Anatomi fisiologi organ reproduksi wanita
1.
Genetalia eksterna (alat kelamin luar)
A.
Mons veneris
Disebut juga gunugn venus, menonjol ke
bagian depan menutup tulang kemaluan.
B.
Labia mayora (bibir besar)
Bentuknya lonjong menjurus ke bawah dan
bersatu di bagian bawah. Bagian luar labia mayora terdiri dari kulit berambut,
kelenjar berlemak, dan kelenjar keringat, bagian dalamnya tidak berambut dan
mengandung kelenjar lemak, bagian ini mengandung banyak ujung saraf sehingga
sensitif saat hubungan seks.
C.
Labia minora (bibir kecil)
Merupakan lipatan kecil didalam labia
mayora. Kedua labia ini mempunyai pembuluh darah, sehingga dapat menjadi besar
saat keinginan seks bertambah.
D.
Klitoris
Merupakan bagian erektil, seperti penis
pada pria. Mengandung banyak pembuluh darah dan saraf. Terdapat di bawah kommisura
labia anterior dan sebagian tersembunyi di antara ujung labia minora, banyak
yang mengandung saraf , terdiri dari :
Korpus karvenous yang mengandung
jarinagn erektil ditutupi oleh lapisan padat.
Membran fibrosa bergabung sepanjang
permukaan medial oleh septum pektini formis.
E.
Vestibulum
Celah di antara labia minora di belakang
glans glitoris, di dalamnya terdapat orifisium uretra 2,5 cm. Bagian glans
belakang dan vagina merupakan muara duktus vestibularis mayor, liang senggama,
kelenjar bartolini, dan kelenjar skene dan kanan.
F.
Himen (selaput dara )
Lapisan tipis menutupi sebagian liang
senggama. Di tengahnya berlubang, merupakan tempat keluarnya menstruasi ,
bentuknya berfariasi dan bila teregang akan terbentuk cincin. Pada koitus
pertama himen robek di beberapa tempat dan sisanya himen yang telah ruptur,
ditemukan penonjolaan kecil disebut karunkulae mirtiformis. Diantar himen dan
frenulun labia terdapat lekukan kecil yang disebut fosa navikularis.
G.
Orifisium vagina
Merupakan celah yang terdapat dibawah
dan dibelakang muara uretra, ukurannya bergantung pada himen, lipatan tepi
dalamnya berkontak satu sama lainnya. Bulbus vestibularis terdiri dari dua masa
erektil dan masing-masing sisi orifisium vagina yang disebut pars intermedis,
masing-masing masa lateralis panjangnya 2,5 cm.
H.
Grandula vestibularis mayor (bartolini)
Terdiri dari dua bagian melingkar dengan
warna merah kekuning-kuningan.pada orifisium vaginalis, ujung posterior dari
masing-masing bulbus vestibula panjang salurannya 2cm.
I.
Perinium
bagian anatomi terletak di panggul. Ini
adalah bagian yang paling bawah dari saluran panggul, yang terletak di antara
paha. Perineum ini memisahkan rongga panggul atas dengan rongga panggul bawah.
Fungsi perineum berisi struktur yang mendukung kemih, genital dan organ dalam
gastrointestinal. Mereka memainkan peran penting dalam berkemih, buang air
besar, hubungan seksual dan melahirkan. Pada artikel ini, kita akan melihat
batas-batas, isi dan korelasi klinis perineum.
J.
Vulva
Vulva terdiri dari beberapa struktur
utama yaitu mons pubis, labium mayor dan labium minor, klitoris, saluran
uretra, saluran vagina dan himen atau selaput dara.
Sebagai organ intim, vulva memiliki
fungsi penting dalam aktivitas seksual. Vulva terdiri banyak sensor saraf dan
stimulasi yang sesuai dapat menghasilkan kepuasan seksual . Selama penetrasi,
rambut yang tumbuh pada vulva akan berfungsi
sebagai pelindung yang akan menahan benturan. Rambut ini juga berfungsi
melindungi kelenjar skene dan bartholin dari cairan vagina, keringat dan iritasi.
Sayangnya, kini banyak wanita yang mencukur rambut di sekitar vulva tersebut.
2.
Genetalia interna
A.
Vagina
Merupakan penghubung antara genetalia
eksterna dengan genitalia interna. Vagina berukuran di depan 6,5 cm dan
belakang 9,5 cm. Sumbunya berjalan kira-kira sejajar dengan arah tepi bawah
simfisis ke promontorium. Pada puncak vagina terdapat bagian yang menonjol dari
leher rahim disebut porsio.
Epitel vagina merupakan epitel skuamosa
dalam beberapa lapisan. Lapisannya tidak mengandung kelenjar akan tetapi
mengadakan transudasi. Mukosa vagina berlipat-lipat secara horizontal, lipatan
ini dinamakan rugae. Dinding belakang vagina lebih panjang dan membentuk
forniks posterior, forniks lateralis sinistra, dan forniks lateralis dekstra.
B.
Uterus
Uterus pada orang dewasa merupakan organ
tebal seperti buah aplpokat atau buah pir. Terletak didalam rongga pelvis
diantara rektum dan kandung kemih. Panjang uterus 7-7,5 cm, lebar 5 cm dan
tebal 2,5 cm. Korpus uteri ke arah depan membentuk sudut 120-130 derajat dengan
serviks uteri.
Uterus terdiri dari :
C.
Fundus uteri
Ditutupi oleh peritonium, berhubugan
dengan fascies vesikalis dan permukaan internalis.
D.
Korpus uteri
Didalamnya terdapat rongga (kavum uteri)
yang membuka keluar melalui saluran kanalis servikalis yang terletak pada
serviks, bagian ini merupakan tempat berkembangnya janin
E.
Serviks uteri
Bagian uterus yang menyempit, berbentuk
kerucut dengan apeks yang menjurus ke bawah dan ke belakang dan sedikit lebar
pertengahan. Serviks dibagi atas 2 bagian :
F.
Porsio supravaginalis
Dipisahkan dari vesika urinaria oleh
parametrium yang memanjang pada sisi lateral uterus diantar ligamentum latum
uretra dan uterus, berjalan ke bawah dan ke depan di dalam parametrium
sepanjang 2 cm dari serviks
G.
Porsio vaginalis
Terdapat di antara forniks anterior dan
forniks posterior
Kavum
uteri merupakan bangunan berupa segitiga, yang basisnya dibentuk oleh permukaan
dalam dari fundus uteri di antara tuba uterina. Uteri interna terdiri dari :
·
Endometrium : terdiri dari jaringan epitel dan kelenjar
yang banyak mengandung pembuluh darah yang berlekuk-lekuk. Pertumbuhan dan
fungsi endometrium dipengaruhi oleh hormon steroid ovarium.
·
Miometrium : lapisan otot yang tersusun sedemikian rupa
hingga dapat mendorong isinya pada waktu persalinan dan dapat mengecil kembali
setelah keluar plasenta.
·
Perimetrium (lapisan luar) : dilapisi oleh peritonium
viseral, ditemukan pada dinding korpus uteri serosa atau peritonium uterus,
mendapat darah dari arteri uterina cabang dari arteri iliaka interna yang
menjadi arteri ovarika.
Panjang dari kavum uteri ke orifisium
eksternus 6,25 cm. Fungsi uterus adalah menahan ovum yang telah dibuahi,
tertahan dalam endometrium, dan pada saat melahirkan uterus berkontraksi
mendorong janin keluar.
Pembuluh darah uterus :
A. Uterina, cabang dari hipogastrika,
tepat sebelum sampai ke bagian supravaginal bercabang dua.
A. Ovarika , cabang daro aorta, masuk
kedalam ligamentum latum melalui ligamentum infundibulum pelvikum sampai hilus
ovarium.
V. Uterus berjalan arahnya berlawanan
dengan arteri. Darah uterus bergabung dengan V. Uterina pada sisi-sisi dan
masuk ke V. Hipogastrika .
3.Tuba falopii
Merupakan saluran telur yang menyangkut
ovum dari ovarium ke kavum uteri. Panjangnya rata-rata 11-14 cm . tuba falopii
ada 2 bagian, mulai dari sisi pelvis ke sudut superior lateral uterus. Masing
tergantung pada plika peritonial mesenterium yang meliputi margo superior dan
berdekatan dengan ligamentum latum.
Tuba falopi terdiri dari :
·
Pars interstisialis : bagian tuba yang terdapat di dalam
uterus.
·
Pars ismika/istmus : bagian yang sempit pada sudut antara
uterus dan tuba.
·
Pars ampularis/ampula : bagian yang membentuk saluran
yang lebar meliputi ovarium.
·
Infundibulum : bagian ujung tuba yang terbuka mempunyai
umbul yang disebut fimbriae, melekat pada ovarium menuju tuba.
4.Ovarium
Kelenjar yang terletak di kanan dan kiri
uterus terikat oleh ligamentum uterus. Ovarium berhubungan dengan uterus
melalui ligamentum ovarii propium, terletak pada lapisan belakang ligamentum
latum.indung telur mengeluarkan telur (ovum) setiap bulan silih berganti kanan
dan kiri . pada saat telur (ovum) dikeluarkan wanita disebut “ dlam masa subur”
. produksi telur pada wanita sesuai dengan usia adalah sbg :
·
Saat lahir bayi perempuan mempunyai sel telur 750.000
·
Umur 6-15 tahun perempuan mempunyai sel telur 439.000
·
Umur 16-25 tahun mempunyai sel telur 159.000
·
Umur 26-35 tahun mempunyai sel telur 59.000
·
Umur 35-45 tahun mempunyai sel telur 34.000
·
Masa menopouse semua telur menghilang.
2.TULANG
PANGGUL
Pelvis
(panggul) tersusun atas
empat tulang: sakrum,
koksigis, dan dua
tulang inominata yang
terbentuk oleh fusi
ilium, iskium, dan
pubis. Tulang-tulang
inominata bersendi dengan
sakrum pada sinkondrosis sakroiliaka
dan bersendi dengan
tulang inominata sebelahnya
di simfisis pubis (Cunningham, et
al,2010). Panggul dibagi
menjadi dua regio
oleh bidang imajiner
yang ditarik dari promontorium sakrum ke pinggir atas
simfisis pubis, yaitu:
a.Panggul palsu
Terletak di atas bidang, berfungsi untuk
menyokong intestinum.
b.Panggul sejati
Terletak
di bawah bidang,
memiliki dua bukaan
yaitu: arpertura pelvis
superior (pintu atas panggul) dan
arpetura pelvis inferior
(pintu bawah panggul) (Baun, 2005) Panggul terdiri dari :
A.
Bagian keras yang dibentuk oleh tulang
B.
Bagian yang lunak yang dibentuk oleh otot-otot dan
ligamenta.
Tulang panggul
-2 tulang pangkal paha (ossa coxae)
-1 tulang kelangkang (os sacrum)
-1 tulang tungging (os cooccygis)
Os sacrum
Dibentuk oleh persatuan lima vertebra
sacralis. Bentuknya seperti segitiga dengan puncaknya menghadap ke bawah dan
terletak sedemikian rupa seperti suatu baji diantara os coxae kanan dan kiri,
dengan tulang-tulang disebut os sacrum bersendi. Os sacrum membentuk dinding
belakang rongga pelvis.
Cekungan os sacrum (facies pelvica)
adalah permukaan depan sacrum yang cekung.
Alae adalah sacralis meluas keluar kanan
kiri vertebra sacralis pertama.
Promontorium adalah titik pusat tepi
atas vertebrata sacralis pertama dengan dasar vertebra lumbalis ke-5bdan
menonjol di atas cekung sacrum.
UKURAN-UKURAN PANGGUL
Conjugata vera yaitu perbatasan dari
tepi atas symphysis sampai ke promontorium, tidak dapat diukur secara klinis (
kurang lebih 11 cm )
Conjugata diagonalis yaitu tepi bawah
symphysis sampai ke promontorium (kurang lebih 12-13 cm)
Cara mengukur conjugata diagonalis
Dengan 2 jari telunjuk dan jari tengah,
melalui konkavitas dari sacrum, jari tengah digerakkan ke atas sampai dapat
meraba promontorium.
Sisi radial dari jari telunjuk
ditempelkan pada pinggir bawah symphysis dan tempat ini ditandai dengan kuku
jari telunjuk tangan kiri.
Diameter oblique (menyilang) yaitu
articulatio saccroilliaka sampai tuber pubicum (12,5 cm)
Diameter tranversal adalah jarak antara
linea terminalis kiri dan kanan (13,5 cm )
BIDANG-BIDANG PANGGUL
PINTU ATAS PANGGUL
Pintu atas panggul adalah batas atas
dari panggul kecil.
Bentuknya bulatan oval dengan panjang
kesamping dan dibatasi oleh :
·
Promontorium
·
Sayap sacrum
·
Linea terminalis
·
Ramus superior
·
Pinggir atas symphysis
Biasanya 3 ukuran ditentukan dari PAP
1.
Ukuran muka belakang (diameter antero posterior, conjugata vera )
2.
Ukuran melintang (diameter tranversal )
3.
Kedua ukuran serong ( diameter obliqua )
1)
Ukuran muka belakang
Dari promontorium ke pinggir atas
symphysis, dikenal dengan nama conjugata vera dengan ukuran 11 cm.
Pada wanita hidup conjugata vera tak
dapat diukur dengan langsung, tapi dapat diperhitungkan dari conjugata diagonalis
(dari promontorium ke pinggir bawah symphysis)
2)
Ukuran melintang
Adalah ukuran terbesar antara linea
terminalis kanan dan kiri dengan jarak kurang lebih 13,5 cm
3)
Ukuran serong
Dari articulatio sacroilliaka ke
tuberpubikum dari belahan panggul yang bertentangan, dengan jarak kurang lebih
13 cm.
BIDANG LUAS PANGGUL
Yaitu bidang dengan ukuran-ukuran
terbesar. Bidang luas panggul terbentang antara pertengahan symphysis,
pertengahan acetabulum dan pertemuan antara ruas sacral II dan III Ukuran muka
belakang 12,75 cm, dan ukuran melintang
12,5 cm. Bidang ini tidak menimbulkan kesukaran dalam persalinan.
BIDANG SEMPIT PANGGUL
Yaitu bidang dengan ukuran-ukuran
terkecil. Bidang sempit panggul terdapat setinggi pinggir bawah symphysis, kedua
spina ischiadicae dan memotong sacrum krang lebih 1-2 cm di atas ujung sacrum. Bidang
ini paling sulit penilaiannya karena ukurannya paling kecil, dan sulit
mengukurnya.Kesempitan pintu bawah panggul biasanya disertai kesempitan bidang
sempit panggul.
PINTU BAWAH PANGGUL
Pintu bawah panggul terdiri dari 2
segitiga dengan dasar yang sama, ialah garis yang menghubungkan kedua tuber
ischiadicum kiri dan kanan.
Puncak dari segitiga yang belakang
adalah ujung os sacrum sedangkan segitiga depan dibatasi oleh arcus pubis.
Pada pintu bawah panggul biasanya
ditentukan oleh 3 ukuran yaitu :
1.
