Sabtu, 20 Januari 2018

MENENTUKAN KALOR YANG HILANG DALAM PROSES PERTUKARAN KALOR(BIOLOGI DASAR)



LAPORAN HASIL PRATIKUM III DAN IV BIOLOGI DASAR
DOSEN : Dr. Domi









DISUSUN OLEH :
Nama                : Wijianti
Nim                  :  17150064
Program Studi :  D3-Kebidanan
Kelas               :  A 14.2



FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI
YOGYAKARTA
2017/2018








PRATIKUM III
“MENENTUKAN KALOR YANG HILANG DALAM PROSES PERTUKARAN KALOR”

A.    TUJUAN
1.      Mahasiswa dapat menentukan jumlah kalor yang hilang dalam proses pertukaran kalor antara air yang bersuhu tinggi dan air yang bersuhu rendah.
2.      Mahasiswa dapat menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya kalor yang hilang.

B.     ALAT DAN BAHAN
1.      Beaker glass 250 ml , 2 buah
2.      Pemanas air
3.      Termometer batang
4.      Timbangan

C.    DASAR TEORI

Jika 2 sistem yang berbeda suhunya bersentuhan, maka sistem yang suhunya lebih tinggi akan melepaskan kalor dan sistem yang suhunya lebih rendah akan menyerap kalor. Karena melepas kalor, maka sistem yang suhunya lebih rendah akan naik suhunya. Pada suatu saat akan terjadi kesetimbangan termal, dan suhu kedua sistem menjadi sama.
            Menurut hukum kekekalan energi, kalor yang lepas sama dengan kalor yang diserap. Dalam kasus kedua sistem adalah sistem terbuka, maka sebagian kalor diserap oleh lingkungan. Kalor ini sering dianggap sebagai kalor yang hilang.
            Misalnya bejana 1 berisi air dengan masa m₁ dan suhu awal t₁ . Bejana 2 berisi air dengan massa m₂ dan suhu awal t₂ . Diketahui  t₂ lebih besar dari t₁ . kalor jenis air adalah 1 kal/gram⁰C. Setelah tercapai kesetimbangan termal, suhu campuran menjadi tᶜ. Kalor yang dilepas bertunda negatif dan kalor yang diserap bertanda positif. Menurut Azas Black :
Kalor yang dilepas = kalor yang diserap

-m₂ x c x (tᶜ - t₂) = m₁ x c x (tᶜ - t₁) + kalor yang hilang.

           

Karena besaran-besaran yang lain diketahui nilainya kecuali besaran kalor yang hilang, maka besarnya kalor yang hilang dapat ditentukan.
     Untuk mengurangi jumlah kalor yang hilang, maka bejana tempat pencampuran dapat diberi bahan yang tidak mudah menyerap kalor, atau tidak mudah menghantar kalor ke lingkungan.
PROSEDUR PERCOBAAN.
1.      Isi air dalam 2 bejana, masing-masing ± 100 ml
2.      Ukur volume air dalam masing-masing bejana.
3.      Hitung massa air dalam masing-masing bejana.
4.      Panaskan air dalam salah satu bejana.
5.      Ukur suhu air dalam masing-masing bejana.
6.      Campurkan air ke dalam salah satu bejana.
7.      Biarkan beberapa saat sampai suhu campuran air itu konstan.
8.      Ukur suhu campuran air itu.
9.      Catat semua data yang diperoleh.
LEMBAR DATA
Tanpa pelapis gabus

·         Mg = Mgelas kosong = a = 204,49 gram
Mg + Mp = Mgelas berisi air panas = b = 294,90 gram
Mp = Mair panas = ( b-a)gr =  (294,90 – 204,49 = 90,41­) gram

·         Mg = Mgelas kosong = p = 223,27 gram
Mg + Md = Mgelas berisi air dingin = q = 515,87 gram
Md  = Mair dingin = (q-p)gr = (515,87 – 223,27 = 292,6) gram

·         Tp = t air panas = 80⁰C
Td = t air dingin = 30⁰C
Th = t air hangat = 39⁰C

·         ∆Td = Th – Td = 39ºC - 30ºC = 9⁰C
∆Tp = Tp – Th = 80ºC - 39ºC = 41⁰C
 (Mp x c x ∆Tp) = (Md x c x Td) x Q

·         Q hilang = (Mp x c x ∆Tp) - (Md x c x Td)
               = (90,41 x 1 x 41) – (292,6 x 1 x 9)
               = (3706,81) – (2633,4)
               = 1073,41 Kal




D.    TUGAS DAN PERTANYAAN

1.         Berapa  kalor yang diserap oleh lingkungan (kalor yang hilang) ?
         jawab : kalor yang hilang pada gelas yang tidak dilapisi gabus adalah 1073,41 Kal

