Senin, 26 Februari 2018

JAMU YANG MENJADI KEBIASAAN/ADAT UNTUK IBU HAMIL


MAKALAH
“ TENTANG JAMU YANG MENJADI KEBIASAAN/ADAT UNTUK IBU HAMIL”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah ISBD

Oleh :
Kebidanan A.14.2
Jenny Veronica Rambu Inda                          17150055
Anggie Trisia                                                   17150057
Gita Tilana                                                     17150059
Elma                                                               17150060
Irnawati                                                           17150061
Wijianti                                                           17150064
Melly kristiani                                                 17150065
Winada                                                            17150066

PROGRAM STUDI D-3 KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI
YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN
20017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Yogyakarta,25 februari


Penyusun


DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………...............……….………i
Daftar Isi……………………………………………................………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang………………………………………………….……...............…....4
1.2  Tujuan penulisan…………………………………………...............……...…….…..4
1.3  Manfaat penulisan….....………………………...............……………………….......4
BAB III PEMBAHASAN
3.1 pengertian jamu.................................................................................................5
3.2 dampak ibu hamil mengkonsumsi jamu................................................................5
3.3 strategi tenaga kesehatan untuk merubah perilaku ibu hamil minum jamu ...............6
3.4 beberapa jamu yang dapat menjadi perawatan persalinan........................................6
BAB III PENUTUP
4.1  Kesimpulan…………………………………………..................……………..….......8
4.2 Saran..................................................................................................................8
4.3 Daftar Pustaka………………………………………………..................…………......9
















BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang banyak membawa perubahan terhadap kehidupan manusia baik dalam hal perubahan pola hidup maupun tatanan social termasuk dalam bidang kesehatan yang sering dihadapkan dalam suatu hal yang berhubungan langsung dengan norma dan budaya yang dianut oleh masyarakat yang bermukim dalam suatu tempat tertentu.
Pengaruh social budaya dalam masyarakat memberikan peran penting dalam mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Perkembangan social budaya dalam masyarakat merupakan suatu tanda bahwa masyarakat dalam suatu daerah tersebut telah mengalami suatu perubahan dalam proses berfikir. Perubahan social dan budaya bisa memberikan dampak positif maupun negative. Hubungan antara budaya dan kesehatan sangatlah erat hubungannya sebagai salah satu contoh suatu masyarakat desa yang sederhana dapat bertahan dengan cara pengobatan tertentu sesuai dengan tradisi mereka. Kebudayaan atau kultur dapat membentuk kebiasaan dan respons terhadap kesehatan dan penyakit dalam segala masyarakat tanpa memandang tingkatannya. Karena itulah penting bagi tenaga kesehatan untuk tidak hanya mempromosikan kesehatan, tapi juga membuat mereka mengerti tentang proses terjadinya suatu penyakit dan bagaimana meluruskan keyakinan atau budaya yang dianut hubungannya dengan kesehatan.
Saat ini terdapat sekitar 60% ibu hamil dan menyusui menggunakan obat-obatan atau suplemen. Penelitian tentang konsumsi obat tradisional dan efeknya terhadap janin memang belum dibuktikan secara klinis, namun dari penelitian yang dilakukan pada hewan percobaan menunjukkan beberapa tanaman obat yang digunakan sebagai jamu untuk ibu hamil bersifat oksitosik (merangsang uterus), mengakibatkan perdarahan uterus dan usus, kematian janin, dan pertumbuhan janin tidak normal (lambat). Oleh karena itu, penggunaan obat tradisional oleh ibu hamil harus diwaspadai. Beberapa bahan alami dari obat tradisional yang sering dikonsumsi sebagai jamu untuk ibu hamil ternyata memiliki efek oksitoksik sehingga memengaruhi keselamatan janin di dalam kandungan. ( Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, vol 6 No.6. 2012 ).
Menurut para informan, seorang ibu hamil biasanya mengonsumsi jamu karena faktor kebiasaan dalam keluarga dan budaya, khususnya masyarakat suku Jawa, serta faktor sosial ekonomi dan pengetahuan. Akan tetapi ada juga yang beralasan untuk menggugurkan, biasanya karena kehamilan yang tidak diinginkan. Tentang efek yang ditimbulkan, informan 1 mengatakan tidak tahu efeknya dan hanya pernah mendengar dari dokter, sementara informan 2 dan 3 mengatakan bahwa mengonsumsi jamu dapat mempengaruhi kesehatan janin. Semua informan mengatakan sebaiknya seorang wanita hamil tidak mengonsumsi jamu.

1.2  Tujuan penulisan
Untuk mengetahui bagaimana kebiasaan ibu hamil di kehidupan masyarakat tersebut.
1.3  Manfaat penulisan
Agar pembaca dapat mengetahui bagaimana ibu hamil mengkonsumsi jamu yang menjadi kebiasaan-kebiasaan/adat di suatu masyarakat .