Ukuran muka belakang
Dari pinggir bawah symphysis ke ujung
sacrum (11,5 cm)
2.
Ukuran melintang
Ukuran antara tuber ischiadicum kiri dan
kanan sebelah dalam (10,5cm)
3.
Diameter sagitalis posterior
Dari ujung sacrum ke pertengahan ukuran
melintang (7,5cm)
BIDANG HODGE
Bidang hodge untuk menentukan berapa
jauh bagian depan anak itu turun ke dalam rongga panggul.
Bidang hodge antara lain :
·
Hodge I
Ialah setinggi
pintu atas panggul
·
Hodge II
Sejajar dengan
hodge I setinggi tepi bawah symphisis
·
Hodge III
Sejajar dengan
hodge I setinggi spina ischiadica
·
Hodge IV
Sejajar dengan
hodge I setinggi ujung os coccygis
UKURAN
LUAR PANGGUL
ukuran luar panggul tidak dapat
digunakan untuk penilaian apakah persalinan dapat berlangsung secara biasa atau
tidak. Walaupun begitu ukuran luar panggul dapat memberi petunjuk akan
kemungkinan panggul sempit.
Ukuran-ukuran luar panggul yaitu :
•
Distania spinarum adalah jarak antara SIAS kiri dan kanan (26-28 cm)
•
Distania cristarum adalah jarak antara crista iliaca kiri dan kanan
(28-30 cm)
•
Diastania boudeloque adalah jarak antara tepi atas symphysis sampai ruas
lumbal ke 5 (18-20 cm)
•
Lingkar panggul adalah dari tepi
atas symphisys ke pertengahan SIAS lalu ke proxesus lumbal ke 5 kembali ke
pertengahan SIAS dan kembali di tepi atas shymphisis (80-100 cm)
Macam-macam
bentuk panggul pada wanita
Bentuk Panggul
Klasifikasi menurut Caldwell dan Molloy,
bentuk panggul terbagi menjadi 4 yaitu:
1. Panggul gynecoid
2. Panggul android
3. Panggul anthropoid
4. Panggul platypeloid
·
Panggul Gynecoid
Panggul yang paling ideal. Diameter
anteroposterior sama dengan diameter transversa bulat. Jenis ini ditemukan pada
45% wanita.
·
Panggul Android
Bentuk pintu atas panggul hampir
segitiga. Umumnya pada panggul pria. Panjang diameter transversa dekat dengan
sakrum. Pada wanita ditemukan 15%.
·
Panggul Anthropoid
Bentuk pintu atas panggul agak lonjong
seperti telur. Panjang diameter anteroposterior lebih besar daripada diameter
transversa. Jenis ini ditemukan 35% pada wanita.
·
Panggul Platypeloid
Merupakan panggul picak. Diameter
transversa lebih besar daripada diameter anteroposterior, menyempit arah muka
belakang. Jenis ini ditemukan pada 5% wanita.
E. Kelainan Panggul
Sebagai sebuah kondisi yang sulit
didiagnosis, disfungsi dasar panggul (pelvic floor dysfunction/PFD) ternyata
cukup banyak dialami wanita, terutama setelah melahirkan. dan jika tidak
ditangani dengan baCiri-ciri khas jalan lahir adalah sebagai berikut :
1.
Terdiri dari 4 bidang, Pintu atas panggul, Bidang terluas panggul,
Bidang tersempit panggul, Pintu bawah panggul.
2.
Jalan lahir merupakan corong yang melengkung ke depan (Sumbu Carus).
a. Pintu Atas Panggul
Pintu atas panggul merupakan bulatan
oval dengan panjang ke samping dan dibatasi oleh :
·
Promontorium
·
Sayap os sakrum
·
Linea terminalis kiri dan kanan
·
Pinggir atas simfisis pubis
Pada pintu atas panggul (PAP) ditentukan
3 ukuran penting, yaitu :
·
Ukuran muka belakang (Conjugata Vera)
: Panjangnya sekitar 11 cm, tidak
dapat diukur secara langsung, tetapi ukurannya diperhitungkan melalui
pengukuran Conjugata diagonalis. Panjang Conjugata diagonalis antara
promontorium dan tepi bawah simfisis pubis. Conjugata Vera (CV) = CD – 1,5 CM.
·
Ukuran melintang (Diameter Transversa)
: Jarak antara kedua linea
terminalis (12,5 cm).
·
Ukuran serong (Diameter Obliqua)
: Jarak antara artikulasio
sacro-iliaka menuju tuberkulum pubikum yang bertentangan. Kedua ukuran ini
tidak dapat diukur pada wanita yang masih hidup.
b. Bidang Luas Panggul
Bidang terluas dalam panggul wanita
membentang antara pertengahan simfisis menuju pertemuan tulang belakang (Os
sacrum) kedua dan ketiga. Ukuran muka belakangnya 12,75 cm dan ukuran melintang
12,5 cm. Dalam proses persalinan bidang ini tidak menimbulkan kesukaran.
c. Bidang Sempit Panggul
Bidang sempit panggul mempunyai ukuran
terkecil jalan lahir, membentang setinggi tepi bawah simfisis menuju kedua spina
ischiadica dan memotong tulang sakrum setinggi 1-2 cm di atas ujungnya.
Ukuran muka belakangnya 11,5 cm dan ukuran
melintangnya sebesar 10 cm.
d. Pintu Bawah Panggul
Pintu bawah panggul terdiri dari 2
segitiga dengan dasar yang sama yaitu :
Segitiga depan : dasarnya tuber ossis
ischiadica dengan dibatasi arkus pubis.
Segitiga belakang : dasarnya tuber ossis
dan dibatasi oleh os sacrum.
Ukuran-ukuran pintu bawah panggul adalah
:
Ukuran muka belakang : Tepi bawah simfisis menuju ujung
tulang sakrum (11,5 cm).
Ukuran melintang : Jarak antara tuber
ischiadica kanan dan kiri sebesar 10-10,5 cm.
Diameter sagitalis posterior : Ujung
tulang sakrum ke pertengahan ukuran melintang 7,5 cm.ik, maka kelainan itu bisa
memengaruhi kualitas hidup wanita.
Faktor yang mempengaruhi ukuran dan
bentuk panggul :
·
Perkembangan: bawaan lahir atau keturunan.
·
Suku bangsa.
·
Nutrisi: gangguan gizi (malnutrisi)
·
Faktor hormon: kelebihan androgen menyebabkan panggul
jenis android
·
Metabolisme: ricketsia dan osteomalasia.
·
Trauma, penyakit atau tumor tulang panggul, kaki dan
tulang belakang.
3.
Siklus
menstruasi
Umumnya siklus menstruasi terjadi secara periodik setiap 28 hari (ada pula setiap 21 hari dan 30 hari) yaitu sebagai berikut : Pada hari 1 sampai hari ke-14 terjadi pertumbuhan dan perkembangan folikel primer yang dirangsang oleh hormon FSH. Pada saat tersebut sel oosit primer akan membelah dan menghasilkan ovum yang haploid. Saat folikel berkembang menjadi folikel de Graaf yang masak, folikel ini juga menghasilkan hormon estrogen yang merangsang keluarnya LH dari hipofisis. Estrogen yang keluar berfungsi merangsang perbaikan dinding uterus yaitu endometrium yang habis terkelupas waktu menstruasi, selain itu estrogen menghambat pembentukan FSH dan memerintahkan hipofisis menghasilkan LH yang berfungsi merangsang folikel de Graaf yang masak untuk mengadakan ovulasi yang terjadi pada hari ke-14, waktu di sekitar terjadinya ovulasi disebut fase estrus.
Selain itu, LH merangsang folikel
yang telah kosong untuk berubah menjadi badan kuning (Corpus Luteum).
Badan kuning menghasilkan hormon progesteron yang berfungsi mempertebal lapisan
endometrium yang kaya dengan pembuluh darah untuk mempersiapkan datangnya
embrio. Periode ini disebut fase luteal, selain itu progesteron
juga berfungsi menghambat pembentukan FSH dan LH, akibatnya korpus luteum
mengecil dan menghilang, pembentukan progesteron berhenti sehingga pemberian
nutrisi kepada endometriam terhenti, endometrium menjadi mengering dan
selanjutnya akan terkelupas dan terjadilah perdarahan (menstruasi) pada hari
ke-28. Fase ini disebut fase perdarahan atau fase menstruasi. Oleh
karena tidak ada progesteron, maka FSH mulai terbentuk lagi dan terjadilan
proses oogenesis kembali.
Gambar 1. Siklus Menstruasi
Siklus mentruasi ini melibatkan
kompleks hipotalamus-hipofisis-ovarium.
Gambar 2. Kompleks
Hipotalamus-Hipofisis-Ovarium
Sistem hormonal yang mempengaruhi
siklus menstruasi adalah:
1. FSH-RH (follicle
stimulating hormone releasing hormone) yang
dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH
2. LH-RH (luteinizing
hormone releasing hormone) yang dikeluarkan
hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan LH
3. PIH (prolactine
inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis
untuk mengeluarkan prolaktin
Pada tiap siklus dikenal 3 masa
utama yaitu:
1. Masa menstruasi yang
berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu endometrium (selaput rahim)
dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan hormon-hormon ovarium berada dalam
kadar paling rendah
2. Masa proliferasi dari
berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah menstruasi berakhir,
dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidua
fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin. Pada fase ini
endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi pelepasan
sel telur dari indung telur (disebut ovulasi)
3. Masa sekresi. Masa
sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon progesteron dikeluarkan
dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk membuat kondisi rahim siap untuk
implantasi (perlekatan janin ke rahim)
Daur Menstruasi
Masa Subur
Masa subur adalah masa dimana
akan terjadi kehamilan pada saat fertilisasi. Pada masa itulah, sel telur yang
dihasilkan berada dalam keadaan siap untuk dibuahi.
Terjadinya
kehamilan
Tahap awal perkembangan manusia diawali
dengan peristiwa pertemuan/peleburan sel sperma dengan sel ovum yang dikenal
dengan peristiwa FERTILISASI. Fertilisasi akan menghasilkan sel individu baru
yang disebut dengan zygote dan akan melakukan pembelahan diri/pembelahan sel
(cleavage) menuju pertumbuhan dan perkembangan menjadi embrio.
2.1 Proses Pembentukan Janin
• Spermatogenesis
Peralihan dari bakal sel kelamin yang
aktif membelah ke sperma yang masak serta menyangkut berbagai macam perubahan
struktur yang berlangsung secara berurutan. Spermatogenesis berlangsung pada
tubulus seminiferus dan diatur oleh hormone gonadtotropin dan testosterone
(Wildan yatim, 1990).
Tahap pembentukan spermatozoa dibagi
atas tiga tahap yaitu :
1. Spermatocytogenesis
Merupakan spermatogonia yang mengalami
mitosis berkali-kali yang akan menjadi spermatosit primer.
- Spermatogonia
Spermatogonia merupakan struktur
primitif dan dapat melakukan reproduksi (membelah) dengan cara mitosis.
Spermatogonia ini mendapatkan nutrisi dari sel-sel sertoli dan berkembang
menjadi spermatosit primer.
- Spermatosit Primer
Spermatosit primer mengandung kromosom
diploid (2n) pada inti selnya dan mengalami meiosis. Satu spermatosit akan
menghasilkan dua sel anak, yaitu spermatosit sekunder.
2. Tahapan Meiois
Spermatosit I (primer) menjauh dari
lamina basalis, sitoplasma makin banyak dan segera mengalami meiosis I yang
kemudian diikuti dengan meiosis II.
Sitokenesis pada meiosis I dan II
ternyata tidak membagi sel benih yang lengkap terpisah, tapi masih berhubungan
sesame lewat suatu jembatan (Interceluler bridge). Dibandingkan dengan
spermatosit I, spermatosit II memiliki inti yang gelap.
3. Tahapan Spermiogenesis
Merupakan transformasi spermatid menjadi
spermatozoa yang meliputi 4 fase yaitu fase golgi, fase tutup, fase akrosom dan
fase pematangan. Hasil akhir berupa empat spermatozoa masak. Dua spermatozoa
akan membawa kromosom penentu jenis kelamin wanita “X”. Apabila salah satu dari
spermatozoa ini bersatu dengan ovum, maka pola sel somatik manusia yang 23
pasang kromosom itu akan dipertahankan. Spermatozoa masak terdiri dari:
a. Kepala (caput), tidak hanya
mengandung inti (nukleus) dengan kromosom dan bahan genetiknya, tetapi juga
ditutup oleh akrosom yang mengandung enzim hialuronidase yang mempermudah
fertilisasi ovum.
b. Leher (servix), menghubungkan kepala
dengan badan.
c. Badan (corpus), bertanggungjawab
untuk memproduksi tenaga yang dibutuhkan untuk motilitas.
d. Ekor (cauda), berfungsi untuk
mendorong spermatozoa masak ke dalam vas defern dan ductus ejakulotorius.
• Oogenesis
- Sel-Sel Kelamin Primordial
Sel-sel kelamin primordial mula-mula
terlihat di dalam ektoderm embrional dari saccus vitellinus, dan mengadakan
migrasi ke epitelium germinativum kira-kira pada minggu ke 6 kehidupan
intrauteri. Masing-masing sel kelamin primordial (oogonium) dikelilingi oleh
sel-sel pregranulosa yang melindungi dan memberi nutrien oogonium dan secara
bersama-sama membentuk folikel primordial.
- Folikel PrimordiaL
Folikel primordial mengadakan migrasi ke
stroma cortex ovarium dan folikel ini dihasilkan sebanyak 200.000. Sejumlah
folikel primordial berupaya berkembang selama kehidupan intrauteri dan selama
masa kanak-kanak, tetapi tidak satupun mencapai pemasakan. Pada waktu pubertas
satu folikel dapat menyelesaikan proses pemasakan dan disebut folikel de Graaf
dimana didalamnya terdapat sel kelamin yang disebut oosit primer.
- Oosit Primer
Inti (nukleus) oosit primer mengandung
23 pasang kromosom (2n). Satu pasang kromosom merupakan kromosom yang
menentukan jenis kelamin, dan disebut kromosom XX. Kromosom-kromosom yang lain
disebut autosom. Satu kromosom terdiri dari dua kromatin. Kromatin membawa
gen-gen yang disebut DNA.
- Pembelahan Meiosis Pertama
Meiosis terjadi di dalam ovarium ketika
folikel de Graaf mengalami pemasakan dan selesai sebelum terjadi ovulasi. Inti
oosit atau ovum membelah sehingga kromosom terpisah dan terbentuk dua set yang
masing-masing mengandung 23 kromosom. Satu set tetap lebih besar dibanding yang
lain karena mengandung seluruh sitoplasma, sel ini disebut oosit sekunder. Sel
yang lebih kecil disebut badan polar pertama. Kadang-kadang badan polar primer
ini dapat membelah diri dan secara normal akan mengalami degenerasi.
