Senin, 12 Februari 2018

RESUME PEMERIKSAAN IBU HAMIL


RESUME ASKEB
“Pemeriksaan fisik ibu hamil”






Di Susun oleh :
Nama : wijianti
Nim : 17150064
Prodi : D3-Kebidanan


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI
YOGYAKARTA
2017/2018







Pemeriksaan fisik pada ibu hamil.
1.          Kehamilan Trisemester 1.
Kehamilan trimester Iadalah periode pertama diukur mulai dari konsepsi sampai minggu ke-12 kehamilan. Trimester pertama disebut sebagai periode pembentukan karena pada akhir periode ini semua system organ janin sudah terbentuk dan berfungsi.
Kehamilan trimester pertama adalah waktu yang harus dinikmati, harapan, dan perubahan-perubahan pada seorang ibu terjadi. Meskipun setiap tahap kehamilanmempunyai karakter yang berbeda, kehamilan trimester pertama dapat merupakansaat yang sulit juga.

2.      Pemeriksaan fisik pada ibu hamil trisemester 1.
Pemeriksaan fisik ibu hamil Trimester 1 adalah salah satu aspek penting yang harus  dipelajari apabila usia kandungan  telah memasuki trimester pertama, atau tiga bulan pertama. Pemeriksaan fisik Trimester 1 dan pemeriksaan selama kehamilan merupakan hal penting yang harus  dilakukan, untuk memastikan bahwa ibu hamil dalam keadaan sehat. Pemeriksaan kesehatan selama kehamilan juga penting, untuk mengetahui apabila ada masalah dengan kandungan. Sayangnya, masih banyak wanita hamil yang belum mengetahui pentingnya Pemeriksaan fisik ibu hamil Trimester 1, dan pemeriksaan fisik pada umumnya.
a.       Tehnik pemeriksaan fisik.
Tehnik pemeriksaan fisik yang lazim digunakan adalah inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Secara umum tehnik ini dapat dilakukan pada berbagai kondisi patologis kecuali bila ada riwayat nyeri pada daerah yang akan diperiksa atau tehnik pemeriksaan tertentu dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan.
b.      Petunjuk umum dalam melakukan pemeriksaan fisik.
1)      Tangan pemeriksa bersih dan hangat.
2)      Gunakan prosedur secara sistematis.
3)      Bila klien menggunakan alat bantu, lakukan pemeriksaan dengan atau tanpa alat bantu.
4)      Perhatikan kenyamanan klien, hindarkan kesan terburu-buru.
5)      Selalu menjalin komnikasi yang efektif selama pemeriksaan berlangsung.
6)      Menjaga privasi klien.
7)      Memberi jawaban secara proposional, bila klien menanyakan hasil pemeriksaan.  Bila hasilpemeriksaan masih masih memerlukan pemeriksaan lain sampaikan pada klien dan hasil belum final.

c.       Alat-alat yang digunakan dalam pemeriksaan fisik.
1)      Thermometer
2)      Spigmomanometer.
3)      Stetoskop.
4)      Timbangan berat badan.
5)      Penggaris.
6)      Spatel lidah.
7)      Meteran.
8)      Tempat tidur
9)      Selimut
10)  Jam tangan
11)  Refleks hamer
12)  Senter
13)  Sarung tangan.