BAB II
PEMBAHASAN


3.1    PENGERTIAN JAMU
Jamu adalah sebutan untuk obat tradisional dari Indonesia. Belakangan populer dengan sebutan herba atau herbal. Jamu dibuat dari bahan-bahan alami, berupa bagian dari tumbuhan seperti rimpang (akar-akaran), daun-daunan dan kulit batang, buah. Ada juga menggunakan bahan dari tubuh hewan, seperti empedu kambing atau tangkur buaya. Jamu biasanya terasa pahit sehingga perlu ditambah madu sebagai pemanis agar rasanya lebih dapat ditoleransi peminumnya.


3.2     DAMPAK MINUM JAMU BAGI IBU HAMIL

Pada dasarnya ilmu kedokteran belum ada yang meneliti efek dari meminum jamu saat hamil. Namun, ada yang beranggapan mengkonsumsi jamu saat hamil tidaklah apa – apa, tetapi tetap pada koridor yang aman. Ada juga sebagian besar yang beranggapan mengkonsumsi jamu pada saat hamil tidaklah aman. Walaupun terbuat dari bahan- bahan traditonal, jamu juga mempunyai efek yang kurang baik bagi janin. Berikut beberapa efek minum jamu:
1.      Ketuban keruh.
Ibu hamil yang terbiasa mengkonsumsi jamu, air ketubannya bisa jadi kental bahkan berwarna hijau keruh. Akibatnya, bayi mengalami kesulitan bernafas sewaktu dilahirkan. Belum lagi kalau air ketuban sampai terhirup bayi yang berakibatfatal.
2.      Teratogenik
Teratogenik adalah kelainan pembentukan kongenital yang dapat menyebabkan kecacatan pada bayi. Salah satu penyebabnya adalah konsumsi kosentrat yang tak direkomendasikan tersebut adalah jamu. Bukan tak mungkin dalam kosentrat tadi terkandung zat-zat bahaya yang dapat mengancam dan menimbulkan masalah pada janin yang pada giliran berikutnya bisa mengakibatkan kecacatan pada janin.
3.      Kelainan jantung.
Jamu juga bisa menyebabkan gangguan jantung pada janin, salah satunya adalah kebocoran sekat jantung, terlebih bila konsumsi hamil muda.Ada juga sebagian orang beranggapan, jamu tidak mengandung berbahaya, jadi tidak akan ada efek apa – apa pada janinnya ketika di konsumsi. Jamu yang di konsumsi haruslah jamu yang di buat sendiri dan masih segar ( fresh ). Jangan pernah mengkonsumsi jamu yang dalam kemasan. Sebaiknya untuk lebih jelas tentang dampak mengkonsumsi jamu dalam kondisi hamil,  konsultasikan  pada dokter.


3.3    STRATEGI TENAGA KESEHATAN UNTUK MERUBAH PERILAKU IBU HAMIL MINUM JAMU.

1.      Melibatkan tenaga kesehatan bidan untuk memberikan penyuluhan dipolindes, posyandu tentang bahaya minum jamu bagi ibu hamil.
2.      Pendekatan terhadap tokoh masyarakat untuk mengubah tradisi negatif atau yang berpengaruh terhadap kehamilan.
3.      Seorang tenaga kesehatan perlu mempelajari sosial-budaya masyarakat tersebut, yang meliputi tingkat pengetahuan penduduk, struktur pemerintahan, adat istiadat dan kebiasaan sehari-hari, pandangan norma  dan nilai, agama, bahasa, kesenian, dan hal-hal yang berkaitan dengan wilayah tersebut.
4.      Dengan kegiatan-kegiatan kebudayaan tradisional setempat tenaga kesehatan dapat berperan aktif untuk melakukan promosi kesehatan kepada masyarakat dengan melakukan penyuluhan kesehatan disela-sela acara kesenian atau kebudayaan tradisional tersebut. Misalnya: dengan kesenian wayang kulit diselipkan pesan-pesan kesehatan yang ditampilkan diawal pertunjukan dan pada akhir pertunjukan.