Pembelahan meiosis pertama ini
menyebabkan adanya kromosom haploid pada oosit sekunder dan badan polar primer,
juga terjadi pertukaran kromatid dan bahan genetiknya. Setiap kromosom masih
membawa satu kromatid tanpa pertukaran, tetapi satu kromatid yang lain
mengalami pertukaran dengan salah satu kromatid pada kromosom yang lain
(pasangannya). Dengan demikian kedua sel tersebut mengandung jumlah kromosom
yang sama, tetapi dengan bahan genetik yang polanya berbeda.
- Oosit Sekunder
Pembelahan meiosis kedua biasanya
terjadi hanya apabila kepala spermatozoa menembus zona pellucida oosit (ovum).
Oosit sekunder membelah membentuk ovum masak dan satu badan polar lagi,
sehingga terbentuk dua atau tiga badan polar dan satu ovum matur, semua
mengandung bahan genetik yang berbeda. Ketiga badan polar tersebut secara
normal mengalami degenerasi. Ovum yang masak yang telah mengalami fertilisasi
mulai mengalami perkembangan embrional.
- Fertilisasi
Keajaiban awal mula kehidupan diawali
dengan bertemunya sel sperma dan sel telur di saluran tuba. Hanya 1 sperma yang
mampu memasuki sel telur dan membuahinya.
Fertilisasi atau pembuahan terjadi saat
oosit sekunder yang mengandung ovum dibuahi oleh sperma. Fertilisasi umumnya
terjadi segera setelah oosit sekunder memasuki oviduk. Namun, sebelum sperma
dapat memasuki oosit sekunder, pertama-tama sperma harus menembus
berlapis-lapis sel granulosa yang melekat di sisi luar oosit sekunder yang
disebut korona radiata. Kemudian, sperma juga harus menembus lapisan sesudah
korona radiata, yaitu zona pelusida. Zona pelusida merupakan lapisan di sebelah
dalam korona radiata, berupa glikoprotein yang membungkus oosit sekunder.
Sperma dapat menembus oosit sekunder
karena baik sperma maupun oosit sekunder saling mengeluarkan enzim dan atau
senyawa tertentu,sehingga terjadi aktivitas yang saling mendukung.
Pada sperma, bagian kromosom
mengeluarkan:
o Hialuronidase
Enzim yang dapat melarutkan senyawa
hialuronid pada korona radiata.
o Akrosin
Protease yang dapat menghancurkan
glikoprotein pada zona pelusida.
o Antifertilizin
Antigen terhadap oosit sekunder sehingga
sperma dapat melekat pada oosit sekunder.
Oosit sekunder juga mengeluarkan senyawa
tertentu, yaitu fertilizin yang tersusun dari glikoprotein dengan fungsi :
- Mengaktifkan sperma agar bergerak
lebih cepat.
- Menarik sperma secara kemotaksis
positif.
- Mengumpulkan sperma di sekeliling
oosit sekunder.
Pada saat satu sperma menembus oosit
sekunder, sel-sel granulosit di bagian korteks oosit sekunder mengeluarkan
senyawa tertentu yang menyebabkan zona pelusida tidak dapat ditembus oleh
sperma lainnya. Adanya penetrasi sperma juga merangsang penyelesaian meiosis II
pada inti oosit sekunder , sehingga dari seluruh proses meiosis I sampai
penyelesaian meiosis II dihasilkan tiga badan polar dan satu ovum yang disebut
inti oosit sekunder.
Segera setelah sperma memasuki oosit
sekunder, inti (nukleus) pada kepala sperma akan membesar. Sebaliknya, ekor
sperma akan berdegenerasi. Kemudian, inti sperma yang mengandung 23 kromosom
(haploid) dengan ovum yang mengandung 23 kromosom (haploid) akan bersatu
menghasilkan zigot dengan 23 pasang kromosom (2n) atau 46 kromosom.
2.2 Perkembangan Janin di Rahim
Permulaan masa embriogenik
Embrio :
Tahapan pertumbuhan dan perkembangan
embrio dibedakan menjadi 2 tahap yaitu :
1. Fase Embrionik yaitu fase pertumbuhan
dan perkembangan makhluk hidup selama masa embrio yang diawali dengan peristiwa
fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam tubuh induk betina.
Fase fertilisasi adalah pertemuan antara
sel sperma dengan sel ovum dan akan menghasilkan zygote. Zygote akan melakukan pembelahan
sel (cleavage). Zigot akan ditanam (diimplantasikan) pada endometrium uterus
3 tahapan fase embrionik yaitu :
a. Morula
Hasil pembelahan zygot tersebut berupa
sekelompok sel yang sama besarnya seperti buah arbei
Morula adalah suatu bentukan sel
sperti buah arbei (bulat) akibat pembelahan sel terus menerus secara mitosis.
Dan keberadaan antara satu dengan sel yang lain adalah rapat.
Morulasi yaitu proses terbentuknya
morula
b. Blastula
Blastula adalah bentukan lanjutan dari
morula yang terus mengalami pembelahan. bentuk ini kemudian disebut blastosit.
Bentuk blastula ditandai dengan mulai
adanya perubahan sel dengan mengadakan pelekukan yang tidak beraturan.
Di dalam blastula terdapat cairan sel
yang disebut dengan Blastosoel yang dikeluarkan oleh tuba fallopii.
Blastulasi yaitu proses terbentuknya
blastula.
Pada stadium ini terbentuk sel-sel
yang membentuk dinding Blastula dan akan membentuk suatu simpai yang disebut
sebagai Trofoblast. Trofoblast mempunyai kemampuan menghancurkan dan mencairkan
jaringan menemukan lapisan Endometrium ( lapisan paling dalam dari Rahim ).
Pembelahan hingga terbentuk blastula ini
terjadi di oviduk dan berlangsung selama 5 hari. Selanjutnya blastula akan
mengalir ke dalam uterus. Setelah memasuki uterus, mula-mula blastosis
terapung-apung di dalam lumen uteus. Kemudian, 6-7 hari setelah fertilisasi
embryo akan mengadakan pertautan dengan dinding uterus untuk dapat berkembang
ke tahap selanjutnya. Peristiwa terpautnya antara embryo pada endometrium uterus
disebut implantasi atau nidasi. Implantasi ini telah lengkap pada 12 hari
setelah fertilisasi (Yatim, 1990: 136)
Blastosit terdiri dari sel-sel bagian
luar dan sel-sel bagian dalam.
Sel-sel bagian luar blastosit merupakan
sel-sel trofoblas yang akan membantu implantasi blastosit pada uterus. Sel-sel
trofoblas membentuk tonjolan-tonjolan ke arah endometrium yang berfungsi
sebagai kait. Sel-sel trofoblas juga mensekresikan enzim proteolitik yang
berfungsi untuk mencerna serta mencairkan sel-sel endometrium. Cairan dan
nutrien tersebut kemudian dilepaskan dan ditranspor secara aktif oleh sel-sel
trofoblas agar zigot berkembang lebih lanjut. Kemudian, trofoblas beserta
sel-sel lain di bawahnya akan membelah (berproliferasi) dengan cepat membentuk
plasenta dan berbagai membran kehamilan. Berbagai macam membran kehamilan
berfungsi untuk membantu proses transportasi, respirasi, ekskresi dan
fungsi-fungsi penting lainnya selama embrio hidup dalam uterus. Selain itu,
adanya lapisan-lapisan membran melindungi embrio terhadap tekanan mekanis dari
luar, termasuk kekeringan.
c. Gastrula
Gastrula adalah bentukan lanjutan dari
blastula yang pelekukan tubuhnya sudah semakin nyata dan mempunyai lapisan
dinding tubuh embrio serta rongga tubuh.
Lapisan terluar blastosit disebut
trofoblas merupakan dinding blastosit yang berfungsi untuk menyerap makanan dan
merupakan calon tembuni atau ari-ari (plasenta), sedangkan masa di dalamnya
disebut simpul embrio (embrionik knot) merupakan calon janin. Blastosit ini
bergerak menuju uterus untuk mengadakan implantasi (perlekatan dengan dinding
uterus).
Gastrulasi yaitu proses pembentukan
gastrula.
Menurut Tenzer (2000:212) Setelah tahap
blastula selesai dilanjutkan dengan tahap gastrulasi. Gastrula berlangsung pada
hari ke 15. Tahap gastrula ini merupakan tahap atau stadium paling kritis bagi
embryo. Pada gastrulasi terjadi perkembangan embryo yang dinamis karena terjadi
perpindahan sel, perubahan bentuk sel dan pengorganisasian embryo dalam suatu
sistem sumbu. Kumpulan sel yang semula terletak berjauhan, sekarang terletak
cukup dekat untuk melakukan interkasi yang bersifat merangsang dalam
pembentukan sistem organ-organ tbuh. Gastrulasi ini menghasilkan 3 lapisan
lembaga yaitu laisan endoderm di sebelah dalam, mesoderm disebelah tengah dan
ectoderm di sebelah luar.
Dalam proses gastrulasi disamping terus
menerus terjadi pembelahan dan perbanyakan sel, terjadi pula berbagai macam
gerakan sel di dalam usaha mengatur dan menyusun sesuai dengan bentuk dan
susunan tubuh individu dari spesies yang bersangkutan.
Tubulasi
Tubulasi adalah pertumbuhan yang
mengiringi pembentukan gastrula atau disebut juga dengan pembumbungan.
Daerah-daerah bakal pembentuk alat atau ketiga lapis benih ectoderm, mesoderm
dan endoderm, menyusun diri sehingga berupa bumbung, berongga. Yang tidak
mengalami pembumbungan yaitu notochord, tetapi masif. Mengiringi proses
tubulasi terjadi proses differensiasi setempat pada tiap bumbung ketiga lapis
benih, yang pada pertumbuhan berikutnya akan menumbuhkan alat (organ) bentuk definitif.
Ketika tubulasi ectoderm saraf berlangsung, terjadi pula differensiasi awal
pada daerah-daerah bumbung itu, bagian depan tubuh menjadi encephalon (otak)
dan bagian belakang menjadi medulla spinalis bagi bumbung neural (saraf). Pada
bumbung endoderm terjadi differensiasi awal saluran atas bagian depan, tengah
dan belakang. Pada bumbung mesoderm terjadi differensiasi awal untuk
menumbuhkan otot rangka, bagian dermis kulit dan jaringan pengikat lain, otot
visera, rangka dan alat urogenitalia.
Organogenesis
Organogenesis yaitu proses pembentukan
organ-organ tubuh pada makhluk hidup (hewan dan manusia). Organ yang dibentuk
ini berasal dari masing-masing lapisan dinding tubuh embrio pada fase gastrula.
Contohnya :
a. Lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi
menjadi cor (jantung), otak (sistem saraf), integumen (kulit), rambut dan alat
indera.
b. Lapisan Mesoderm akan berdiferensiasi
menjadi otot, rangka (tulang/osteon), alat reproduksi (testis dan ovarium),
alat peredaran darah dan alat ekskresi seperti ren.
c. Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi
menjadi alat pencernaan, kelenjar pencernaan, dan alat respirasi seperti pulmo.
Imbas embrionik yaitu pengaruh dua
lapisan dinding tubuh embrio dalam pembentukan satu organ tubuh pada makhluk
hidup.
Contohnya :
a. Lapisan mesoderm dengan lapisan
ektoderm yang keduanya mempengaruhi dalam pembentukan kelopak mata.
Organogenesis atau morfogenesis adalah
embryo bentuk primitive yang berubah menjadi bentuk yang lebih definitive dan
memmiliki bentuk dan rupa yang spesifik dalam suatu spesies. Organogensisi
dimulai akhir minggu ke 3 dan berakhir pada akhir minggu ke 8. Dengan
berakhirnya organogenesis maka cirri-ciri eksternal dan system organ utama
sudah terbentuk yang selanjutnya embryo disebut fetus (Amy Tenzer,dkk, 2000)
Pada periode pertumbuhan antara atau
transisi terjadi transformasi dan differensiasi bagian-bagian tubuh embryo dari
bentuk primitive sehingga menjadi bentuk definitif. Pada periode ini embryo
akan memiliki bentuk yang khusus bagi suatu spesies. Pada periode pertumbuhan
akhir, penyelesaian secara halus bentuk definitive sehingga menjadi ciri suatu
individu. Pada periode ini embryo mengalami penyelesaian pertumbuhan jenis
kelamin, watak (karakter fisik dan psikis) serta wajah yang khusus bagi setiap
individu. Organogenesis pada bumbung-bumbung:
1. Bumbung epidermis
Menumbuhkan:
- Lapisan epidermis kulit, dengan
derivatnya yang bertekstur (susunan kimia) tanduk: sisik, bulu, kuku, tanduk,
cula, taji.
- Kelenjar-kelenjar kulit: kelenjar
minyak bulu, kelenjar peluh, kelenjar ludah, kelenjar lender, kelenjar air
mata.
- Lensa mata, alat telinga dalam, indra
bau dan indra peraba.
- Stomodeum menumbuhkan mulut, dengan
derivatnya seperti lapisan email gigi, kelenjar ludah dan indra pengecap.
- Proctodeum menumbuhkan dubur bersama
kelenjarnya yang menghasilkan bau tajam.
- Lapisan enamel gigi.
2. Bumbung endoderm
- Lapisan epitel seluruh saluran
pencernaan mulai faring sampai rectum.
- Kelenjar-kelenjar pencernaan misalnya
hepar, pancreas, serta kelenjar lender yang mengandung enzim dlam esophagus,
gaster dan intestium.
- Lapisan epitel paru atau insang.
- Kloaka yang menjadi muara ketiga
saluran: pembuangan (ureter), makanan (rectum), dan kelamin (ductus genitalis).
- Lapisan epitel vagina, uretra, vesika
urinaria dan kelenjar-kelenjarnya.
3. Bumbung neural (saraf)
- Otak dan sumsum tulang belakang.
- Saraf tepi otak dan punggung.
- Bagian persyarafan indra, seperti
mata, hidung dan kulit.
- Chromatophore kulit dan alat-alat
tubuh yang berpigment.
4. Bumbung mesoderm
- Otot:lurik, polos dan jantung.
- Mesenkim yang dapat berdifferensiasi
menjadi berbagai macam sel dan jaringan.
- Gonad, saluran serta
kelenjar-kelenjarnya.
- Ginjal dan ureter.
- Lapisan otot dan jaringan pengikat
(tunica muscularis, tunica adventitia, tunica musclarismucosa dan serosa)
berbagai saluran dalam tubh, seperti pencernaan, kelamin, trakea, bronchi, dan
pembuluh darah.
- Lapisan rongga tubuh dan
selaput-selaput berbagai alat: plera, pericardium, peritoneum dan mesenterium.
- Jaringan ikat dalam alat-alat seperti
hati, pancreas, kelenjar buntu.
- Lapisan dentin, cementum dan
periodontum gigi, bersama pulpanya.
Pada minggu ke 5 embryo berukuran 8 mm.
Pada saat ini otak berkembang sangat cepat sehingga kepala terlihat sangat
besar. Pada minggu ke 6 embrio berukuran 13 mm. Kepala masih lebih besar
daripada badan yang sudah mulai lurus, jari-jari mulai dibentuk. Pada minggu ke
7 embryo berukuran 18 mm, jari tangan dan kaki mulai dibentuk, badan mulai
memanjang dan lurus, genetalia eksterna belum dapat dibedakan. Setelah tahap
organogenesis selesai yaitu pada akhir minggu ke 8 maka embrio akan disebut
janin atau fetus dengan ukuran 30 mm.