E.     HASIL ANALISIS
Pada pencampuran antara dua zat, sesungguhnya terdapat kalor yang hilang ke lingkungan sekitar. Misalnya, wadah pencampuran akan menyerap kalor sebesar hasil kali antara massa, kalor jenis dan kenaikan suhu wadah dan rumus cepat di atas hanya berlaku untuk dua jenis zat cair yang sejenis (air dengan air) dan wadahnya dianggap tidak ikut menyerap.
F.     KESIMPULAN
Dari praktikum yang dilakukan kelompok kami kemarin, saya membuat kesimpulan bahwa dalam percobaan tersebut dibuktikan bahwa air yang bersuhu tinggi dicampur dengan air yang bersuhu rendah maka air yang bersuhu rendah akan menyerap kalor dan air yang bersuhu tinggi akan melepas kalor.
G.    APLIKASI MEDIS

Pemeliharaan suhu tubuh pada pasien yang mengalami suhu dibawah normal, untuk melindungi tubuh pasien kita perlu memakaikan pakaian selimut yang dapat menghangatkan tubuhnya. Pakaian dan selimut berperan sebagai isolator, bukan menjaga agar dingin atau tidak masuk, tetapi menjaga agar panas tetap berada pada tubuh.sebaliknya jika pasien mengalami demam atau suhu tubuh diatas normal kita perlu melepaskan semua lapisan penghalang atau menempatkan pasien dalam air dingin atau hanagat. Keluarnya panas dari tubuh akan meningkat, panas keluar ke dalam molkeul bukan ke dalam molekul udara. Larutan dapat menyerap panas dan kemudian menguap dan digantikan oleh larutan baru yang dapat menyerap lebih banyak lagi.


   





PRAKTIKUM IV
“DEBIT ALIRAN FLUIDA SEBAGAI FUNGSI DARI JARI-JARI PEMBULUH, TEKANAN FLUIDA DAN VISKOSITAS FLUIDA”

A.    TUJUAN
Agar mahasiswa dapat menemukan hubungan antara :
1.      Debit aliran fluida dengan jari-jari pembuluh
2.      Debit aliran dengan tekanan fluida
3.      Debit aliran fluida dengan viskositas fluida

B.     ALAT DAN BAHAN
1.      Bejana berpancuran
2.      Pembuluh karet/plastik dengan beberapa ukuran jari-jari
3.      Gelas ukur
4.      Stopwatch
5.      Air
6.      Sirup

C.    DASAR TEORI
Hukum Poiseuille
D =  r₄(P₁-P₂)/ 8ƞ L
D = debit aliran = volume aliran/waktu
r = jari-jari pembuluh
(P₁-P₂) = selisih tekanan fluida
Ƞ = viskositas (kekentalan) fluida
L = panjang pembuluh
Satuan viskositas = N s/m2 = Pa.s = pas
Viskositas air = 1 mili pas
Viskositas darah = 1 – 3 mili pas.

Dari hukum Poiseuille terlihat adanya hubungan sebagai berikut.
1.      Debit berbanding lurus dengan pangkat empat jari-jari pembuluh
2.      Debit berbanding lurus dengan selisih tekanan fluida
3.      Debit berbanding terbalik dengan viskositas fluida
4.      Debit berbanding terbalik dengan panjang pembuluh
Dalam konteks medis, hukum ini dapat diterapkan untuk mengkaji hubungan antara debit aliran darah dengan jari-jari pembuluh darah, tekanan darah dan viskositas darah.
      Jari-jari pembuluh dapat diubah-ubah dengan mengganti pembuluh dari berbagai ukuran. Selisih tekanan fluida merupakan selisih tekanan hidrostatis fluida pada posisi lubang pancuran dan pada posisi permukaan fluida dalam bejana berpancuran. Jika selisih tinggi fluida pada kedua posisi itu adalah h, maka selisih tekanan hidrostatis, P = ρgh dimana ρ adalam massa jenis fluida, g adalah percepatan grativitasi dan h adalah massa tinggi fluida. Viskositas fluida dapat diubah-ubah dengan mengganti kosentrasi larutan fluida. Untuk itu  dalam percobaan ini, air akan ditambahkan sirup dengan berbagai konsentrasi.
D.    PROSEDUR PERCOBAAN


