
Contoh : Pada proses pengeluaran plasenta,tangan luar dari fundus ke supra simfisis (tahan segmen bawah uterus)kemudian instruksikan asisten atau penolong untuk menarik tali pusat sambil tangan dalam membawa plasenta keluar(hindari terjadi percikan darah).

18.  Memeriksa kelengkapan plasenta dan selaputnya
Contoh : Setelah plasenta dikeluarkan,Bidan harus memeriksa plasenta apa ada sobekan atau tidak.Jika terjadi sobekan,maka harus dibersihkan dengan kuretase.Tetapi Bidan tidak boleh melakukan kuretase,harus dirujuk ke dokter ahli kandungan.

19.  Memperkirakan jumlah darah yang keluar pada persalinana yang benar
Contoh : Perkiraan jumlah darah yang keluar harus didokumentasikan dengan tepat dan rujukan harus dilakukan bila pendarahannya berlebihan.

20.  Memeriksa robekan vagina, seviks dan perineum
Contoh : Jika terdapat robekan pada vagina,serviks dan perineum maka Bidan berhak melakukan penjahitan pada daerah tersebut.

21.  Menjahit robekan vagina dan perineum tingkat II
Contoh : Menjahit robekan perineum tingkat I dan II. Bidan berwenang melakukan penjahitan robekan perineum tingkat I dan II.

22.  Memberikan pertolongan persalinan abnormal: letak sungsang, partus macet kepada didasar panggul, ketuban pecah dini tanpa infeksi, post term dan pre term.
Contoh: Baringkan ibu miring ke kiri. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan penatalaksanaan gawatdarurat obstertri dan bayi baru lahir dan bidan mendampingi sampai ke tempat rujukan (berikan dukungan dan semangat).

23.  Melakukan pengeluaran plasenta secara manual
Contoh: Melakukan pengeluaran plasenta secara manual jika terjadi HPP.

24.  Mengelola pendarahan post partum
Contoh: Jika terjadi pendarahan pada proses post partum,maka bidan harus menagani dengan tepat.

25.  Memindahkan ibu untuk tindakan tambahan atau kegaewatdaruratan dengan tepat waktu sesuai indikasi
Contoh: Memberikan lingkungan yang aman dan nyaman dengan meningkatkan hubungan kasih sayang ibu dan bayi baru lahir dengan inisiasi menyusui dini.

26.  Jika terjadi kegawat daruratan pada ibu,Bidan harus segera merujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas yang lebih memadai.
Contoh: Meningkatkan keberhasilan menyususi secara eksklusif dan lamanya bayi disususi,merangsang produksi ASI,memperkuat refleks menghisap bayi.Refleks menghisap awal pada bayi paling kuat dalam beberapa jam pertama setelah lahir.

27.  Memberikan lingkungan yang aman dengan meningkatkan hubungan atau ikatan tali kasih ibu dan bayi baru lahir.
Contoh: Memberikan lingkungan yang aman dan nyaman dengan meningkatkan hubungan kasih sayang ibu dan bayi baru lahir dengan inisiasi menyusui dini.

28.  Menfasilitasi ibu unyuk menyusui sesegera mungkin dan mendukung ASI ekskusif.
Contoh: Meningkatkan keberhasilan menyususi secara eksklusif dan lamanya bayi disususi,merangsang produksi ASI,memperkuat refleks menghisap bayi.Refleks menghisap awal pada bayi paling kuat dalam beberapa jam pertama setelah lahir.

29.  Mendokumentasikan temuan-temuan yang pantang dan intervensi yang dilakukan.
Contoh: Sebagai tolak ukur keberhasilan proses membuat keputusan klinil, merupakan catatan permanen tentang asuhan, perawatan, dan obat yang diberikan, dapat digunakan untuk penelitian / studi kasus,dll.


D.    Keterampilan Tambahan

1.      Menolong kelahiran persalinan muka dengan penempatan dan gerakan tangan yang tepat
Contoh : Bidan hanya boleh menolong persalinan normal
Presentasi muka dengan oksiput di anterior sulit dilahirkan

2.      Memberikan suntikan anestesi local jika diperlukan
Contoh : Merupakan asuhan sayang ibu yang bertujuan untuk supaya ibu tidak merasakan sakit pada saat proses penjahitan luka episiotomi.