Pertumbuhan dan perkembangan manusia
Setelah peristiwa fertilisasi, zygote
akan berkembang menjadi embrio yang sempurna dan embrio akan tertanam pada
dinding uterus ibu. Hal ini terjadi masa 6 – 12 hari setelah proses
fertilisasi. Sel-sel embrio yang sedang tumbuh mulai memproduksi hormon yang
disebut dengan hCG atau human chorionic gonadotropin, yaitu bahan yang terdeteksi
oleh kebanyakan tes kehamilan.
HCG membuat hormon keibuan untuk
mengganggu siklus menstruasi normal, membuat proses kehamilan jadi berlanjut.
Janin akan mendapatkan nutrisi melalui
plasenta/ari-ari. Embrio dilindungi oleh selaput-selaput yaitu :
1. Amnion yaitu selaput yang berhubungan
langsung dengan embrio dan menghasilkan cairan ketuban. Berfungsi untuk
melindungi embrio dari guncangan.
2. Korion yaitu selaput yang terdapat
diluar amnion dan membentuk jonjot yang menghubungkan dengan dinding utama uterus.
Bagian dalamnya terdapat pembuluh darah.
3. Alantois yaitu selaput terdapat di
tali pusat dengan jaringan epithel menghilang dan pembuluh darah tetap.
Berfungsi sebagai pengatur sirkulasi embrio dengan plasenta, mengangkut sari
makanan dan O2, termasuk zat sisa dan CO2.
4. Sacus vitelinus yaitu selaput yang
terletak diantara plasenta dan amnion. Merupakan tempat munculnya pembuluhdarah
yang pertama.
Janin
Janin atau embryo adalah makhluk yang
sedang dalam tingkat tumbuh dalam kandungan. Kandungan itu berada dalam tubuh
induk atau diluar tubuh induk (dalam telur). Tumbuh adalah perubahan dari
bentuk sederhana dan muda sampai bentuk yang komplek atau dewasa (Wildan yatim,
1990).
Sedangkan dalam Microsoft Encarta 2006
disebutkan bahwa janin merupakan suatu hewan bertulang belakang yang belum
lahir pada suatu fase dimana semua ciri struktural orang dewasa sudah dapat
dikenal, terutama keturunan manusia yang belum lahir setelah delapan minggu
pertumbuhan.
2. Fase Pasca Embrionik yaitu fase
pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup setelah masa embrio, terutama
penyempurnaan alat-alat reproduksi setelah dilahirkan.
Pada fase ini pertumbuhan dan
perkembangan yang terjadi biasanya hanya peningkatan ukuran bagian-bagian tubuh
dari makhluk hidup. Kecepatan pertumbuhan dari masing-masing makhluk hidup
berbeda-beda satu dengan yang lain. Setelah lahir disebut dengan nama bayi dan
memasuki masa neonatal.
Tahap perkembangan janin dimulai pada
bulan ke 3 sampai ke 10.
Pada 6 bulan terakhir perkembangan
manusia digunakan untuk meningkatkan ukuran dan mematangkan organ-organ yang
dibentuk pada 3 bulan pertama.
Pada saat janin memasuki bulan ke 3,
panjangnya 40 mm. Janin sudah mempunyai sistem organ seperti yang dipunyai oleh
orang dewasa. Pada usia ini genitalnya belum dapat dibedakan antara jantan dan
betina dan tampak seperti betina serta denyut jantung sudah dapat didengarkan.
Pada bulan ke 4 ukuran janin 56 mm.
Kepala masih dominan dibandingkan bagian badan, genitalia eksternal nampak
berbeda. Pada minggu ke 16 semua organ vital sudah terbentuk. Pembesaran uterus
sudah dapat dirasakan oleh ibu.
Pada bulan ke 5 ukuran janin 112 mm,
sedangkan akhir bulan ke 5 ukuran fetus mencapai 160 mm. Muka nampak seperti
manusia dan rambut mulai nampak diseluruh tubuh (lanugo). Pada yang jantan
testis mulai menempati tempat dimana ia akan turun ke dalam skrotum. Gerakan
janin sudah dapat dirasakan oleh ibu. Paru-paru sudah selesai dibentuk tapi
belum berfungsi.
Pada bulan ke 6 ukuran tubuh sudah lebih
proporsional tapi nampak kurus, organ internal sudah pada posisi normal.
Pada bulan ke 7 janin nampak kurus,
keriput dan berwarna merah. Skrotum berkembang dan testis mulai turun untuk
masuk ke skrotum, hal ini selesai pada bulan ke 9. system saraf berkembang
sehingga cukup untuk mengatur pergerakan fetus, jika dilahirkan 10% dapat
bertahan hidup.
Pada bulan ke 8 testis ada dalam skrotum
dan tubuh mulai ditumbuhi lemak sehingga terlihat halus dan berisi. Berat badan
mulai naik jika dilahirkan 70% dapat bertahan hidup.
Pada bulan ke 9, janin lebih banyak
tertutup lemak (vernix caseosa). Kuku mulai nampak pada ujung jari tangan dan
kaki.
Pada bulan ke 10, tubuh janin semakin
besar maka ruang gerak menjadi berkurang dan lanugo mulai menghilang.
Percabangn paru lengkap tapi tidak berfungsi sampai lahir. Induk mensuplai
antibodi plasenta mulai regresi dan pembuluh darah palsenta juga mulai regresi.
2.3 Karakteristik Janin
Proses Terbentuknya janin laki-laki dan
perempuan
Proses terbentuknya janin laki-laki dan
perempuan dimulai dari deferensiasai gonad. Awalnya sel sperma yang berkromosom
Y akan berdeferensiasi awal menjadi organ jantan dan yang X menjadi organ
betina. Deferensiasi lanjut kromosom Y membentuk testis sedangkan kromosom X
membentuk ovarium. Proses deferensiasi menjadi testis dimulai dari degenerasi
cortex dari gonad dan medulla gonad membentuk tubulus semineferus. Di celah
tubulus sel mesenkim membentuk jaringan intertistial bersama sel leydig. Sel
leydig bersama dengan sel sertoli membentuk testosteron dan duktus muller tp
duktus muller berdegenerasi akibat adanya faktor anti duktus muller,
testosteron berdeferensiasi menjadi epididimis, vas deferent, vesikula seminlis
dan duktus mesonefros. Karena ada enzim 5 alfareduktase testosteron
berdeferensiasi menjadi dihidrotestosteron yang kemudian pada epitel uretra
terbentuk prostat dan bulbouretra. Selanjunya mengalami pembengkakan dan
terbentuk skrotum. Kemudian testis turun ke pelvis terus menuju ke skrotum.
Mula-mula testis berada di cekukan bakal skrotum saat skrotum mkin lmamakin besar
testis terpisah dari rongga pelvis.
Sedangkan kromosom X yang telah
mengalami deferensiasi lanjut kemudian pit primer berdegenerasi membentuk
medula yang terisi mesenkim dan pembuluh darah, epitel germinal menebal
membentuk sel folikel yang berkembang menjadi folikel telur. Deferensiasi gonad
jadi ovarium terjadi setelah beberapa hari defrensiasi testis. Di sini cortex
tumbuh membina ovarium sedangkan medula menciut. PGH dari placenta mendorong
pertumbuhan sel induk menjadi oogonia, lalu berplorifrasi menjadi oosit primer.
Pada perempuan duktus mesonefros degenerasi. Saat gonad yang berdeferensiasi
menjadi ovarium turun smpai rongga pelvis kemudian berpusing sekitar 450
letaknya menjadi melintang.
Penis dan klitoris awalnya
pertumbuhannya sama yaitu berupa invagina ectoderm. Klitoris sebenarnya
merupakan sebuh penis yang tidak berkembang secara sempurna. Pada laki-laki
evagina ectoderm berkembang bersama terbawanya sinus urogenitalis dari cloaca.
2.4 Pengeluaran Bayi
Kelahiran bayi dibagi dalam beberapa tahap.
Tahap pertama, proses persiapan persalinan. Dalam tahap ini terjadi pembukaan
(dilatasi) mulut rahim sampai penuh. Selanjutnya, tahap kedua adalah kelahiran
bayi yang keluar dengan selamat. Tahap ketiga, pengeluaran plasenta. Tahap
berikutnya adalah observasi terhadap ibu selama satu jam usai plasenta keluar.
Tahapan yang pertama adalah kontraksi.
Ini biasanya fase paling lama. Pembukaan leher rahim (dilatasi) sampai 3 cm,
juga disertai penipisan (effasi). Hal ini bisa terjadi dalam waktu beberapa
hari, bahkan beberapa minggu, tanpa kontraksi berarti (kurang dari satu menit).
Tapi pada sebagian orang mungkin saja terjadi hanya 2-6 jam (atau juga
sepanjang 24 jam) dengan kontraksi lebih jelas. Setelah itu leher rahim akan
semakin lebar.Umumnya fase ini lebih pendek dari fase sebelumnya, berlangsung
sekitar 2-3 jam. Kontraksi kuat terjadi sekitar 1 menit, polanya lebih teratur
dengan jarak 4-5 menit. Leher rahim membuka sampai 7 cm.
Secara umum dan normal, pembukaan leher
rahim akan terus meningkat dengan kontraksi yang makin kuat. Terjadi 2-3 menit
sekali selama 1,5 menit dengan puncak kontraksi sangat kuat, sehingga ibu
merasa seolah-olah kontraksi terjadi terus-menerus tanpa ada jeda.
Pembukaan leher rahim dari 3 cm sampai
10 cm terjadi sangat singkat, sekitar 15 menit sampai 1 jam. Saat ini calon ibu
akan merasakan tekanan sangat kuat di bagian bawah punggung. Begitu pula
tekanan pada anus disertai dorongan untuk mengejan. Ibu pun akan merasa panas
dan berkeringat dingin.
Posisi calon ibu saat melahirkan turut
membantu lancarnya persalinan. Posisi setengah duduk atau setengah jongkok
mungkin posisi terbaik karena posisi ini memanfaatkan gaya berat dan menambah
daya dorong ibu.
2.5 Pengeluaran Plasenta
Rasa lelah ibu adalah hal yang tersisa
ketika bayi sudah keluar, tapi tugas belum berakhir. Plasenta yang selama ini
menunjang bayi untuk hidup dalam rahim harus dikeluarkan.
Konsepsi
Peristiwa konsepsi terjadi di ampula
tuba. Pada hari ke 11-14 terjadi ovulasi dari siklus menstruasi normal. Ovulasi
adalah peristiwa matangnya sel telur sehingga siap untuk dibuahi. Pada saat coitus, 3-5 cc semen yang
ditumpahkan ke dalam forniks posterior, dengan jumlah spermatozoon sekitar
200-500 juta. Gerakan sperma dari serviks terus melintasi uterus menuju tuba
falopi. Jika tidak terjadi pembuahan, sel telur akan mengalami kemunduran
(degenerasi) dan dibuang melalui vagina bersamaan dengan darah menstruasi. Jika
terjadi pembuahan, maka sel telur yang telah dibuahi oleh sperma akan mengalami
serangkaian pembelahan dan tumbuh menjadi bakal janin (embrio). Gerakan sperma
di dalam rongga uterus dan tuba disebabkan oleh kontraksi otot-otot pada organ
tersebut.
Spermatozoa yang dapat melintasi zona
pellusida dan masuk ke dalam vitellus pada saat fertilisasi hanya satu. Pada
keadaan normal, sel tubuh mempunyai 46 buah kromosom, masing-masing ovum dan
sperma memiliki 23 kromosom terdiri dari 22 kromosom tubuh (autosom) dan 1
kromosom seks. Kedua inti akan menyatu pada saat fertilisasi, sehingga ovum
memiliki 46 kromosom, bersatunya sel sperma dan sel telur membentuk zigote.
Zigot akan mengalami pembelahan sekitar
30 jam pasca konsepsi. Proses pembelahan menjadi 2 sel disebut blastomer.
Blastomer akan berjalan menuju uterus dan terus melakukan pembelahan menjadi 4
sel, kemudian membelah lagi menjadi 8 sel dan akhirnya zigot menjadi 12-16
blastomer yang menyerupai buah murbai yang disebut morula. Perjalanan zigot
hingga memasuki kavum uteri memerlukan waktu sekitar 3 hari.
a. Ovum yang dilepaskan dalam
proses ovulasi, diliputi oleh korona radiata, yang mengandung persediaan
nutrisi.
b. Pada ovum dijumpai inti
dalam bentuk metafase di tengah sitoplasma yang disebut vitellus.
c. Dalam perjalanan korona
radiata makin berkurang pada zona pelusida. Nutriisi dialirkan ke dalam vitellus,
melalui saluran pada zona pelusida.
d. Konsepsi terjadi pada pars
ampularis tuba
Tempat
yang paling luas
Dindingnya
penuh jonjot, tertutup sel yang mempunyai silia
Ovum
mempunyai waktu terlama dalam ampula tuba
e. Ovum siap dibuahi setelah 12
jam dan hidup selama 48 jam
Spermatozoa
ditumpahkan, masuk melalui kanalis servikalis dengan kekuatan sendiri
Dalam
kavum uteri terjadi proses kapasitasi, yaitu pelepasan sebagian dari
“liproteinnya” sehingga mampu mengadakan fertilisasi
Spermatozoa
melanjutkan perjalanan menuju tuba
Spermatozoa
hidup selama tiga hari dalam genitalia interna
Spermatozoa
akan mengelilingi ovum yang telah siap dibuahi serta mengikis korona radiata dan
zona pelusida dengan proses enzimatik hialuronidase
Melalui
“stomata” spermatozoa memasuki ovum
Setelah
kepala spermatozoa masuk ke dalam ovum ekornya lepas dan tertinggal di luar
Kedua
inti ovum dan inti spermatozoa bertemu dan membentuk zigot
Keseluruhan proses tersebut merupakan mata rantai
fertilisasi atau konsepsi.
PERTUMBUHAN JANIN
Pertumbuhan janin itu sendiri adalah perkembangan
janin atau pertambahan struktur-struktur organ tubuh janin dari yang tidak ada menjadi
ada dan lebih sempurna sesuai dengan tahapan-tahapan umur janin tersebut.
Pranatal atau perkembangan di dalam rahim berlangsung
sekitar 9 bulan hitungan kalender matahari (10 bulan kalender bulan) atau 38 –
40 minggu, bergantung metode penghitungan yang digunakan. (Hitungan kalender
bulan adalah 28 hari). Jika dihitung dari hari terjadinya konsepsi, tahapan
kehidupan ini berlangsung selama 38 minggu atau 9,5 bulan kalender bulan. Jika
dihitung dari hari pertama haid terakhir, rata-rata lama masa pranatal adalah
10 bulan kalender bulan atau 40 minggu.
Biasanya, masa kehamilan dibagi ke dalam 3 periode
yang disebut trimester, masing-masing trimester berlangsung selama 3 bulan.