d.      Pendekatan pada klien.
Keberhasilan pemeriksaan fisik bukan saja terletak pada kepiawaian pemeriksa tetapi juga kerja sama yang ditunjukan oleh klien dan keluarganya. Untuk hasil yang optimal, berbagai upaya dapat dilakukan oleh pemeriksa agar klien dan keluarga dapat berkerja sama.
·         Menunjukan sikap bersahabat.
Bersahabat dengan klien dan keluarga bukanlah hal yang tidak mungkin dilakukan perawat. Perawat yang selama 24 jam bersama dengan klien tentunya persahabatan ini akan cepat terjalin. Bagi klien, lingkungan yang baru dan asing seringkali membuatnya makin cemas oleh karena itu sikap yang bersahabat dan penuh perhatian dari perawat sungguh sangat menyejukan bagi klien.
·         Menghargai privasi klien.
Menggunakan pakian secukupnya dan hindarkan adanya perasaan malu karena ruangan pemeriksaan yang tidak tertutup yang memungkinkan orang untuk keluar masuk. Pemeriksaan bagian dada dan genetalia mendapatkan perhatian khusus. Melepas pakian secara bergantian sangat membantu mengurangi rasa malu klien.
·         Yakinkan posisi yang nyaman bagi klien.
Posisi klien dalam pemeriksaan fisik disesuaikan dengan area dan tujuan pemeriksaan. Sangat penting untuk mengupayakan kenyamanan pada setiap posisi yang dianjurkan. Posisi yang tidak nyaman dapat menyebabkan ketegangan pada klien yang akhirnya mempengaruhi hasil pemeriksaan.
·         Jelaskan dan maksud tujuan pemeriksaan.
Tujuan pemeriksaan dan informasi apa yang  ingin diperoleh serta partisipasi apa yang diharapkan dari klien perlu dijelaskan sebelum pemeriksaan dimulai.
e.       Pendekatan dalam pemeriksaan fisik.
Metodologi yang sistematis adalah penting untuk akurasi dan kelengkapan pemeriksaan fisik. Beberapa variasi pendekatan praktis yang dapat dilakukan perawat untuk memeriksa klien secara sistematis yaitu pendekatan Cepalo-caudal atau head to toe  dan system tubuh.
1)      Pendekatan head to toe (dari kepala sampai ujung kaki)
Dengan pendekatan ini, pemeriksaan dimulai dari kepala dan secara sistematis pemeriksaan ketubuh bagian bawah sampai kaki. Urutan pemeriksaan dimulai dari kepala, wajah, mata, telinga, hidung, mulut, dan leher. Kemudian dilanjutkan pemeriksaan dada, paru dan jantung, abdomen dan ginjal, genetalia, rectum, ekstermitas dan terakhir adalah punggung.
Komponen pemeriksaan fisik berdasarkan pendekatan head to toe adalah sebagai berikut.
a)      Kepala dan wajah
-          Lakukan inspeksi dan palpasi kepala dan kulit kepala untuk melihat kesimetrisan, warna rambut, adakah pembengkakan, kelembaban, lesi, edema
b)      Wajah
-          Lakukan inspeksi wajah
-          Lakukan pemeriksaan mata
-          Lakukan inspeksi pada hidung
-          Periksa mulut dan kerongkongan
-          Lakukan inspeksi telinga
c)      Mulut dan gigi.
-          Kebersihan mulut.
-          Warna mukosa mulut.
-          Tinjau adanya caries pada gigi.
d)     Periksa leher
-          Periksa kelenjar thyroid : lihat besar dan bentuknya, palpasi dengan jari, pasien diminta menelan, bila ada masa saat menelan : thyroid membesar
-          Palpasi leher untuk merasakan adanya pembesaran kelenjar limfe, tentukan ukuran, bentuk, mobilitas, dan konsistensi
e)      Payu udara.
-          Lihat dan palpasi payudara : bentuk, kesimetrisan, benjolan bentuk putting, pengeluaran cairan pada punting, rasa nyeri pada punting.

f)       Periksa abdomen
1.       Abdomen
2.      a.       Inspeksi
3.      ·         Lihat garis lurus dari pusat kebawah
4.      §  Linea nigra            : garis yang berwarna hitam kecokelatan
5.      §  Linea alba  : garis yang berwarna putih
6.      ·         Lihat garis-garis memanjang atau gurat (striae) untuk menentukan kehamilan primi atau multi
7.      §  Striae albican         : gurat yang berwarna putih untuk multigravida
8.      §  Striae livide           : gurat yang berwarna biru untuk primigravida
9.      ·         Ada/tidak luka bekas operasi
10.   b.      Palpasi Abdomen
11.    Maksud untuk melakukan palpasi adalah untuk :
12.   ·         Memperkirakan adanya kehamilan.
13.   ·         Memperkirakan usia kehamilan.
14.   ·         Presentasi - posisi dan taksiran berat badan janin.
15.   ·         Mengikuti proses penurunan kepala pada persalinan.
16.   ·         Mencari penyulit kehamilan atau persalinan.