3.      Melakukan ekstraksi forcep rendah dan vakum jika diperlukan sesuai kewenangan.
Contoh : Melakukan ekstraksi forcep dan vakum dengan kepala di dasar panggul dalam keadaan darurat. Bidan hanya berwenang pada persalinan normal dan bidan tidak berwenang melakukan ekstraksi forcep dan vacum kecuali pada wilayah kerjanya tidak terdapat dokter umum/ dokter spesialis kebidanan.

4.      Mengidentifikasi dan mengelola malpresentasi, distoksia bahu, gawat janin dan kematian janin dikandungan (IUFD) dengan tepat
Contoh : Bidan harus mempunyai keterampilan mengidentifikasi malpresentasi, distosia bahu, gawat janin dan kematian janin dalam kandungan (IUFD) dengan tepat dan merujuk kasus tersebut.

5.      Mengidentifaksi dan mengelola tali pusat menumbang
Contoh : Bidan harus mempunyai ketrampilan mengidentifikasi tali pusat menumbung dan merujuk kasus tersebut.

6.      Mengidentifikasi dan menjahit robekan serviks
Contoh : Bidan harus mampu mengidentifikasi robekan serviks. Menjahit serviks bukan kewenangan bidan.

7.      Mebuat resep dan memberikan obat-obatan untuk mengurangi nyeri jika diperlukan sesuai
Contoh : Memberikan obat-obatan untuk mengurangi nyeri.
Membuat resep bukan kewenangan bidan

8.      Membuat resep bukan kewenangan bidan.i kewenangan.
Contoh : Memberikan oksitosin dengan tepat pada kala III persalinan dan penanganan perdarahan post partum.
Permenkes Wewenang bidan hanya : Obat uterotonika diberikan pada saat postpartum dan kala III. Pemberian oksitosin untuk akselerasi persalinan bukan wewenang bidan.

9.      Memberikan oksitosin dengan tepat untuk induksi akselerasi persalinan dan penanganan pendarahan post partum.
Contoh : Memberikan oksitosin dengan tepat pada kala III persalinan dan penanganan perdarahan post partum.
Permenkes Wewenang bidan hanya : Obat uterotonika diberikan pada saat postpartum dan kala III. Pemberian oksitosin untuk akselerasi persalinan bukan wewenang bidan.






BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak yang bersifat dinamis, berkembang, dan dapat diraih setiap waktu.
Kompetensi tersebut dibagi atas 2 kategori, yaitu :
1.    Kompetensi Inti atau Dasar
Kompetensi minimal yang mutlak dimiliki oleh bidan.
2.    Kompetensi Tambahan atau Lanjutan
Pengembangan dari pengetahuan dan keterampilan dasar untuk mendukung tugas bidan dalam memenuhi tuntutan/kebutuhan masyarakat yang sangat dinamis serta perkembangan IPTEK.
Praktek Kebidanan adalah asuhan yang diberikan oleh bidan secara mandiri baik pada perempuan yang menyangkut proses reproduksi, kesejahteraan ibu dan janin / bayinya, masa antara dalam lingkup praktek kebidanan juga termasuk pendidikan kesehatan dalam hal proses reproduksi untuk keluarga dan komunitasnya.
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal dalam kehidupan.Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial bagi ibu dan keluarga.
B.     Saran
Kami sebagai penulis menyadari di sepenuhnya bahwa di dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari titik kesempurnaan.Oleh karena itu, kritikan yang sifatnya membangun, kami sebagai penulis sangat mengharapkan guna penyempurnaan penyusunan makalah di kemudian hari.






DAFTAR PUSTAKA

http://dinaambarwati.blogspot.co.id/2016/06/asuhan-selama-persalinan-dan-kelahiran.html
makalah/KULIAH/KONSEP KEBIDANAN/Bahan mteri kompetensi bidan an praktek professional bidan/kompetensi bidan dyahtrielchoiri.htm

 12 Soepardi, Suryani. (2006 ) Konsep Kebidanan Bandung: PD IBI Jabar

puisi pancasila tetap abadi

[PUISI] Pancasila Tetap Abadi Sudah cukup banyak nyawa yang kita korbankan Sudah cukup banyak tangis yang kita dengarkan Sudah ...