Setiap trimester memiliki tanda-tanda tertentu yang menandai perubahan perkembangan
pada ibu dan janin. Dua fase perkembangan dalam rahim juga berdasarkan
penghitungan trimester. Fase embrionik di trimester pertama dan fase janin
trimester kedua dan ketiga.
Fase Embrionik
Merupakan periode perkembangan ovum yang telah dibuahi
menjadi organisme yang memiliki sebagian besar bentuk manusia. Periode ini
meliputi 8 minggu usia kehamilan.
Dalam 3 minggu pertama kehidupan, jaringan embrio
berdiferensiasi menjadi 3 lapisan - ektoderm (lapisan luar), mesoderm (lapisan
tengah), dan endoderm atau entoderm (lapisan dalam). Ektoderm dan endoderm
terbentuk pada minggu kedua; mesoderm terbentuk pada minggu ketiga. Dari
permulaan minggu ketiga hingga minggu kedelapan setelah konsepsi, ketiga
lapisan tersebut membentuk struktur dasar seluruh sistem dan organ kompleks
tubuh. Sebagai contoh, lapisan ektoderm membentuk otak dan tulang belakang,
mesoderm membentuk jantung, dan endoderm membentuk kandung kemih dan uretra
(Pillitteri, 2003).
Tiga peristiwa lain yang terjadi selama tiga minggu
pertama kehamilan:
1. Embrio tertanam di
endometrium uterus.
2. Membran janin
berdiferensiasi menjadi korion, bakal plasenta dan amnion, serta bakal kantung
amnion.
3. Plasenta mulai berfungsi.
Plasenta merupakan organ datar berbentuk pipih dan memiliki banyak sistem
sirkulasi darah. Normalnya, plasenta terbentuk di segmen atas endometrium
uterus (lapisan dalam rahim).
Fase Janin
Janin Yaitu makhluk yang sedang dalam tingkat tumbuh
dalam kandungan. Dikarakteristikkan dengan periode pertumbuhan ukuran janin yang
cepat. Faktor genetik dan lingkungan memengaruhi pertumbuhan janin.
Pembentukan darah janin
Pembentukan darah janin memerlukan persediaan Fe dalam
hati, limpa, dan sumsum tulang ibu. Pada permulaan, sel darah janin dibentuk
oleh kantung yolk dalam bentuk megalobas. Selanjutnya darah janin dibentuk oleh
hati dan sumsum tulang dalam bentuk megalosit dan makrosit. Normosit dibuat
setelah aktivitas penuh sumsum tulang.
Fetal hemoglobin (f) mempunyai kemampuan untuk mengikat O2 dalam
konsentrasi tertentu dari darah ibu dengan mudah dapat melepaskan CO2 ke
darah ibu. Menjelang persalinan janin membuat adult hemoglobin (A)
sebagai persiapan kelahiran sehingga dapat menghisap O2 dengan
pernafasan yang telah aktif.
Pernafasan janin
Barcroft memantau gerakan dinding dada, sebagai bentuk
pernafasan intrauterin, tetapi air ketuban tidak masuk ke dalam paru – paru.
Gerakan pernafasan dikendalikan oleh saturasi O2 dan bukan oleh
CO2. Bila saturasi O2 melebihi 50% maka akan terjadi
penghentian gerakan pernafasan. Bila saturasi O2 menurun maka
saturasi CO2 akan berfungsi untuk mengendalikan gerak
pernafasan.
Berikut adalah table pembentukan organ dan panjang
janin berdasarkan usia kehamilan
Usia kehamilan
|
Panjang janin
|
Pembentukan organ
|
4 minggu
8 minggu
12 minggu
16 minggu
20 minggu
24 minggu
40 minggu
|
7,5 – 10mm
2,5cm
9cm
16-18cm
25cm
30-32cm
50-55cm
|
Rudimenter
: hidung, telinga, dan mata
Kepala
kea rah dada
Hidung,
telinga, mata mulai terbentuk
Daun
kuping terbentuk
Kelopak
mata tampak
Leher
terbentuk
Alat
genitalia luar mulai tampak
Genitalia
eksterna tampak
Hidung
dan telinga tampak jelas
Kulit
makin tebal
Rambut
kepala tumbuh
Rambut
lanugo tampak
Kelopak
mata tumbuh alis dan bulu mata
Kulit
keriput dan jelas
Kepala
besar
Pernafasan
mulai berfungsi hidup beberapa jam
Bayi
cukup bulan
Kulit
berambut dengan baik
Kulit
kepala tumbuh baik
Testis
telah turun ke skrotum
Pusat
penulangan pada tibia proksimal
|
De Haase mengemukakan rumus untuk panjang janin
seperti yang diperlihatkan pada table di bawah ini.
Umur hamil (bulan)
|
Panjang janin
cm (centi meter)
|
Berat badan gr (gram)
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
|
1x1cm = 1cm
2x2cm = 4cm
3x3cm = 9cm
4x4cm = 16cm
5x5cm = 25cm
6x5cm = 30cm
7x5cm = 35cm
8x5cm = 40cm
9x5cm = 45cm
10x5cm = 50cm
|
-
5
15
120
280
600
1000
1800
2500
3000
|
Peredaran
darah janin
Sistem peredaran darah janin berbeda dengan sistem
peredaran darah orang dewasa karena paru - paru janin belum berkembang sehingga
O2 diambil melalui perantaraan plasenta. Oleh karena itu,
sistem peredaran darah janin ditentukan oleh faktor - faktor sebagai berikut :
·
Foramen ovale antara kedua atrium
·
Duktus arteriosus bothalli antara arteri pulmonalis dengan aorta
·
Duktus venosus arantii di dalam hepar menuju vena kava inferior
·
Pada umbilikus terdapat satu vena umbilikalis dan dua arteri umbilikalis
Peredaran darah janin berlangsung sebagai berikut :
a. Darah yang kaya dengan
nutrisi dan O2 dialirkan melalui vena umbilikalis menuju hati
dimana terdapat duktus venosus arantii, langsung menuju dan masuk ke vena kava
inferior lalu masuk ke atrium kanan jantung janin
b. Dari atrium kanan janin
sebagian besar darah masuk ke atrium kiri melalui foramen ovale
c. Sebagian kecil darah dari
atrium kanan masuk ke ventrikel kanan
d. Darah yang masuk ke antrium
kiri akan dipompa ke ventrikel kiri dan dari ventrikel kiri dipompa masuk ke
aorta dan selanjutnya dialirkan ke seluruh tubuh janin
e. Cabang aorta di bagian bawah
menjadi dua arteri hipogastrika interna, yang mempunyai cabang arteria
umbikalis
f. Darah dari ventrikel
kanan dipompa menuju paru – paru, tetapi karena paru – paru belum berkembang
maka darah yang terdapat pada arteri pulmonalis dialirkan menuju aorta malalui
duktus arteriosus bothalli
g. Darah yang dialirkan menuju
paru – paru akan dialirkan kembali menuju jantung melalui vena pulmonalis
h. Darah yang menuju plasenta
malalui arteri umbilikalis terpecah menjadi kapiler untuk mendapatkan nutrisi
dan O2 untuk pertumbuhan dan perkembangan janin
i. Sisa metabolisme janin
dan CO2 dilepaskan ke dalam sirkulasi retroplasenter untuk
selanjutnya dibuang melalui alat pembuangan yang terdapat di tubuh ibu
Peredaran darah janin berlangsung selama kehidupan
intrauterin, dimana plasenta memegang peranan yang sangat penting. Kegagalan
fungsi plasenta dapat menimbulkan berbagai penyulit dalam pertumbuhan dan
perkembangan janin.
Berikut fase – fase konsepsi dan perkembangan janin :
Minggu ke - 1 :
Minggu ini sebenarnya masih periode menstruasi, bahkan
pembuahan pun belum terjadi. Sebab tanggal perkiraan kelahiran si kecil
dihitung berdasarkan hari pertama haid terakhir anda.
Proses pembentukan antara sperma dan telur yang
memberikan informasi kepada tubuh bahwa telah ada calon bayi dalam rahim. Saat
ini janin sudah memiliki segala bekal genetik, sebuah kombinasi unik berupa 46
jenis kromosom manusia. Selama masa ini, yang dibutuhkan hanyalah nutrisi
(melalui ibu) dan oksigen.
Sel - sel telur yang berada didalam rahim, berbentuk
seperti lingkaran sinar yg mengelilingi matahari sel ini akan bertemu dengan
sel - sel sperma dan memulai proses pembuahan.
Lima juta sel sperma sekaligus berenang menuju tujuan
akhir mereka yaitu menuju sel telur yang bersembunyi pada saluran sel telur.
Walaupun pasukan sel sperma ini sangat banyak, tetapi pada akhirnya hanya 1 sel
saja yang bisa menembus indung telur.
Pada saat ini kepala sel sperma telah hampir masuk.
Kita dapat melihat bagian tengah dan belakang sel sperma yang tidak henti-hentinya
berusaha secara tekun menerobos dinding indung telur.
9
Minggu ke - 2 :
Pembuahan terjadi pada akhir minggu kedua. Sel telur
yang telah dibuahi membelah dua 30 jam setelah dibuahi. Sambil terus membelah,
sel telur bergerak di dalam lubang falopi menuju rahim. Setelah membelah
menjadi 32, sel telur disebut morula.
Sel-sel mulai berkembang dan terbagi kira - kira dua
kali sehari sehingga pada hari yang keduabelas jumlahnya telah bertambah dan
membantu blastocyst terpaut pada endometrium.
Minggu ke - 3 :
Sampai usia kehamilan 3 minggu, Anda mungkin belum
sadar jika sedang mengandung. Sel telur yang telah membelah menjadi ratusan
akan menempel pada dinding rahim disebut blastosit. Ukurannya sangat kecil,
berdiameter 0,1 mm (millimeter) sampai dengan 0,2 mm (millimeter).
Minggu ke - 4 :
Kini, bayi berbentuk embrio. Embrio memproduksi hormon
kehamilan (Chorionic Gonadotropin - HCG), sehingga apabila Anda melakukan test
kehamilan, hasilnya positif.
Janin mulai membentuk struktur manusia. Saat ini telah
terjadi pembentukan otak dan tulang belakang serta jantung dan aorta (urat
besar yang membawa darah ke jantung).
Seperti yang dijelaskan dalam Al-qur’an, Peringkat 3 :
Mudghah, pembentukan mudghah berlaku pada minggu ke
empat. Terjadi pembentukan otak, saraf tunjung, telinga, dan anggota lainnya.
Selain itu system pernafasan bayi sudah terbentuk. Vilus yang tertanam di otot
ibu kini mempunyai saluran darah sendiri. Jantung bayi pun mulai bersdegup
untuk perkembangan seterusnya, darah mulai mengalir dengan lebih banyak lagi
membagi pembekalan oksigen dan makanan yang secukupnya. Menjelang tujuh minggu
system pernafasan bayi akan mulai berfungsi sendiri.
Minggu ke - 5 :
Terbentuk 3 lapisan yaitu ectoderm, mesoderm dan
endoderm. Ectoderm adalah lapisan yang paling atas yang akan membentuk system
saraf pada janin tersebut yang seterusnya membentuk otak, tulang belakang,
kulit serta rambut. Lapisan Mesoderm berada pada lapisan tengah yang akan membentuk
organ jantung, buah pinggang, tulang dan organ reproduktif. Lapisan Endoderm
yaitu lapisan paling dalam yang akan membentuk usus, hati, pankreas dan pundi
kencing.
Minggu ke - 6 :
Ukuran embrio rata-rata 2 - 4 mm (millimeter) yang
diukur dari puncak kepala hingga bokong. Tuba saraf sepanjang punggung bayi
telah menutup. Meski Anda belum bisa mendengar, jantung bayi mulai berdetak
pada minggu ini. Sistem pencernaan dan pernafasan mulai dibentuk, pucuk-pucuk
kecil yang akan berkembang menjadi lengan kaki pun mulai tampak.
Minggu ke - 7 :
Akhir minggu ketujuh, panjangnya sekitar 5 - 13 mm
(millimeter) dan beratnya 0,8 gram, kira-kira sebesar biji kacang hijau.
Pucuk lengan mulai membelah menjadi bagian bahu dan tangan yang mungil. Jantung
telah dibagi menjadi bilik kanan dan bilik kiri, begitu pula dengan saluran
udara yang terdapat di dalam paru-paru.
Minggu ke - 8 :
Panjang kira-kira 14 - 20 mm (milimeter). Banyak perubahan
yang terjadi pada bayi Anda. Jika Anda bisa melihat , ujung hidung dan kelopak
mata mulai berkembang, begitu pula telinga.
Brochi, saluran yang menghubungkan paru-paru dengan
tenggorokan, mulai bercabang. Lengan semakin membesar dan ia memiliki siku.
Semua ini terjadi hanya dalam 6 minggu setelah pembuahan. Bayi sudah mulai
terbentuk diantaranya pembentukan lubang hidung, bibir, mulut serta lidah.
Matanya juga sudah kelihatan berada dibawah membran kulit yang tipis. Anggota
tangan serta kaki juga terbentuk walaupun belum sempurna.
Minggu ke - 9 :
Telinga bagian luar mulai terbentuk, kaki dan tangan
terus berkembang berikut jari kaki dan tangan mulai tampak. Ia mulai bergerak
walaupun Anda tak merasakannya. Dengan Doppler, Anda bisa mendengar detak
jantungnya. Minggu ini, panjangnya sekitar 22 - 30 mm (milimeter) dan beratnya
sekitar 4 gram.
Minggu ke - 10 :
Semua organ penting yang telah terbentuk mulai
bekerjasama. Pertumbuhan otak meningkat dengan cepat, hampir 250.000 sel saraf
baru diproduksi setiap menit. Ia mulai tampak seperti manusia kecil dengan
panjang 32 - 43 mm (milimeter) dan berat 7 gram.
Minggu ke - 11 :
Panjang tubuhnya mencapai sekitar 6,5 cm (centi
meter). Baik rambut, kuku jari tangan dan kakinya mulai tumbuh. Sesekali di
usia ini janin sudah menguap.
Gerakan demi gerakan kaki dan tangan, termasuk gerakan
menggeliat, meluruskan tubuh dan menundukkan kepala, sudah bisa dirasakan ibu.
Bahkan, janin kini sudah bisa mengubah posisinya dengan berputar, memanjang,
bergelung, atau malah jumpalitan yang kerap terasa menyakitkan sekaligus
memberi sensasi kebahagiaan tersendiri.
Minggu ke - 12 :
Bentuk wajah bayi lengkap, ada dagu dan hidung kecil.
Jari-jari tangan dan kaki yang mungil terpisah penuh. Usus bayi telah berada di
dalam rongga perut. Akibat meningkatnya volume darah ibu, detak jantung janin
bisa jadi meningkat. Panjangnya sekitar 63 mm (millimeter) dan beratnya
14 gram.
Mulai proses penyempurnaan seluruh organ tubuh. Bayi
membesar beberapa millimeter setiap hari. Jari kaki dan tangan mulai terbentuk
termasuk telinga dan kelopak mata.