-          Inspeksi : bentuk abdomen, apakah membusung / datar, striae, warna, ketebalan lemak, apakah ada luka operasi,
-          Auskultasi perut di 4 kuadran, dengar peristaltik usus. Normal : 5-35 kali
-          Palpasi (bila ada yang sakit, lakukan bagian tersebut di akhir pemeriksaan)
-          Perkusi abdomen : massa padat atau cair akan menimbulkan suara pekak
g)      Lakukan pemeriksaan ekstremitas
-          Inspeksi : ada edema (tekan daerah tibia / dorsalis pedis bila ada cekungan di bekas tekanan : edema + ), varises, kesimetrisan, kelainan)
-          Lakukan pengetukan dengan reflex hammer di daerah tendon muskulus kuadriser femoris di bawah patella.
-          Varises, warna kuku.
h)      Periksa punggung pasien
-          Inspeksi apakah ada kelainan pada spina, bagaimana bentuk bujur sangkar michelis
i)        Lakukan pemeriksaan genetalia eksterna dan anus
-          Inspeksi vulva : adakah cairan pervaginaan ( secret ), amati warna dan bau.
-          Palpasi adakah pembengkakan, benjolan mulai dari klitoris, uretra, kelenjar skene, kelenjar bartholini.
-          Lakukan pemeriksaan anus bersamaan pemeriksaan genetalia, lihat adakah kelainan, misalnya hemorrhoid ( pelebaran vena ) di anus dan perineum, lihat kebersihannya.

2)      Pendekatan system tubuh
a)    Tanda-tanda Vital
-          Tekanan darah
Posisi pengambilan tekanan darah sebaiknya ditetapkan, karena posisi akan memengaruhi tekanan darah pada ibu hamil. Sebaiknya tekanan darah diukur pada posisi duduk dengan lengan sejajar posisi jantung. Pendokumentasian perlu dicatat posisi dan tekanan darah yang didapatkan.
-           Nadi
Frekuensi nadi normalnya 60-90 kali per menit. Takikardi bisa terjadi pada keadaan cemas, hipertiroid, dan infeksi. Nadi diperiksa selama satu menit penuh untuk dapat menentukan keteraturan detak jantung. Nadi diperiksa untuk menentukan masalah sirkulasi tungkai, nadi seharusnya sama kuat dan teratur.
-          Pernapasan
Frekuensi pernapasan selama hamil berkisar antara 16-24 kali per menit. Takipnea terjadi karena adanya infeksi pernapasan atau penyakit jantung. Suara napas hams sama bilateral, ekspansi paru simetris, dan lapangan paru bebas dari suara napas abdominal.
-          Suhu
Suhu normal selama hamil adalah 36,2-37,6°C. Peningkatan suhu menandakan terjadi infeksi dan membutuhkan perawatan medis.
b)      Sistem Kardiovaskuler
-          Bendungan vena
Pemeriksaan sistem kardiovaskular adalah observasi terhadap bendungan vena, yang bisa berkembang menjadi varises. Bendungan vena biasanya terjadi pada tungkai, vulva, dan rektum.
-          Edema
Edema pada tungkai merupakan refleksi dari pengisian darah pada ekstremitas akibat perpindahan cairan intravaskular ke ruang intertisial. Ketika dilakukan penekanan dengan jari atau jempol menyebabkan terjadinya bekas tekanan, keadaan ini disebut pitting edema. Edema pada tangan dan wajah memerlukan pemeriksaan lanjut karena merupakan tanda dari hipertensi pada kehamilan.
c)      Sistem Muskuloskeletal
-          Postur
Mekanik tubuh dan perubahan postur bisa terjadi selama kehamilan. Keadaan ini mengakibatkan regangan pada otot punggung dan tungkai.
-          Tinggi dan berat badan
Berat badan awal kunjungan dibutuhkan sebagai data dasar untuk dapat menentukan kenaikan berat badan selama kehamilan. Berat badan sebelum konsepsi kurang dari 45 kg dan tinggi badan kurang dari 150 cm ibu berisiko melahirkan bayi prematur dan berat badan lahir rendah. Berat badan sebelum konsepsi lebih dari 90 kg dapat menyebabkan diabetes pada kehamilan, hipertensi pada kehamilan, persalinan seksio caesarea, dan infeksi postpartum.
-          Pengukuran pelviks
Tulang pelviks diperiksa pada awal kehamilan untuk menentukan diameternya yang berguna untuk persalinan per vaginam.