h        - - - - - - - - - - - - - -









1.Debit sebagai fungsi jari-jari pembuluh.
a. bejana berpancuran diisi air sampai hampir penuh. Kran pancuran masih tertutup. Ukur tinggi air dalam bejana
b. pembuluh dengan ukuran jari-jari tertentu, dihubungkan ke pancuran. Gelas ukur dipasang pada ujung pembuluh untuk menampung air yang keluar dari pembuluh.
c. tutup pancuran dibuka, bersamaan dengan stopwatch diaktifkan.
d. setelah selang waktu tertentu, (sebelum gelas ukur penuh), stopwatch dimatikan.
e. amati dan catat volume air yang tertampung dalam gelas ukur.
f. ulangi kegiatan 1) ampai dengan 5) di atas, dengan mengganti-ganti ukuran jari-jari pembuluh.
g. catat data yang diperoleh pada gambar data D= f(r)
            2.Debit sebagai fungsi tekanan fluida
lakukan kegiatan seperti pada prosedur A, dengan mengubah-ubah tinggi air dalam bejana berpancuran. Jari-jari pembuluh tetap (pilih salah satu pembuluh). Catat data yang diperoleh pada lembar data D =f(P)
            3.Debit sebagai fungsi viskositas fluida
Lakukan kegiatan seperti pada prosedur A, dengan mengubah-ubah viskositas fluida. Jari – jari pembuluh tetap (pilih salah satu pembuluh). Tinggi fluida tetap. Catat data yang diperoleh pada lembar data D =f(ƞ)

E.     PERTANYAAN/TUGAS

1.      Apa yang dapat terjadi jika seseorang mengalami gejala penyempitan pembuluh darah ?
Jawab :  Hal ini terjadi bila pembuluh darah mengeras(r mengecil). Ini disebabkan karena kolesterol, kalsium, lemak yang mengendaap dalam pembuluh darah. Akibatnya mempengaruhi debit aliran darah sehingga aliran dalam darah menurun, tekanan darah meningkat. Dalam kata lain, jika r makin kecil maka untuk meningkatkan debit, tubuh akan memperbesar (P1 – P2).Ini berarti meningkatkan kerja jantung, dengan akibat pembengkakan jantung pada penderita hipertensi.
Penyumbatan pembuluh darah dapat terjadi hampir di semua bagian tubuh, namun yang lebih menyebabkan kematian adalah bila terjadi di jantung dan otak. Bila terjadi di daerah jantung akan menyebabkan serangan jantung (Infark), sementara penyumbatan yang terjadi di daerah leher hingga otak akan memicu stroke. Penyumbatan juga dapat terjadi pada daerah kaki (claudicasio) dan bahkan pada ginjal, yang akhirnya bisa menyebabkan terjadinya gagal ginjal.

2.      Bagaimana menentukan tekanan fluida pada dasar bejana berpancuran ?
Jawab :  Hukum Poiseuille
D= (P1-P2)/ 8  L
D= debit aliran = volume aliran/waktu
r= jari-jari pembuluh = 3,14
(P1-P2) = selisih tekanan fluida
= viskositas(kekentalan) luida
= panjang pembuluh
Satuan viskositas= N s/m= Pa.s = pas
Viskositas air= 1 mili pas
Viskositas darah= 1-3 mili pas


3.      Bagaimana menentukan konsentrasi sirup dalam air ?
Jawab : konsentrasi =  x 100 %

4.      Bagaimana hubungan antara konsentrasi dengan viskositas ?
Jawab :  tergantung dengan jenis zat yang terlaru dalam cairan tersebut.   Cairan yang lebih encer dari air justru akan menurunkan viskositas larutan  bila kadarnya bertambah.

5.      Menurut hasil percobaan anda, bagaimana hubungan antara :
a.       D dengan r
b.      D dengan P
c.       D dengan ƞ
Jawab : a.     D  dengan  r
Jari-jari pembuluh merupakan faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap debit. Kalau jari-jari pembuluh menjadi ½ r, maka debitnya menjadi 1/16 debit semula.  Maksudnya aliran debit makin cepat pada pembuluh dengan jari-jari yang besar dan sebaliknya, aliran debit makin lambat pada pembuluh dengan jari-jari yang kecil.
b.    D  dengan  P
Apabila tekanan zat cair/darah pada salah satu ujung pembuluh lebih tinggi dari ujung lainnya,maka zat cair/darah akan mengalir dari tekanan yang lebih tinggi ke tekanan yang lebih rendah. Dengan demikian aliran zat cair/darah berbanding langsung terhadap perbedaan tekanan. Semakin tinggi maka debitnya semakin besar, samkin pendek maka debitnya semakin kecil.
c.    D  dengan  η
Vikositas adalah ukuran kekentalan suatu fluida atau juga bisa dikatakan vikositas adalah besaran yang menunjukan berapa besar diperlukan suatu gaya (tegangan geser) untuk menghasilkan pergeseran. Pada teorinya, “Makin kental suatu fluida yang melewati pembuluh maka semakin besar gesekan terhadap dinding pembuluh, sehingga tahanan yang dihasikannya semakin besar.” Namun dari hasil percobaan kami pada saat air ditambahkan sirup, kecepatan air bukan samakin lambat tetapi semakin cepat. Hal ini bisa jadi disebabkab karena kurangnya kekentalan dari sirup itu sehingga terjadi ketidaksamaan antara teori dan praktik.