Minggu ke - 13 :
Pada akhir trimester pertama, plasenta berkembang
untuk menyediakan oksigen, nutrisi dan pembuangan sampah bayi. Kelopak mata
bayi merapat untuk melindungi mata yang sedang berkembang. Janin mencapai
panjang 76 mm (milimeter) dan beratnya 19 gram. Kepala bayi membesar dengan
lebih cepat daripada yang lain. Badannya juga semakin membesar untuk mengejar
pembesaran kepala.
Minggu ke - 14 :
Tiga bulan setelah pembuahan, panjangnya 80 - 110 mm
(milimeter) dan beratnya 25 gram. Lehernya semakin panjang dan kuat. Lanugo,
rambut halus yang tumbuh di seluruh tubuh dan melindungi kulit mulai tumbuh
pada minggu ini. Kelenjar prostat bayi laki-laki berkembang dan ovarium turun
dari rongga perut menuju panggul. Detak jantung bayi mulai menguat tetapi kulit
bayi belum tebal karena belum ada lapisan lemak.
Minggu ke - 15 :
Tulang dan sumsum tulang di dalam sistem kerangka
terus berkembang. Jika bayi Anda perempuan, ovarium mulai menghasilkan jutaan
sel telur pada minggu ini. Kulit bayi masih sangat tipis sehingga pembuluh
darahnya kelihatan. Akhir minggu ini, beratnya 49 gram dan panjang 113 mm
(milimeter). Bayi sudah mampu menggenggam tangannya dan mengisap ibu jari.
Kelopak matanya masih tertutup.
Minggu ke - 16 :
Bayi telah terbentuk sepenuhnya dan membutuhkan
nutrisi melalui plasenta. Bayi telah mempunyai tulang yang kuat dan mulai bisa
mendengar suara. Dalam proses pembentukan ini system peredaran darah adalah
yang pertama terbentuk dan berfungsi.
Janin mulai bergerak, tetapi tak perlu kuatir jika
Anda tak merasakannya. Semakin banyak kalsium yang disimpan dalam tulang bayi
seiring dengan perkembangan kerangka. Bayi Anda berukuran 116 mm (milimeter)
dan beratnya 80 gram.
Minggu ke - 17 :
Dengan panjang 12 cm (centi meter) dan berat 100 gram,
bayi masih sangat kecil. Lapisan lemak cokelat mulai berkembang, untuk menjada
suhu tubuh bayi setelah lahir. Rambut, kening, bulu mata bayi mulai tumbuh dan
garis kulit pada ujung jari mulai terbentuk. Sidik jari sudah mulai terbentuk
Minggu ke - 18 :
Mulailah bersenandung sebab janin sudah bisa mendengar
pada minggu ini. Ia pun bisa terkejut bila mendengar suara keras. Mata bayi pun
berkembang. Ia akan mengetahui adanya cahaya jika Anda menempelkan senter yang
menyala di perut. Panjangnya sudah 14 cm (centi meter) dan beratnya 140 gram.
Bayi sudah bisa melihat cahaya yang masuk melalui dinding rahim ibu. Hormon
Estrogen dan Progesteron semakin meningkat.
Minggu ke - 19 :
Tubuh bayi diselimuti vernix caseosa, semacam lapisan
lilin yang melindungi kulit dari luka. Otak bayi telah mencapai jutaan saraf
motorik karenanya ia mampu membuat gerakan sadar seperti menghisap jempol. B
eratnya 226 gram dengan panjang hampir 16 cm (centi meter).
Minggu ke - 20 :
Setengah perjalanan telah dilalui. Kini, beratnya
mencapai 260 gram dan panjangnya 14-16 cm (centi meter). Dibawah lapisan
vernix, kulit bayi mulai membuat lapisan dermis, epidermis dan subcutaneous.
kuku tumbuh pada minggu ini. Proses penyempurnaan paru-paru dan system
pernafasan. Pigmen kulit mulai terlihat.
Minggu ke - 21 :
Usus bayi telah cukup berkembang sehingga ia sudah
mampu menyerap atau menelan gula dari cairan lalu dilanjutkan melalui sistem
pencernaan manuju usus besar. Gerakan bayi semakin pelan karena beratnya sudah
340 gram dan panjangnya 20 cm.
Minggu ke - 22 :
Indera yang akan digunakan bayi untuk belajar
berkembang setiap hari. Setiap minggu, wajahnya semakin mirip seperti saat
dilahirkan. Perbandingan kepala dan tubuh semakin proporsional.
Minggu ke - 23 :
Meski lemak semakin bertumpuk di dalam tubuh bayi,
kulitnya masih kendur sehingga tampak keriput. Ini karena produksi sel kulit
lebih banyak dibandingkan lemak. Ia memiliki kebiasaaan
"berolahraga", menggerakkan otot jari-jari tangan dan kaki, lengan
dan kaki secara teratur. Beratnya hampir 450 gram.Tangan dan kaki bayi telah
terbentuk dengan sempurna, jari juga terbentuk sempurna.
Minggu ke - 24 :
Paru-paru mulai mengambil oksigen meski bayi masih
menerima oksigen dari plasenta. Untuk persiapan hidup di luar rahim, paru-paru
bayi mulai menghasilkan surfaktan yang menjaga kantung udara tetap mengembang
kulit bayi mulai menebal.
Minggu ke - 25 :
Bayi mulai cegukan, Ini tandanya ia sedang latihan
bernafas. Ia menghirup dan mengeluarkan air ketuban. Jika air ketuban yang
tertelan terlalu banyak, ia akan cegukan.
Tulang bayi semakin mengeras dan bayi menjadi bayi
yang semakin kuat. Saluran darah di paru-paru bayi sudah semakin berkembang.
Garis disekitar mulut bayi sudah mulai membentuk dan fungsi menelan sudah
semakin membaik. Indera penciuman bayi sudah semakin membaik karena di minggu
ini bagian hidung bayi (nostrils) sudah mulai berfungsi. Berat bayi sudah
mencapai 650 - 670 gram dengan tinggi badan 34 - 37 cm (centi meter).
Minggu ke - 26 :
Bayi sudah bisa mengedipkan matanya selain itu retina
matanya telah mulai terbentuk. Aktifitas otaknya yang berkaitan dengan
pendengarannya dan pengelihatannya sudah berfungsi, bunda dapat memulai
memperdengarkan lagu yang ringan dan mencoba untuk memberi cahaya lebih
disekitar perut, mungkin bunda akan merasakan anggukan kepala si kecil. Berat
badan bayi sudah mencapai 750 – 780 gram, sedangkan tingginya 35 - 38 cm (centi
meter).
Minggu ke - 27 :
Minggu pertama trimester ketiga, paru-paru, hati dan
sistem kekebalan tubuh masih harus dimatangkan. Namun jika ia dilahirkan,
memiliki peluang 85 persen untuk bertahan.
Indra perasa mulai terbentuk. Bayi juga sudah pandai
mengisap ibu jari dan menelan air ketuban yang mengelilinginya. Berat umum bayi
seusia si kecil 870 - 890 gram dengan tinggi badan 36 - 38 cm.
Minggu ke - 28 :
Minggu ini beratnya 1100 gram dan panjangnya 25 cm
(centi meter). Otak bayi semakin berkembang dan meluas. Lapisan lemak pun
semakin berkembang dan rambutnya terus tumbuh
Lemak dalam badan mulai bertambah. Walaupun gerakan
bayi sudah mulai terbatas karena beratnya yang semakin bertambah, namun matanya
sudah mulai bisa berkedip bila melihat cahaya melalui dinding perut ibunya.
Kepalanya sudah mengarah ke bawah. Paru-parunya belum sempurna, namun jika saat
ini ia terlahir ke dunia, si kecil kemungkinan besar telah dapat bertahan
hidup.
Minggu ke - 29 :
Kelenjar adrenalin bayi mulai menghasilkan hormon
seperti androgen dan estrogen. Hormon ini akan menyetimulasi hormon prolaktin
di dalam tubuh ibu sehingga membuat kolostrum (air susu yang pertama kali
keluar saat menyusui).
Sensitifitas dari bayi semakin jelas, bayi sudah bisa
mengidentifikasi perubahan suara, cahaya, rasa dan bau. Selain itu otak bayi
sudah bisa mengendalikan nafas dan mengatur suhu badan dari bayi. Postur dari
bayi sudah semakin sempurna sebagai seorang manusia, berat badannya 1100 - 1200
gram, dengan tinggi badan 37 - 39 cm (centi meter).
Minggu ke - 30 :
Lemak dan berat badan bayi terus bertambah sehingga
bobot bayi sekarang sekitar 1400 gram dan panjangnya 27 cm (centi meter).
Karena ia semakin besar, gerakannya semakin terasa.
Mata indah bayi sudah mulai bergerak dari satu sisi ke
sisi yang lain dan dia sudah mulai belajar untuk membuka dan menutup matanya.
Saat ini waktu yang terbaik bagi bunda untuk menyenteri perut dan
menggerak-gerakan senter tersebut maka mata bayi sudah bisa mengikuti ke arah
mana senter tersebut bersinar. Cairan ketuban (amniotic fluid) di rahim bunda
semakin berkurang. Kini si kecil pun sudah mulai memproduksi air mata. Berat
badan bayi 1510 - 1550 gram, dengan tinggi 39 - 40 cm (centi meter).
Minggu ke - 31 :
Plasenta masih memberikan nutrisi yang dibutuhkan
bayi. Aliran darah di plasenta memungkinkan bayi menghasilkan air seni. Ia
berkemih hampir sebanyak 500 ml (mili liter) sehari di dalam air ketuban.
Perkembangan fisik bayi sudah mulai melambat pada fase
ini, hanya berat badan bayilah yang akan bertambah. Selain itu lapisan lemak
akan semakin bertambah dibawah jaringan kulitnya. Tulang pada tubuh bayi sudah
mulai mengeras, berkembang dan mulai memadat dengan zat-zat penting seperti
kalsium, zat besi, fosfor. Berkebalikan dengan perkembangan fisiknya, pada fase
ini perkembangan otaknyalah yang berkembang dengan sangat pesat dengan
menghasilkan bermilyar sel. Apabila diperdengarkan musik, bayi akan bergerak.
Berat badan bayi 1550 - 1560 gram dengan tinggi 41 - 43 cm (centi meter).
Minggu ke - 32 :
Jari tangan dan kaki telah tumbuh sempurna, begitu
pula dengan bulu mata, alis dan rambut di kepala bayi yang semakin jelas.
Lanugo yang menutupi tubuh bayi mulai rontok tetapi sebagian masih ada di bahu
dan punggung saat dilahirkan. Dengan berat 1800 gram dan panjang 29 cm (centi
meter), kemampuan untuk bertahan hidup di luar rahim sudah lebih baik apabila
di dilahirkan pada minggu ini.
Kulit bayi semakin merah, kelopak matanya juga telah
terbuka dan system pendengaran telah terbentuk dengan sempurna. Kuku dari jari
mungil tangan dan kaki si kecil sudah lengkap dan sempurna. Rambutnya pun
semakin banyak dan semakin panjang. Bayi sudah mulai bisa bermimpi.
Minggu ke - 33 :
Bayi telah memiliki bentuk wajah yang menyerupai ayah
dan ibunya. Otak bayi semakin pesat berkembang. Pada saat ini juga otak bayi
sudah mulai bisa berkoordinasi antara lain, bayi sudah menghisap jempolnya dan
sudah bisa menelan. Walaupun tulang-tulang bayi sudah semakin mengeras tetapi
otot-otot bayi belum benar-benar bersatu. Bayi sudah bisa mengambil nafas
dalam-dalam walaupun nafasnya masih di dalam air. Apabila bayinya laki-laki
maka testis bayi sudah mulai turun dari perut menuju skrotum. Berat badan bayi
1800 - 1900 gram, dengan tinggi badan sekitar 43 - 45 cm (centi meter).
Minggu ke - 34 :
Bayi berada di pintu rahim. Bayi sudah dapat membuka
dan menutup mata apabila mengantuk dan tidur, bayi juga sudah mulai mengedipkan
matanya. Tubuh bunda sedang mengirimkan antibodi melalui darah bunda ke dalam
darah bayi yang berfungsi sebagai sistem kekebalan tubuhnya dan proses ini akan
tetap terus berlangsung bahkan lebih rinci pada saat bunda mulai menyusui.
Berat Badan bayi 2000 - 2010 gram, dengan tinggi badan sekitar 45 - 46 cm
(centi meter).
Minggu ke - 35 :
Pendengaran bayi sudah berfungsi secara sempurna.
Lemak dari tubuh bayi sudah mulai memadat pada bagian kaki dan tangannya,
lapisan lemak ini berfungsi untuk memberikan kehangatan pada tubuhnya.
Bayi sudah semakin membesar dan sudah mulai memenuhi
rahim bunda. Apabila bayi bunda laki-laki maka di bulan ini testisnya telah
sempurna. Berat badan bayi 2300 - 2350 gram, dengan tinggi badan sekitar 45 -
47 cm (centi meter).
Minggu ke - 36 :
Kulit bayi sudah semakin halus dan sudah menjadi kulit
bayi. Lapisan lemak sudah mulai mengisi bagian lengan dan betis dari bayi.
Ginjal dari bayi sudah bekerja dengan baik dan livernya pun telah memproduksi
kotoran. Saat ini paru-paru bayi sudah bekerja baik bahkan sudah siap bertemu
dengan mama dan papa. Berat badan bayi 2400 - 2450 gram, dengan tinggi badan 47
- 48 cm (centi meter).
Minggu ke - 37 :
Kepala bayi turun ke ruang pelvik. Bentuk bayi semakin
membulat dan kulitnya menjadi merah jambu. Rambutnya tumbuh dengan lebat dan
bertambah 5 cm (centi meter). Kuku terbentuk dengan sempurna. Bayi sudah bisa
melihat adanya cahaya diluar rahim.
Bayi pada saat ini sedang belajar untuk mengenal
aktifitas harian, selain itu bayi juga sedang belajar untuk melakukan
pernafasan walaupun pernafasannya masih dilakukan di dalam air. Berat badan
bayi di minggu ini 2700 - 2800 gram, dengan tinggi 48 - 49 cm (centi meter).
Minggu ke - 38 hingga minggu ke - 40 :
Proses pembentukan telah berakhir dan bayi siap
dilahirkan.
Embrio memperoleh makanan dari tubuh
induknya melalui plasenta (ari-ari). Selanjutnya makanan masuk ke embrio
melalui tali pusar. Melalui tali pusar tersebut, sisa-sisa metabolisme dan zat
yang tidak berguna dialirkan kembali ke plasenta menuju tubuh ibunya.
Selama perkembangan embrio, terbentuklah
membran embrio yang berfungsi untuk melindungi dan memberi makan embrio.
Membran embrio terdiri atas empat bagian, yaitu:
Kantong kuning telur, pada manusia
kurang berkembang.
Amnion, kantong
berisi cairan tempat embrio/janin mengapung, fungsinya melindungi janin dari
tekanan dan benturan.
Alantois, berkembang
menjadi tali pusar.