-          Abdomen
Kontur, ukuran, dan tonus otot abdomen perlu dikaji. Tinggi fundus diukur jika fundus bisa dipalpasi diatas simfisis pubis. Kandung kemih harus dikosongkan sebelum pemeriksaan dilakukan untuk menetukan keakuratannya. Pengukuran metode Mc Donald dengan posisi ibu berbaring.
d)     Sistem Neurologi
-          Pemeriksaan neurologi lengkap tidak begitu diperlukan bila ibu tidak memiliki tanda dan gejala yang mengindikasikan adanya masalah. Pemeriksaan refleks tendon sebaiknya dilakukan karena hiperefleksi menandakan adanya komplikasi kehamilan.
e)      Sistem Integumen
-          Warna kulit biasanya sama dengan rasnya. Pucat menandakan anemis, jaundice menandakan gangguan pada hepar, lesi, hiperpigmentasi seperti cloasma gravidarum, serta linea nigra berkaitan dengan kehamilan dan strie perlu dicatat. Penampang kuku berwarna merah muda menandakan pengisian kapiler baik.
f)       Sistem GI
-          Mulut
Membran mukosa berwarna merah muda dan lembut. Bibir bebas dari ulserasi, gusi berwarna kemerahan, serta edema akibat efek peningkatan estrogen yang menyebabkan hiperplasia. Gigi terawat dengan baik, ibu dapat dianjurkan ke dokter gigi secara teratur karena penyakit periodontal menyebabkan infeksi yang memicu terjadinya persalinan prematur. Trimester kedua lebih nyaman bagi ibu untuk melakukan perawatan gigi.
-          Usus
Stetoskop yang hangat untuk memeriksa bising usus lebih nyaman untuk ibu hamil. Bising usus bisa berkurang karena efek progesteron pada otot polos, sehingga menyebabkan konstipasi. Peningkatan bising usus terjadi bila menderita diare.
http://dwihandra089.blogspot.com/2012/12/pemeriksaan-fisik-pada-ibu-hamil.html
Langkah-langkah klinik:
a.       Memberikan inform consent
b.      Siapkan alat:
1.      Sphignomanometer
2.      Stethoscope
3.      Thermometer
4.      Linek atau doppler
5.      Reflek hammer
6.      Metline/meteran
7.      Timbangan
8.      Alat ukur tinggi badan

c.       Cuci tangan sesuai prosedur
d.      Langkah-langkah:
1.      Pemeriksaan umum : kesadaran:
2.      Vital sign:
a)      Tekanan darah
b)      Nadi
c)      Suhu
d)     Respirasi
e)      Berat badan
f)       Tinggi badan
3.      Keadaan umum

Pemeriksaan fisik:
Rambut,
Kepala,
Mata,
Hidung,
Wajah,
Mulut,
Leher,
Ketiak
Pemeriksaan payudara
1.      Tanyakan asi keluar atau tidak
2.      Observasi letak
3.      Adakah pembengkakan, rasa nyeri atau kondisi tidak normal lain
4.      Kondisi putting susu

j.        Auskultasi jantung paru
k.      Abdomen:
1.    fundus uteri: untuk menentukan umur kehamilan, sesuaikan dengan data HPHT (hari pertama haid terakhir) dan tanggal berapa pertama kali memeriksakan kandungan.
2.    Lihat kandung kemih, penuh atau tidak
3.    Lakukan pemeriksaan fundus : ukur dari atas fundus (bagian atas perut dekat dengan diafragma) namun terlebih dahulu perut diketengahkan dengan sedikit memberikan tekanan lembut pada lateral abdomen.