6.      Berdasarkan data yang anda peroleh, gambar grafik :
a.       D =f(r)
b.      D = f(P)
c.       D=f(ƞ)




LEMBAR DATA
A.    Data D = f(r)
Tinggi air, h = 2000cm
Vikositas air, η = 1mpas
D = vol/s atau D = cm3/s
No.
r(cm)
V(cm3)
t(s)
D (cm3/s)
1.
Dk
1000 cm3
75.32 s
13.27 cm3/s
2.
Ds
1000 cm3
45,44 s
22.00 cm3/s
3.
Db
1000 cm3
22,86 s
43.74 cm3/s

B.     Data D = f(P)
Jari – jari pembuluh = besar
Vikositas air, η = 1mpas
D = vol/s atau D = cm3/s
No.
H (cm)
V(cm3)
t(s)
D (cm3/s)
1.
Dk
2000 cm3
70.46 s
28,38 cm3/s
2.
Ds
1500 cm3
72.00 s
20,83 cm3/s
3.
Db
1000 cm3
42,92 s
23,29 cm3/s

C.     Data D = f(ƞ)
Jari – jari pembuluh = besar
Volume cairan = 2000ml
D = vol/s atau D = cm3/s
No.
Konsentrasi (%)
V(cm3)
t(s)
D (cm3/s)
1.
0
2000 cm3
70,46s
28,38 cm3/s
2.
25
2000 cm3
80,92s
24,71 cm3/s
3.
50
2000 cm3
76,61s
26,106 cm3/s







F.     ANALISIS DAN PEMBAHASAN

1.      Data D =f(r)

a.       Debit selang kecil = 13.27 cm3/s
b.      Debit selang sedang =  22.00 cm3/s
c.       Debit selang besar = 43.74 cm3/s.

2. Data D=f(P)

a.       Debit rendah =  28.38 ml/s
b.      Debit sedang =   20.83ml/s
c.       Debit tinggi =  23.29 ml/s

2.      Data D = f(ƞ)

a.       Debit tanpa sirup = 28,38 cm3/s
b.      Debit sirup encer = 24,71 cm3/s
c.       Debit kental =  26,106 cm3/s

G.    KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil percobaan adalah pengaruh jari-jari terhadap debit, semakin besar jari-jari maka debit akan semakin besar. Pengaruh tekanan terhadap debit adalah semakin tinggi suatu benda atau semakin besar tekanannya maka debit akan semakin besar. Dan pengaruh kekentalan cairan adalah semakin kental cairan maka debit semakin kecil.
Dari hukum poiseuille terlihat adanya hubungan sebagai berikut :

·         Debit berbanding lurus dengan pangkat empat jari-jari pembuluh
·         Debit berbanding lurus dengan selisih pangkat empat jari-jari pembuluh
·         Debit berbanding terbalik dengan viskositas fluida
·         Debit berbanding terbalik dengan panjang pembuluh 

Ada 4 faktor yang mempengaruhi laju alir zat cair pada pembuluh, yaitu:

1.      Panjang pembuluh
2.      Diameter pembuluh
3.      Viskositas / kekentalan zat cair
4.      Tekanan

c.      Dalam konteks medis, hukum ini dapat di terapkan untuk mengkaji hubungan antara debit aliran darah dengan jari-jari pembuluh darah, tekanan darah dan viskositas darah.
d.       Pembuluh darah kecil→kecepatan aliran meningkat→tekanan besar→kerja jantung meningkat→hipertensi
e.        Darah kental→gesekan terhadap dinding pembuluh membesar→tekanan besar besar→kerja jantung meningkat→hipertensi

H.              APLIKASI MEDIS

Penderita usia lanjut pembuluh darahnya sudah banyak yang menyempit karena penyumbatan oleh lemak,kolesterol,kalsium yang mengendap dalam pembuluh darah.
Pada aliran darah, makin kecil penampang pembuluh darah, makin besar kecepatan aliran darah yang menyebabkan makin besar tekanan yang dilakukan terhadap pembuluh darah. Hal ini meningkatkan kerja jantung dan menyebabkan pembekakan jantung dan berakhir pada hipertensi.
Semakin kental suatu zat, maka makin besar gesekan terhadap dinding pembuluh, akibatnya tekanan semakin besar. Jadi dengan memperkecil viskositas dapat memperbesar debit. Bagi penderita hipertensi ada obat yang memberikan efek pengurangan viskositas darah



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

puisi pancasila tetap abadi

[PUISI] Pancasila Tetap Abadi Sudah cukup banyak nyawa yang kita korbankan Sudah cukup banyak tangis yang kita dengarkan Sudah ...