3.4 Beberapa bahan aneka jamu yang dapat dijadikan perawatan kehamilan dan persalinan :
  1. Jamu untuk masa kehamilan 1-3 bulan
Bahan yang dibutuhkan antara lain, temu, kemiling, kunyit, temulawak, mesoyi, bawang putih, kemukus, dan lempuyang secukupnya. Gilas bahan-bahan tersebut dengan diberi air secukupnya. Untuk mengurangi rasa pahit, tambahkan sedikit garam. Minumlah jamu ini sehari satu atau dua kali.
2.      Jamu untuk masa kehamilan 3-6 bulan
Terdiri dari bahan-bahan seperti, daun jambu biji yang masih muda, daun jambu tersana (jambu warna merah dan padat, tapi bukan jambu air), lalu daun meniran, sembukan, temu hitam, lempuyang, dan kunyit. Untuk takaran secukupnya saja, tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit, agar rasanya seimbang. Tambahkan gula merah atau gula batu agar rasanya enak.
3.      Jamu untuk masa kehamilan 7-8 bulan
Bahan-bahannya seperti, kayu manis sebesar jari, kayu secang seperempat koin lalu dikerik. Rendam dengan menggunakan leri atau air cucian beras selama tiga jam. Minum jamu tersebut pada hari Senin dan Kamis. Kemudia pada hari Rabu dan Sabtu, minum jamu yang terdiri dari 3 biji cabe Jawa, 2 rimpang (akar/umbi) lempuyang. Tumbuk semua bahan dan beri air secukupnya. Tambahkan sedikit garam dan jeruk nipis.
4.      Jamu untuk kehamilan 9 bulan
Untuk bahannya menggunakan ketumbar sejumput, 2 lembar daun trawas, jinten hitam, mesoyi, kulit udang yang dibakar sedikit, dan kulit ikan mimi dan mentuna. Kemudian campurkan semua dan digerus. Tambahkan sedikit garam dan air secukupnya. Setelah itu, saring dan minum airnya. Jamu ini diminum satu kali seminggu.
5.      Jamu sesudah persalinan
Bahan yang digunakan adalah laos, bawang putih, garam yang digoreng, digerus dan diberi air secukupnya. Minum sehari sekali. Bisa juga menggunakan bahan lainnya seperti, ketumbar, cengkeh, jinten, misoyi, kayu manis, kencur, kedaung kunyit, pala, temu giling, temu lawak, dan asam. Semua digerus lalu diminum menggunakan air hangat.
Sesudah 40 hari, minumlah jamu dengan bahan musi, cabe Jawa, kemukus, klabet, jinten hitam, kedaung, kembang pala, dan kayu jangjang.
Dianjurkan bagi ibu yang setelah melahirkan untuk meminum jamu agar melancarkan keluarnya ASI yang terbuat dari bahan daun katuk. Selain itu berhati-hati dalam memilih jamu, dan jangan lupa untuk selalu berkonsultasi dengan dokter kandungan Anda.

BAB III
PENUTUP



4.1.    Kesimpulan

Ibu yang mengonsumsi jamu selama hamil mempunyai risiko 7 kali lebih besar untuk melahirkan bayi asfiksia dibandingkan ibu yang tidak mengonsumsi jamu selama kehamilan setelah dikontrol oleh variabel frekuensi ANC. Ibu hamil dengan frekuensi ANC kurang dari 4 kali selama kehamilan mempunyai risiko 3 kali untuk melahirkan bayi asfiksia dibandingkan ibu dengan frekuensi ANC lebih dari 8 kali. Demikian juga untuk ibu dengan frekuensi ANC 4 - 8 kali mempunyai risiko 1,68 kali untuk melahirkan bayi asfiksia dibandingkan ibu
dengan frekuensi ANC lebih dari 8 kali.
Tenaga kesehatan bidan harus mampu menggerakan peran serta masyarakat khususnya, berkaitan dengan kesehatan ibu hamil. Seorang bidan juga harus memiliki kompetensi yang cukup berkaitan dengan tugas, peran serta tanggung jawabnya. Agar bidan dapat menjalankan praktik atau pelayanan kesehatan dengan baik, dan dapat memberikan pendidikan kesehatan dipolindes atau diposyandu.

4.2.     Saran

1.      Wanita hamil diharapkan lebih memperhatikan perilaku sehat, makanan maupun minuman yang dikonsumsi karena dapat memengaruhi kondisi janin dalam kandungan.
2.      Selain itu, perlu standardisasi penggunaan jamu untuk ibu hamil, khususnya jamu berbungkus (jamu dari produsen obat tradisional yang sudah teregistrasi), mengingat animo masyarakat yang cukup besar dalam pemanfaatan jamu khususnya yang biasa dikonsumsi oleh ibu hamil.


DAFTAR PUSTAKA


http/www/.kompasiana.com/dietha.gextha/hubungan kebiasaan-ibu-hamil-minum-jamu-dengan kesehatan-ibu dan-janin.

Journal.fkm.ui.ac.id/kesmasphj/article/donwload/80/81
Katno SP. Tingkat manfaat dan keamanan tanaman obat dan obat tradisional.
Yogyakarta: Balai Penelitian Tanaman Obat Tawangmang Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada; 2006 [diakses tanggal 2 Februari 2007]. Diunduh dari: http://www.litbang.depkes.go.i/bpom/keamanan_TO/pdf.

Kesmas, Jurnal Kesehatan masyarakat Nasional vol 6 No.6, juni 2012



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

puisi pancasila tetap abadi

[PUISI] Pancasila Tetap Abadi Sudah cukup banyak nyawa yang kita korbankan Sudah cukup banyak tangis yang kita dengarkan Sudah ...