Pemeriksaan Leopold:
a.       Leopold 1: untuk menentukan umur kehamilan dan mengetahui bagian janin yang terdapat pada fundus (kepala atau bokong)
Langkah:
1.      Kaki klien dibengkokkan pada lutut dan lipat paha
2.      Pemeriksa berdiri pada sebelah kanan klien dan melihat ke arah wajah klien
3.      Rahim diarahkan ke tengah
4.      Tentukan tinggi fundus uteri
5.      Tentukan bagian tubuh janin apa yang terdapat pada fundus uteri dengan cara merabanya. Tentukan fundus lalu ukur dengan meteran dari bagian yang terasa keras ke bagian yang terasa keras pada bagian symphisis.

b.     Leopold II: untuk menentukan posisi punggung janin.
Posisi perawat menghadap ke pasien
Letakkan telapak tangan kanan perawat pada perut bagian kiri pasien dan tangan kiri pada perut bagian kanan.
Raba bagian tersebut dan rasakan dengan sedikit menekan lembut.
Jika teraba seperti papan maka itu adalah punggung dan jika teraba bagian yang kecil-kecil dan terpisah oleh jarak, maka itu adalah bagian kaki dan tangan.
Dengan begitu dapat didapat posisi miring bayi apakah mika (miring kanan) atau miki (miring kiri).
Cara ini juga sering disebut dengan “mika-miki”

c.         Leopold III: untuk mengetahui apa yang apakah yang terdapat pada bagian bawah dan apakah bagian bawah sudah masuk ke pap (pintu atas panggul)
Langkah:
 Tangan kanan memegang abdomen pasien bagian bawah hingga teraba kepala janin.
 Tangan kiri menekan fundus (bagian atas abdomen)
 Bagaian bawah kepala janin apakah masih dapat digiyangkan atau tidak.
  Jika belum convergen (masuk sebagian sehingga tangan tim medis seolah terbuka seperti ini “( )“  tidak perlu dilakukan leopold iv