Karion, terdiri dari
mesoderma dan tropoblast yang masuk ke dinding uterus membentuk plasenta.
ika setelah ovulasi sel telur
tidak dibuahi oleh sel sperma, jaringan dinding rahim yang telah menebal dan
mengandung pembuluh darah akan rusak dan luruh, proses ini disebut haid
(menstruasi). Luruhnya dinding rahim tersebut ditandai dengan keluarnya darah
melalui vagina. Peristiwa tersebut terjadi pada wanita setiap 28 hari sekali,
dengan melalui empat fase berikut:
Fase menstruasi
Fase ini terjadi jika ovum tidak
dibuahi oleh sperma, sehingga korpus leteum menghentikan produksi hormon
estrogen dan progesteron. Turunnya kadar estrogen dan progesteron menyebabkan
lepasnya ovum dari endometrium yang disertai robek dan luruhnya endometrium,
sehingga terjadi pendarahan. Fase menstruasi ini berlangsung kurang lebih 5
hari.
Fase praovulasi
Fase praovulasi disebut dengan
fase proliferasi. Hormon pembebas gonadotropin yang dikeluarkan hipotalamus
akan memacu hipofise untuk mengeluarkan FSH (Folikel Stimulating Hormone) yang
dapat memacu pematangan folikel dan merangsang folikel untuk mengeluarkan
hormon estrogen. Adanya estrogen menyebabkan pembentukan kembali (proliferasi)
dinding endometrium. Peningkatan kadar estrogen yang menyebabkan serviks
mengeluarkan lendir yang bersifat basa. Lendir ini berfungsi untuk menetralkan
suasana asam pada vagina sehingga mendukung kehidupan sperma.
Fase ovulasi
Peningkatan estrogen menghambat
pengeluaran FSH, kemudian hipofise mengeluarkan LH (Luteinizing Hormone).
Peningkatan kadar LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel atau
ovulasi.
Fase pascaovulasi
Fase ini berlangsung selama 14
hari sebelum menstruasi berikutnya. Folikel de Graaf (folikel matang) yang
telah melepaskan oosit akan berkerut dan menjadi korpus luteum. Korpus leteum
mengeluarkan hormon progesteron dan masih megeluarkan hormon estrogen namun
tidak sebanyak ketika berbentuk folikel. Progesteron mendukung kerja estrogen untuk
mempertebal dan menumbuhkan pembuluh-pembuluh darah pada endometrium serta
mempersiapkan endometrium untuk menerima pelekatan embrio jika terjadi
pembuahan atau kehamilan. Jika tidak terjadi pembuahan, korpus leteum akan
berubah menjadi korpus albikan yang hanya sedikit mengeluarkan hormon, sehingga
kadar progesteron dan estrogen menjadi rendah..
Plasenta adalah organ
ekstra embrio yang merupakan pertautan antara jaringan embrio dan jaringan
induk. Pada manusia, jaringan induk yang ikut serta dalam pembentukan plasenta
adalah endometrium uterus bagian desidua basalis. Pembentukan plasenta manusia
dimulai pada minggu pertama kehamilan dan berkembang terus sampai kehamilan berumur
sekitar 8 bulan.
Fungsi Plasenta: melayani
segala kebutuhan embrio/ fetus, dalam hal: respirasi, nutrisi, ekstresi,
proteksi, juga sebagai kelanjar endokrin (penghasil hormon).
Fungsi Plasenta sebagai
Kelenjar Endokrin
Sebagai kelenjar
endokrin, plasenta menghasilkan hormon-hormon yang berperan penting dalam
memelihara kelangsungan hidup embrio. Hormon-hormon yang dihasilkan oleh
plasenta antara lain:
1. Korionik
gonadotropin. Dihasilkan oleh sel-sel sinsitiotrofoblas yang menyusun
korion. Hormon ini berfungsi untuk:
- mempertahankan korpus
luteum dalam ovarium untuk menghasilkan progesteron
- merangsang plasenta
untuk menghasilkan progesteron.
Korionik gonadotropin
pada manusia (HCG = Human Chorionic Gonadotropin) mulai disintesis 2 minggu
setelah fertilisasi dan mencapai puncaknya pada bulan ke-3 kehamilan.
Keberadaan hormon ini dalam urin merupakan dasar tes kehamilan.
2. Progesteron.
Hormon ini berfungsi untuk memelihara agar endometrium uterus tetap tebal
(tidak luruh) dan kaya pembuluh darah. Pada manusia, progesteron mulai
disintesis oleh plasenta pada minggu ke-4 setelah implantasi. Menjelang
kelahiran, produksi hormon ini menurun.
3. Estrogen. Pada
manusia, hormon ini mulai dihasilkan oleh plasenta pada minggu ke-4 setelah
implantasi, selain itu juga dihasilkan oleh kelenjar adrenal fetus. Estrogen
berperan untuk memelihara kehamilan. Produksi estrogen terus meningkat sampai
menjelang kelahiran bayi.
4. Korionik
somatotropin (plasental laktogen), untuk merangsang perkembangan
kelenjar susu. Pada manusia, hormon ini disebut HCS (Human Chorionic
Somatotropin) atau HPL (Human Placental Lactogen).
Tipe-tipe Plasenta
A. Berdasarkan selaput
ekstra embrio yang bertaut dengan jaringan induk:
1. Plasenta
korio-vitelin: merupakan plasenta yang sederhana, dibentuk dari kantung
yolk dan korion yang terletak di antara pembuluh-pembuluh darah kantung yolk
dan epitel uterus induk.
Misalnya: pada
marsupialia (hewan berkantung) dari genus Didelphys dan Macropus.
2. Plasenta
korio-alantois: pembentuk plasenta dari pihak embrio adalah selaput korion
dan selaput alantois yang berbatasan. Mesoderm alantois membentuk pembuluh
darah pada villi korion dan pada tali pusat.
Misalnya: pada euteria
(golongan mamalia yang memiliki plasenta sejati, termasuk manusia dan kebanyakan
mamalia yang lain) dan marsupialia dari genus Parameles dan Dasyurus.
B. Berdasarkan kokoh/
tidaknya pertautan antara jaringan embrio dan jaringan induk:
1. Plasenta
desidua: pertautan kokoh. Keluarnya plasenta yang menyertai kelahiran bayi
akan disertai pula dengan luruhnya desidua dan terjadinya pendarahan.
Misalnya: pada karnivora,
rodentia, primata.
2. Plasenta non/
indesidua: pertautan tidak kokoh.
Misalnya: pada sapi,
babi, kuda.
3. Plasenta semi
desidua: pertautan agak kokoh
Misalnya: pada kambing.
C. Berdasarkan penyebaran
villi korion pada kantung korion (Gambar 3)
1. Plasenta
difusa: villi halus, tersebar pada seluruh permukaan korion.
Misalnya: pada babi,
kuda.
2. Plasenta
kotiledonaria: villi tampak sebagai gumpalan-gumpalan agak besar (seperti
kancing).
Misalnya: pada sapi,
kambing.
3. Plasenta
zonaria: villi menyerupai sabuk, mengelilingi bagian tengah embrio.
Misalnya: pada kucing dan
karnivora lainnya.
4. Plasenta
diskoidal: sebaran villi terbatas pada suatu daerah korion tertentu;
berbentuk seperti cakram
(diskus).
Misalnya: pada manusia,
rodentia.
Gambar 2. Macam-macam
plasenta berdasarkan penyebaran villi korion pada kantung korion (Sumber:
Majumdar, 1985)
D. Berdasarkan tebal/
tipisnya barier plasenta
Yang dimaksud dengan
barier plasenta adalah batas antara darah induk dan darah embrio. Pertukaran
zat antara induk dan embrioterjadi melalui barier plasenta tersebut.
Pada tipe plasenta yang
paling primitif, difusi zat-zat dari induk ke embrio terjadi melalui jalur
dengan urutan sebagai berikut:
Zat-zat dalam darah induk
↓
Dinding endotel dari
pembuluh darah induk
↓
Jaringan ikat sekeliling
pembuluh darah induk
↓
Epitel uterus
↓
Epitel korion
↓
Jaringan ikat korion
↓
Dinding endotel dari
pembuluh darah dalam korion
↓
Darah embrio
Ketika villi korio-
alantois berpenetrasi ke dalam endometrium uterus, terjadi kerusakan
jaringan-jaringan penyusun endometrium. Semakin dalam penetrasi villi korio-
alantois, semakin banyak jaringan endometrium yang dirusak, akibatnya barier
plasenta menjadi seamakin tipis (jarak antara darah induk dengan darah embrio
semakin dekat). Semakin tipis barier plasenta, pelaluan zat antara induk-
embrio semakin efisien.
Berdasarkan tebal/
tipisnya barier plasenta, tipe plasenta dapat dibedakan menjadi (lihat tabel 1
dan gambar 3):
1. Plasenta
epiteliokorial: barier plasenta paling tebal, tidak ada ajaringan dari
pihak induk maupun
pihak embrio yang
mengalami kerusakan.
Misalnya: pada kuda,
babi.
2. Plasenta
sindesmokorial: jaringan epitel uterus induk mengalami perusakan.
Misalnya: pada sapi,
kerbau.
3. Plasenta
endoteliokorial: jaringan epitel uterus dan jaringan ikat sekeliling
pembuluh darah induk mengalami perusakan.
Misalnya: pada kucing,
anjing, harimau.
4. Plasenta
hemokorial: barier plasenta paling tipis, jaringan epitel uterus, jaringan
ikat sekeliling pembuluh darah induk dan jaringan endotel yang mendindingi
pembuluh darah induk mengalami perusakan, sehingga villi korio-alantois
terendam dalam darah induk. Jadi adarah induk dan darah embrio hanya dipisahkan
oleh jaringan-jaringan penyusun villi, yaitu epitel, jaringan ikat dan endotel
dari pihak embrio.
Misalnya: pada manusia,
kera, tikus, kelinci
Tabel 1. Tipe-tipe
plasenta dan keadaan jaringan penyusun barier plasenta.
Tipe plasenta
|
Jaringan induk
|
Jaringan embrio
|
||||
Jar. endotel
|
Jar. ikat
|
Jar. epitel
|
Jar. epitel
|
Jar. ikat
|
Jar. endotel
|
|
Epiteliokorial
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
|
Sindesmokorial
|
+
|
+
|
0
|
+
|
+
|
|
Endoteliokorial
|
+
|
0
|
0
|
+
|
+
|
|
Hemokorial
|
0
|
0
|
0
|
+
|
+
|
Keterangan: 0 = mengalami
kerusakan
Pembentukan Plasenta
Contoh: plasenta manusia.
Setelah embrio berimplantasi ke dalam endometrium uterus, korion membentuk
tonjolan-tonjolan (villi) yang “mencangkul” endometrium uterus. Mula-mula villi
terdapat pada seluruh permukaan korion, lama-kelamaan villi yang terdapat di
daerah desidua kapsularis akan menyusut dan hanya villi di daerah desidua
basalis yang berkembang. Daerah korion yang villinya berkembang disebut korion
frondosum (lihat Gambar 1C), sedangkan daerah korion yang
villinya menyusut disebut korion leave. Korion frondosum bertaut
erat dengan desidua basalis membentuk plasenta.
Sirkulasi Darah Plasenta
Pada waktu berpenetrasi
ke dalam endometrium uterus, villi korion mencapai kapiler darah yang terdapat
di dalamnya dan memecahkan dindingnya. Akibatnya darah maternal mengumpul dalam
ruang-ruang intervilli (lakuna). Plasenta berhubungan dengan embrio
melalui tali pusat (korda umbilikalis). Di dalam tali pusat terdapat
pembuluh darah (vena dan arteri umbilikalis yang dibentuk dari mesoderm
alantois) yang berhubungan dengan pembuluh-pembuluh darah intra-embrio (Gambar
5). Pada dinding villi korion terjadi pertukaran materi antara darah maternal
dan darah fetal. Zat-zat nutrisi dan O2 dari darah maternal
memasuki pembuluh-pembuluh darah plasenta lalu diangkut oleh vena umbilikalis
memasuki tubuh fetus, masuk ke dalam jantung dan diedarkan ke seluruh tubuh
(Gambar 6). Darah yang miskin O2 dan mengandung zat-zat
ekskresi dari tubuh fetus diangkut oleh arteri umbilikalis menuju ke pembuluh
darah plasenta dan dilepaskan ke dalam darah maternal. Pada semua tipe plasenta
tidak pernah terjadi percampuran antara darah maternal dan darah fetal.
Gambar 4. Diagram
sirkulasi plasental maternal dan fetal. Arteri umbilikalis membawa darah fetal
yang miskin O2 menuju ke plasenta, dan vena umbilikalis membawa
darah maternal yang kaya O2menuju ke fetus (Sumber: Moore, 1989)
Gambar 5. Sirkulasi darah
dalam tubuh fetus dan dalam plasenta manusia (Sumber: Majumdar, 1985)
Gambar 6. Pelaluan
materi dari induk maupun dari fetus menembus plasenta
Tipe-tipe plasenta:
a) Menurut
bentuknya
1). Plasenta normal
2). Plasenta membranasea (tipis)
3). Plasenta suksenturiata (satu
lobus terpisah)
4). Plasenta spuria
5). Plasenta bilobus
6)plasenta trilobus
b) Menurut
pelekatan pada dinding rahim
1). Plasenta adhesiva (melekat)
2). Plasenta akreta (lebih
melekat)
3). Plasenta inkreta (sampai ke
otot polos)
4). Plasenta perkreta (sampai ke
serosa)
Plasenta terdiri atas tiga
bagian:
a) Bagian
janin (fetal portion). Terdiri dari korion frondosum dan vili. Vili dari uri
yang matang terdiri atas:
1). Vili korialis
2). Ruang-ruang interviller
3). Amnion yang melapisi
permukaan plasenta. Di bawah lapisan amnion ini berjalan cabang-cabang pembuluh
darah tali pusat.
b) Bagian
maternal (maternal portion)
Terdiri atas desidua kompakta
yang terbentuk dari beberapa kotiledon (15-20 buah). Desidua basalis pada
plasenta matang disebut lempeng korionik (basal).
c) Tali
pusat
2. Fungsi
a. Nutrisasi,
yaitu alat yang memberi makanan pada janin
b. Respirasi,
yaitu alat penyalur zat asam dan CO2
c. Ekskresi,
yaitu alat pengeluaran sampah metabolisme
d. Imunisasi,
yaitu alat penyalur berbagai macam antibodi ke janin
e. Pertahanan,
yaitu alat yang menyaring obat-obatan atau kuman-kuman yang bisa melewati uri.
f. Produksi,
yaitu alat yang menghasilkan hormon-hormon
Hormon yang dihasilkan:
1). Human chorionic gonadotropin
(HCG)
2). Chorionic somatomammotropin
(placental lactogen)
3). Estrogen
4). Progesteron
5). Tirotropin korionik dan
relaksin
3. Sirkulasi
Plasenta memiliki peran penting
dalam kehamilan untuk kelangsungan hidup fetus. Segala nutrien, oksigen dan
keperluan fetus dikirimkan melalui darah. Darah ibu dibawa melalui
arteri spiral yang berada di desidua basalis kemudian memasuki ruang
interviller.Pada sistol darah disemprotkan dengan tekanan
70-80 mmhg seperti air mancur ke dalam ruang interviler sampai mencapai
chorionic plate, pangkal kotiledon-kotiledon janin. Darah tersebut membasahi
semua villi koriales. Kemudian oksigen, air,
glukosa, asam amino, lipid, garam mineral, vitamin, hormon, dan antibodi dari darah ibu
menembus membran dan memasuki kapilari darah fetus yang terdapat dalam vilus dan
diteruskan menuju vena umbilikalis. Darah yang membawa bahan kumuh dari
fetus dibawa melalui tali pusat menuju villi dan di lepas di ruang interviller.