d.      Leopold iv: menentukan apa yang berada di bawah dan berapa masuknya bagian bawah ke pap.
Langkah:
 Jika tangan convergen “)(“ : hanya sebagian kecil yang turun ke pap
 Jika tangan sejajar “||” : separuh kepala masuk pap
 Jika tangan divergen “()” : sebagian besar kepala masuk ke pap.
 Hal ini tidak perlu dilakukan jika kepala atau bagian terbawah masih tinggi.
21.                pemeriksaan fisik pada ibu hamil
22.  PE,ERIKSAAN FISIK PADA IBU HAMIL
23.  A.    Pemeriksaan umum
24.  1.      Keadaan umum
25.  2.      Tinggi dan berat badan.
26.  3.      Tekanan darah, nadi, frekuensi pernafasan, suhu tubuh
27.  
28.  B.     Pemeriksaan fisik
29.  1.      Kepala
30.  a.       Inspeksi
31.   1)      Rambut
32.  §  Kebersihan
33.  §  Rontok atau tidak
34.  §  Ada benjolan atau tidak
35.  2)      Muka
36.  §  Chlosma gravidarum
37.  3)      Mata
38.  §  Konjungtiva          : merah/pucat
39.  §  Sclera                    : ikterus/ tidak
40. §  Kelopak                 : ada edema/ tidak
41.   4)      Hidung
42.  §  Ada polop/tidak
43.  5)      Mulut
44. §  Kebersihan
45.  §  Mukosa bibir
46. §  Bibir pecah-pecah atau tidak
47.  §  Gigi caries atau tidak
48. 
49. 2.      Leher
50.  a.       Inspeksi
51.   ·         Ada/tidak pembesaran kelenjar tiroid
52.  ·         Ada/tidak pembesaran vena jugularis
53.  
54.  3.      Payudara
55.  a.       Inspeksi
56.  ·         Kesimetrisan payudara
57.  ·         Aeriola mamae
58.  ·         Puting menonjol/tidak
59.  ·         Untuk kehamilan lebih dari 16 minggu ada/tidak colosterum
60. 
61.   4.     
62.  Tehnik palpasi abdomen pada ibu hamil:
63.  1)      Jelaskan maksud dan tujuan serta cara pemeriksaan palpasi yang akan saudara lakukan pada ibu.
64. 2)      Ibu dipersilahkan berbaring telentang dengan sendi lutut semi fleksi untuk mengurangi kontraksi otot dinding abdomen.
65.  3)      Leopold I s/d III, pemeriksa melakukan pemeriksaan dengan berdiri disamping kanan ibu dengan menghadap kearah muka ibu ; pada pemeriksaan Leopold IV, pemeriksa berbalik arah sehingga menghadap kearah kaki ibu.
66.                                         Leopold_1
67.  Leopold I :
68. ·         Kedua telapak tangan pemeriksa diletakkan pada puncak fundus uteri.
69. ·         Tentukan tinggi fundus uteri untuk menentukan usia kehamilan.
70.  ·         Rasakan bagian janin yang berada pada bagian fundus (bokong atau kepala)
71.   §  Bokong → jika lebih lunak, lebar dan tidak melenting
72.  §  Kepala → jika keras dan mudah melenting
73.   
74.     
75.  Leopold II :
76.  ·         Kedua telapak tangan pemeriksa bergeser turun kebawah sampai disamping kiri dan kanan umbilikus.
77.  ·         Tentukan bagian punggung janin untuk menentukan lokasi auskultasi denyut jantung janin nantinya.
78.  ·         Tentukan bagian-bagian kecil janin.
79.  Leopold III :
80. ·         Pemeriksaan ini dilakukan dengan hati-hati oleh karena dapat menyebabkan perasaan tak nyaman bagi pasien.
81.   ·         Bagian terendah janin dicekap diantara ibu jari dan telunjuk tangan kanan.
82.  ·         Ditentukan apa yang menjadi bagian terendah janin dan ditentukan apakah sudah mengalami engagemen atau belum.
83.                                  
84. Leopold IV :
85.  ·         Pemeriksa merubah posisinya sehingga menghadap ke arah kaki pasien.
86. ·         Kedua telapak tangan ditempatkan disisi kiri dan kanan bagian terendah janin.
87.  ·         Digunakan untuk menentukan sampai berapa jauh derajat desensus janin.
88. 
89. c.       Auskultasi abdomen
90. Auskultasi detak jantung janin (DJJ):
91.   Sedikit dibwah pusat sebelah kiri atau kanan untuk bayi normal.
92.  
93.  5.      Vulva
94. Tanyakan pada ibu
95.  ·         Ada keputihan atau tidak
96. Jika ada tanyakan pada ibu
97.  §  Banyak atau tidak
98. §  Gatal atau tidak
99. §  Lakukan pemeriksaan secret
100.                      ·         Ada atau tidak bengkak didaerah genetalia
101.                        ·         Ada atau tidak perdarahan
102.                       
103.                       6.      Kaki
104.                      a.       Inspeksi
105.                       ·         Panjang kaki sama atau tidak
106.                      ·         Keberdihan kuku, pucat atau tidak
107.                       ·         Ada atau tidak edema
108.                      b.      Perkusi
109.                      Untuk melihat repleks patela

2 komentar:

puisi pancasila tetap abadi

[PUISI] Pancasila Tetap Abadi Sudah cukup banyak nyawa yang kita korbankan Sudah cukup banyak tangis yang kita dengarkan Sudah ...