Kemudian memasuki vena maternal padavena-vena di
desidua.
Di tempat-tempat
tertentu ada implantasi placenta terdapat vena-vena yang lebar (sinus)
untuk menampung darah kembali. Pada pinggir placenta di beberapa tempat
terdapat pula suatu rung vena yang luas untuk menampung darah yang berasal dari
ruang interviller diatas. Ruang ini disebut sinus marginalis.
Darah ibu yang
mengalir di seluruh placenta diperkirakan menaik dari 300 ml tiap menit pada
kehamilan 20 minggu sampai 600 ml tiap menit pada kehamilan 40 minggu. Seluruh
ruang interviller tanpa villi koriales mempunyai volume lebih kurang 150-250
ml. Permukaan semua villi koriales diperkirakan seluas lebih kurang 11 m2.
Dengan demikian pertukaran zat-zat makanan terjamin benar.
Walaupun darah
ibu dan darah fetus dalam vilus adalah begitu rapat, tetapi kedua-dua darah
tidak bercampur kerana dipisahkan oleh suatu membran. Jadi, sebenarnya
peredaran darah ibu dan janin terpisah. Pertukaran terjadi melalui sinstial
membran yang berlangsung secara osmosis dan alterasi fisika-kimia.
B. Tali
Pusat
1. Struktur
a. Tali
pusat merentang dari pusat janin ke uri bagian permukaan fetal janin.
b. Warnanya
dari luar putih, merupakan tali yang terpilin.
c. Panjangnya
rata-rata 50-55 cm, diameter 1-2,5 cm.
d. Amnion : Menutupi funiculus umbicalis dan merupakan lanjutan amnion yang
menutupi permukaan fetal plasenta. Pada ujung fetal amnion melanjutkan diri
dengan kulit yang menutupi abdomen. Baik kulit maupun membran amnion berasal
dari ektoderm.
e. Jelly wharton merupakan zat yang berkonsistensi lengket yang mengelilingi pembuluh darah
pada funiculus umbilicalis. Jeli Warthon merupakan subtansi seperti jeli, juga
berasal dari mesoderm seperti halnya pembuluh darah. Jeli ini melindungi
pembuluh darah tersebut terhadap kompresi, sehingga pemberian makanan yang
kontinyu untuk janin dapat di jamin. Selain itu juga dapat membantu mencegah
penekukan tali pusat. Jeli warthon ini akan mengembang jika terkena udara. Jeli
Warthon ini kadang-kadang terkumpul sebagai gempalan kecil dan membentuk simpul
palsu di dalam funiculus umbilicalis. Jumlah jeli inilah yang menyebabkan
funiculus umbilicalis menjadi tebal atau tipis.
f. Tiga pembuluh darah : Setelah struktur lengkung usus, yolk sack dan duktus
vitellinus menghilang, tali pusat akhirnya hanya mengandung pembuluh darah
umbilikal yang menghubungkan sirkulasi janin dengan plasenta. Ketiga
pembuluh darah itu saling berpilin di dalam funiculus umbilicalis dan
melanjutkan sebagai pembuluh darah kecil pada vili korion plasenta. Kekuatan
aliran darah (kurang lebih 400 ml/ menit) dalam tali pusat membantu
mempertahankan tali pusat dalam posisi relatif lurus dan mencegah terbelitnya
tali pusat tersebut ketika janin bergerak-gerak. Ketiga pembuluh darah tersebut
yaitu: 2
arteri umbilikalis mengembalikan produk sisa
(limbah) dari fetus ke plasenta dimana produk sisa tersebut diasimilasi ke
dalam peredaran darah maternal untuk di ekskresikan. , 1 vena
umbilikalis membawa oksigen dan memberi nutrien ke sistem
peredaran darah fetus dari darah maternal yang terletak di dalam spatium
choriodeciduale..
2. Fungsi
a. Sebagai saluran yang menghubungkan antara plasenta dan bagian tubuh janin
sehingga janin mendapat asupan oksigen, makanan dan antibodi dari ibu yang
sebelumnya diterima terlebih dahulu oleh plasenta melalui vena umbilicalis.
b. Saluran pertukaran bahan-bahan kumuh seperti urea dan gas karbon dioksida
yang akan meresap keluar melalui arteri umbilicalis.
3. Sirkulasi
Pada plasenta
banyak terdapat unjuran seperti “jari” atau vilus
tumbuh dari membran yang menyelimuti fetus dan menembus dinding uterus, yaitu endometrium. Endometriumpada uterus kaya
dengan aliran darah ibu. Di dalam vilus
terdapat jaringan kapilari darah fetus. Oksigen, air, glukosa, asam amino, lipid, garam mineral, vitamin, hormon, dan antibodi dari darah
ibu menembus membran dan memasuki kapilari darah fetus yang terdapat dalam
vilus. Darah yang kaya dengan oksigen dan nutrien ini kemudian dibawa melalui vena umbilicalis menuju fetus. Sebaliknya, darah yang sampai ke vilus dari fetus melalui arteri
umbilicalis dalam tali pusat mengandung bahan kumuh seperti karbon dioksida dan
urea. Bahan kumuh ini akan meresap merentas membran dan memasuki darah ibu yang
terdapat di sekeliling vilus.
Bentuk dan Ukuran
Uri berbentuk bundar atau oval, ukuran diameter 15-20 cm, tebal 2-3 cm, berat 500-600 gram.
Biasanya plasenta atau uri akan berbentuk lengkap pada kehamilan kira-kira 16 minggu, di mana ruang amnion telah mengisi seluruh rongga rahim.
Letak Uri Dalam Rahim
Letak uri yang normal umumnya pada corpus uteri bagian depan atau belakang agak ke arah fundus uteri.
Pembagian Uri
Uri terdiri atas tiga bagian :
Bagian Janin (fetal portion). Terdiri dari korion frondosum dan vili. Vili dari uri yang matang terdiri atas :
Uri berbentuk bundar atau oval, ukuran diameter 15-20 cm, tebal 2-3 cm, berat 500-600 gram.
Biasanya plasenta atau uri akan berbentuk lengkap pada kehamilan kira-kira 16 minggu, di mana ruang amnion telah mengisi seluruh rongga rahim.
Letak Uri Dalam Rahim
Letak uri yang normal umumnya pada corpus uteri bagian depan atau belakang agak ke arah fundus uteri.
Pembagian Uri
Uri terdiri atas tiga bagian :
Bagian Janin (fetal portion). Terdiri dari korion frondosum dan vili. Vili dari uri yang matang terdiri atas :
Vili Korialis
Ruang-ruang interviler. Darah ibu
yang berada di ruang interviler berasal dari arteri spiralis yang berada di
desidua basalis. Pada sistole, darah dipompa dengan kekuatan 70-80 mmHg ke
dalam ruang interviler, sampai pada lempeng korionik (chorionic plate)
pangkal dari kotiledon-kotiledon. Darah tersebut membanjiri vili koriales dan
kembali perlahan-lahan ke pembuluh balik (vena-vena) di desidua dengan tekanan
8 mmHg.
Pada bagian permukaan janin uri
diliputi oleh amnion yang kelihatan licin. Di bawah lapisan amnion ini berjalan
cabang-cabang pembuluh darah tali pusat. Tali pusat akan berinsersi pada uri
bagian permukaan janin.
Bagian Maternal (maternal
portion). Terdiri atas desidua kompakta yang terbentuk dari beberapa lobus
dan kotiledon (15-20 buah). Desidua basalis pada uri matang disebut lempeng
korionik (basal), di mana sirkulasi utero plasenter berjalan ke ruang-ruang
intervili melalui tali pusat. Jadi, sebenarnya peredaran darah ibu dan janin
adalah terpisah. Pertukaran terjadi melalui sinsitial membran yang berlangsung
secara osmosis dan alterasi fisiko-kimia.
Tali Pusat. Tali pusat merentang dari pusat janin ke uri bagian permukaan janin. Panjangnya rata-rata 50-55 cm, sebesar jari (diameter 1-2,5 cm). Struktur terdiri dari 2 aa. umbilikalis dan 1 v. umbilikalis serta jelly Wharton
Jenis Insersi Tali Pusat
Tali Pusat. Tali pusat merentang dari pusat janin ke uri bagian permukaan janin. Panjangnya rata-rata 50-55 cm, sebesar jari (diameter 1-2,5 cm). Struktur terdiri dari 2 aa. umbilikalis dan 1 v. umbilikalis serta jelly Wharton
Jenis Insersi Tali Pusat
Insersi sentralis (di tengah
plasenta)
Insersi lateralis (
parasentralis)
Insersi marginalis
Insersi velamentosa
Tipe-Tipe Plasenta
1. Menurut Bentuknya
1. Menurut Bentuknya
plasenta normal
plasenta membranasea (tipis)
plasenta suksenturiata (satu
lobus terpisah)
plasenta spuria
plasenta bilobus (2 lobus)
plasenta trilobus ( 3 lobus)
2. Menurut Pelekatan dengan
Dinding Rahim
plasenta adhesiva (melekat)
plasenta akreta (lebih melekat)
plasenta inkreta (sampai ke otot
polos)
plasenta perkreta (sampai ke
serosa)
Faal Uri
Supaya janin dapat tumbuh dengan sempurna, dibutuhkan penyaluran darah yang membawa zat asam, asam amino, vitamin, dan mineral dari ibu kepada janin, begitu pula pembuangan karbondioksida dan limbah metabolisme janin ke sirkulasi ibu. Maka, faal uri adalah :
Nutrisasi, yaitu alat pemberi
makanan pada janin,
Respirasi, yaitu alat penyalur
zat asam dan pembuang CO2,
Ekskresi, yaitu alat pengeluaran
sampah metabolisme,
Produksi, yaitu alat yang
menghasilkan hormon-hormon,
Imunisasi, yaitu alat penyalur bermacam-macam
antibodi ke janin,
Pertahanan (sawar), alat yang
menyaring obat-obatan dan kuman-kuman yang bisa melewati uri.
Hormon yang dihasilkan uri antara
lain :
Human chorionic gonadotropin
(HCG),
Chorionic somatomammotropin (placental
lactogen),
Estrogen,
Progesteron,
Tirotropin korionik dan relaksin,
Hormon-hormon lain.
Tahap perkembangan janin
Pertumbuhan dan perkembangan janin dimulai sejak
terjadinya konsepsi. Kehamilan akan
berlangsung selama 280 hari atau 10 bulan atau 40 minggu terhitung dari hari
pertama haid terakhir. Perubahan-perubahan dan organogenesis terjadi pada
berbagai periode
kehamilan.
Pertumbuhan hasil konsepsi dibedakan menjadi 3
tahapan penting yaitu: tingkat ovum (telur) umur 0-2
minggu, dimana hasil konsepsi belum tampak
terbentuk dalam pertumbuhan; embrio (mudigah) antara umur 3-5
minggu dan sudah tampak rancangan bentuk alat-alat tubuh; janin (fetus) di atas usia 5
minggu dan sudah berbentuk manusia.
Bulan ke-0
Minggu ke-4 / Bulan ke-1
Bagian tubuh embrio yang pertama muncul
akan menjadi tulang belakang, otak, dan saraf tulang belakang. Jantung, sirkulasi
darah dan pencernaan juga sudah terbentuk.
Minggu ke-8 / Bulan ke-2
Panjang janin 250 mm. Jantung
mulai memompa darah. Raut muka dan bagian utama otak dapat terlihat. Terbentuk
telinga, tulang dan otot di bawah kulit yang tipis.
Minggu ke-12 / Bulan ke-3
Panjang janin 7-9 cm. Tinggi rahim di atas simpisis
(tulang kemaluan). Embrio menjadi janin. Denyut jantung terlihat
pada USG. Mulai ada gerakan. Sudah ada pusat tulang, kuku, ginjal mulai
memproduksi urin.
Minggu ke-16 / Bulan ke-4
Panjang janin 10-17 cm.
Berat janin 100 gram.
Tinggi rahim setengah atas
simpisis – pubis. Sistem muskuloskeletal sudah matang, sistem saraf mulai
melakukan kontrol. Pembuluh darah berkembang cepat. Tangan janin dapat
menggenggam. Kaki menendang aktif. Pankreas memproduksi insulin. Kelamin luar
sudah dapat ditentukan jenisnya.
Minggu ke-20 / Bulan ke-5
Panjang janin 18-27 cm. Berat janin
300 gram. Tinggi rahim setinggi pusat.
Verniks melindungi tubuh. Lanugo menutupi tubuh dan menjaga minyak pada kulit.
Terbentuk alis, bulu mata, dan rambut. Janin membuat jadwal teratur tidur,
menelan dan menendang.
Minggu ke-24 / Bulan ke-6
Panjang janin 28-34 cm. Berat rahim 600 gram.
Tinggi rahim di atas pusat.
Kerangka berkembang cepat. Berkembangnya sistem pernafasan.
Minggu ke-28 / Bulan ke-7
Panjang janin 35-38 cm. Berat rahim 1000 gram.
Tinggi rahim antara pertengahan
pusat – prosessus xifodeus. Janin bisa bernafas, menelan dan mengatur suhu. Terbentuk
surfaktan dalam paru-paru. Mata mulai membuka dan menutup. Bentuk janin dua
pertiga bentuk saat lahir.
Minggu ke-32 / Bulan ke-8
Panjang janin 42,5 cm. Berat rahim 1700 gram.
Tinggi rahim dua pertiga di atas
pusat. Simpanan lemak berkembang di bawah kulit. Janin mulai menyimpan zat
besi, kalsium dan fosfor. Kulit merah dan gerak aktif.
Minggu ke-36 / Bulan ke-9
Panjang janin 46 cm. Berat rahim 2500 gram. Tinggi
rahim setinggi prosessus xifodeus. Kulit penuh lemak, organ sudah
sempurna.
Minggu ke-40 / Bulan ke-10
Panjang janin 50 cm. Berat rahim 3000
gram. Tinggi rahim dua jari bawah prossesus xifodeus. Kepala janin masuk PAP
(pintu atas panggul), kuku panjang, testis telah turun. Kulit halus hampir
tidak ada lanugo.
Referensi
ias. 2010. Konsepsi.
triadias.blog.com/2010/02/20/konsepsi/ unduh 17 Maret 2011 09.03 AM
Kusmiyati, Y. 2010. Perawatan Ibu Hamil.
Cetakan ke VI. Yogyakarta: Fitramaya
Reeves, Chariene J, Gayle Roux dan Robin
Lockhart. 2001 Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta Salemba.
Anderson M M 1979 Anatomy dan physiology
of obstetrics, 6th edn. Faber &
Faber , London.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar