MAKALAH
“ TENTANG JAMU YANG MENJADI KEBIASAAN/ADAT UNTUK IBU
HAMIL”
Disusun
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah ISBD

Oleh :
Kebidanan A.14.2
Jenny Veronica Rambu Inda 17150055
Anggie Trisia 17150057
Gita Tilana 17150059
Elma 17150060
Irnawati 17150061
Wijianti 17150064
Melly kristiani 17150065
Winada 17150066
PROGRAM STUDI D-3 KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI
YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN
20017/2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmatnya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami
juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Dan
harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.Karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh
karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Yogyakarta,25 februari
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar…………………………………………………...............……….………i
Daftar
Isi……………………………………………................………………………….ii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………….……...............…....4
1.2 Tujuan penulisan…………………………………………...............……...…….…..4
1.3 Manfaat penulisan….....………………………...............……………………….......4
BAB
III PEMBAHASAN
3.1
pengertian jamu.................................................................................................5
3.2
dampak ibu hamil mengkonsumsi jamu................................................................5
3.3
strategi tenaga kesehatan untuk merubah perilaku ibu hamil minum jamu
...............6
3.4
beberapa jamu yang dapat menjadi perawatan
persalinan........................................6
BAB
III PENUTUP
4.1 Kesimpulan…………………………………………..................……………..….......8
4.2
Saran..................................................................................................................8
4.3
Daftar Pustaka………………………………………………..................…………......9
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang banyak membawa perubahan terhadap kehidupan
manusia baik dalam hal perubahan pola hidup maupun tatanan social termasuk
dalam bidang kesehatan yang sering dihadapkan dalam suatu hal yang berhubungan
langsung dengan norma dan budaya yang dianut oleh masyarakat yang bermukim
dalam suatu tempat tertentu.
Pengaruh social budaya dalam
masyarakat memberikan peran penting dalam mencapai derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya. Perkembangan social budaya dalam masyarakat merupakan suatu
tanda bahwa masyarakat dalam suatu daerah tersebut telah mengalami suatu
perubahan dalam proses berfikir. Perubahan social dan budaya bisa memberikan
dampak positif maupun negative. Hubungan antara budaya dan kesehatan sangatlah
erat hubungannya sebagai salah satu contoh suatu masyarakat desa yang sederhana
dapat bertahan dengan cara pengobatan tertentu sesuai dengan tradisi mereka.
Kebudayaan atau kultur dapat membentuk kebiasaan dan respons terhadap kesehatan
dan penyakit dalam segala masyarakat tanpa memandang tingkatannya. Karena
itulah penting bagi tenaga kesehatan untuk tidak hanya mempromosikan kesehatan,
tapi juga membuat mereka mengerti tentang proses terjadinya suatu penyakit dan
bagaimana meluruskan keyakinan atau budaya yang dianut hubungannya dengan
kesehatan.
Saat ini terdapat sekitar 60% ibu
hamil dan menyusui menggunakan obat-obatan atau suplemen. Penelitian tentang
konsumsi obat tradisional dan efeknya terhadap janin memang belum dibuktikan
secara klinis, namun dari penelitian yang dilakukan pada hewan percobaan
menunjukkan beberapa tanaman obat yang digunakan sebagai jamu untuk ibu hamil
bersifat oksitosik (merangsang uterus), mengakibatkan perdarahan uterus dan
usus, kematian janin, dan pertumbuhan janin tidak normal (lambat). Oleh karena
itu, penggunaan obat tradisional oleh ibu hamil harus diwaspadai. Beberapa
bahan alami dari obat tradisional yang sering dikonsumsi sebagai jamu untuk ibu
hamil ternyata memiliki efek oksitoksik sehingga memengaruhi keselamatan janin
di dalam kandungan. ( Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, vol 6 No.6. 2012 ).
Menurut para informan, seorang ibu hamil biasanya mengonsumsi jamu karena
faktor kebiasaan dalam keluarga dan budaya, khususnya masyarakat suku Jawa,
serta faktor sosial ekonomi dan pengetahuan. Akan tetapi ada juga yang
beralasan untuk menggugurkan, biasanya karena kehamilan yang tidak diinginkan.
Tentang efek yang ditimbulkan, informan 1 mengatakan tidak tahu efeknya dan
hanya pernah mendengar dari dokter, sementara informan 2 dan 3 mengatakan bahwa
mengonsumsi jamu dapat mempengaruhi kesehatan janin. Semua informan mengatakan
sebaiknya seorang wanita hamil tidak mengonsumsi jamu.
1.2
Tujuan penulisan
Untuk
mengetahui bagaimana kebiasaan ibu hamil di kehidupan masyarakat tersebut.
1.3
Manfaat penulisan
Agar pembaca
dapat mengetahui bagaimana ibu hamil mengkonsumsi jamu yang menjadi
kebiasaan-kebiasaan/adat di suatu masyarakat .
BAB II
PEMBAHASAN
3.1 PENGERTIAN JAMU
Jamu adalah
sebutan untuk obat tradisional dari Indonesia. Belakangan populer dengan
sebutan herba atau herbal. Jamu dibuat dari bahan-bahan alami, berupa bagian
dari tumbuhan seperti rimpang (akar-akaran), daun-daunan dan kulit batang,
buah. Ada juga menggunakan bahan dari tubuh hewan, seperti empedu kambing atau
tangkur buaya. Jamu biasanya terasa pahit sehingga perlu ditambah madu sebagai
pemanis agar rasanya lebih dapat ditoleransi peminumnya.
3.2 DAMPAK MINUM JAMU BAGI
IBU HAMIL
Pada dasarnya
ilmu kedokteran belum ada yang meneliti efek dari meminum jamu saat hamil.
Namun, ada yang beranggapan mengkonsumsi jamu saat hamil tidaklah apa – apa,
tetapi tetap pada koridor yang aman. Ada juga sebagian besar yang beranggapan
mengkonsumsi jamu pada saat hamil tidaklah aman. Walaupun terbuat dari bahan-
bahan traditonal, jamu juga mempunyai efek yang kurang baik bagi janin. Berikut
beberapa efek minum jamu:
1.
Ketuban keruh.
Ibu hamil yang
terbiasa mengkonsumsi jamu, air ketubannya bisa jadi kental bahkan berwarna
hijau keruh. Akibatnya, bayi mengalami kesulitan bernafas sewaktu dilahirkan.
Belum lagi kalau air ketuban sampai terhirup bayi yang berakibatfatal.
2.
Teratogenik
Teratogenik
adalah kelainan pembentukan kongenital yang dapat menyebabkan kecacatan pada
bayi. Salah satu penyebabnya adalah konsumsi kosentrat yang tak
direkomendasikan tersebut adalah jamu. Bukan tak mungkin dalam kosentrat tadi
terkandung zat-zat bahaya yang dapat mengancam dan menimbulkan masalah pada
janin yang pada giliran berikutnya bisa mengakibatkan kecacatan pada janin.
3.
Kelainan jantung.
Jamu juga bisa
menyebabkan gangguan jantung pada janin, salah satunya adalah kebocoran sekat
jantung, terlebih bila konsumsi hamil muda.Ada juga sebagian orang beranggapan,
jamu tidak mengandung berbahaya, jadi tidak akan ada efek apa – apa pada
janinnya ketika di konsumsi. Jamu yang di konsumsi haruslah jamu yang di buat
sendiri dan masih segar ( fresh ). Jangan pernah mengkonsumsi jamu yang dalam
kemasan. Sebaiknya untuk lebih jelas tentang dampak mengkonsumsi jamu dalam
kondisi hamil, konsultasikan pada dokter.
3.3 STRATEGI TENAGA KESEHATAN
UNTUK MERUBAH PERILAKU IBU HAMIL MINUM JAMU.
1.
Melibatkan tenaga kesehatan bidan untuk memberikan penyuluhan dipolindes,
posyandu tentang bahaya minum jamu bagi ibu hamil.
2.
Pendekatan terhadap tokoh masyarakat untuk mengubah tradisi negatif atau yang
berpengaruh terhadap kehamilan.
3.
Seorang tenaga kesehatan perlu mempelajari sosial-budaya masyarakat tersebut,
yang meliputi tingkat pengetahuan penduduk, struktur pemerintahan, adat
istiadat dan kebiasaan sehari-hari, pandangan norma dan nilai, agama, bahasa, kesenian, dan
hal-hal yang berkaitan dengan wilayah tersebut.
4.
Dengan kegiatan-kegiatan kebudayaan tradisional setempat tenaga kesehatan dapat
berperan aktif untuk melakukan promosi kesehatan kepada masyarakat dengan
melakukan penyuluhan kesehatan disela-sela acara kesenian atau kebudayaan
tradisional tersebut. Misalnya: dengan kesenian wayang kulit diselipkan
pesan-pesan kesehatan yang ditampilkan diawal pertunjukan dan pada akhir
pertunjukan.
3.4 Beberapa bahan aneka jamu yang dapat
dijadikan perawatan kehamilan dan persalinan :
- Jamu untuk masa kehamilan 1-3
bulan
Bahan yang dibutuhkan antara lain,
temu, kemiling, kunyit, temulawak, mesoyi, bawang putih, kemukus, dan lempuyang
secukupnya. Gilas bahan-bahan tersebut dengan diberi air secukupnya. Untuk
mengurangi rasa pahit, tambahkan sedikit garam. Minumlah jamu ini sehari satu
atau dua kali.
2.
Jamu
untuk masa kehamilan 3-6 bulan
Terdiri dari bahan-bahan seperti,
daun jambu biji yang masih muda, daun jambu tersana (jambu warna merah dan
padat, tapi bukan jambu air), lalu daun meniran, sembukan, temu hitam,
lempuyang, dan kunyit. Untuk takaran secukupnya saja, tidak terlalu banyak dan
tidak terlalu sedikit, agar rasanya seimbang. Tambahkan gula merah atau gula
batu agar rasanya enak.
3.
Jamu
untuk masa kehamilan 7-8 bulan
Bahan-bahannya seperti, kayu manis
sebesar jari, kayu secang seperempat koin lalu dikerik. Rendam dengan
menggunakan leri atau air cucian beras selama tiga jam. Minum jamu tersebut
pada hari Senin dan Kamis. Kemudia pada hari Rabu dan Sabtu, minum jamu
yang terdiri dari 3 biji cabe Jawa, 2 rimpang (akar/umbi) lempuyang. Tumbuk
semua bahan dan beri air secukupnya. Tambahkan sedikit garam dan jeruk nipis.
4.
Jamu
untuk kehamilan 9 bulan
Untuk bahannya menggunakan ketumbar
sejumput, 2 lembar daun trawas, jinten hitam, mesoyi, kulit udang yang dibakar
sedikit, dan kulit ikan mimi dan mentuna. Kemudian campurkan semua dan digerus.
Tambahkan sedikit garam dan air secukupnya. Setelah itu, saring dan minum
airnya. Jamu ini diminum satu kali seminggu.
5.
Jamu
sesudah persalinan
Bahan yang digunakan adalah laos,
bawang putih, garam yang digoreng, digerus dan diberi air secukupnya. Minum
sehari sekali. Bisa juga menggunakan bahan lainnya seperti, ketumbar, cengkeh,
jinten, misoyi, kayu manis, kencur, kedaung kunyit, pala, temu giling, temu
lawak, dan asam. Semua digerus lalu diminum menggunakan air hangat.
Sesudah 40 hari, minumlah jamu
dengan bahan musi, cabe Jawa, kemukus, klabet, jinten hitam, kedaung, kembang
pala, dan kayu jangjang.
Dianjurkan bagi ibu yang setelah
melahirkan untuk meminum jamu agar melancarkan keluarnya ASI yang terbuat dari
bahan daun katuk. Selain itu berhati-hati dalam memilih jamu, dan jangan lupa
untuk selalu berkonsultasi dengan dokter kandungan Anda.
BAB III
PENUTUP
4.1.
Kesimpulan
Ibu yang
mengonsumsi jamu selama hamil mempunyai risiko 7 kali lebih besar untuk
melahirkan bayi asfiksia dibandingkan ibu yang tidak mengonsumsi jamu selama
kehamilan setelah dikontrol oleh variabel frekuensi ANC. Ibu hamil dengan
frekuensi ANC kurang dari 4 kali selama kehamilan mempunyai risiko 3 kali untuk
melahirkan bayi asfiksia dibandingkan ibu dengan frekuensi ANC lebih dari 8
kali. Demikian juga untuk ibu dengan frekuensi ANC 4 - 8 kali mempunyai risiko
1,68 kali untuk melahirkan bayi asfiksia dibandingkan ibu
dengan
frekuensi ANC lebih dari 8 kali.
Tenaga
kesehatan bidan harus mampu menggerakan peran serta masyarakat khususnya,
berkaitan dengan kesehatan ibu hamil. Seorang bidan juga harus memiliki
kompetensi yang cukup berkaitan dengan tugas, peran serta tanggung jawabnya.
Agar bidan dapat menjalankan praktik atau pelayanan kesehatan dengan baik, dan
dapat memberikan pendidikan kesehatan dipolindes atau diposyandu.
4.2.
Saran
1.
Wanita hamil diharapkan lebih memperhatikan perilaku sehat, makanan maupun
minuman yang dikonsumsi karena dapat memengaruhi kondisi janin dalam kandungan.
2.
Selain itu, perlu standardisasi penggunaan jamu untuk ibu hamil, khususnya jamu
berbungkus (jamu dari produsen obat tradisional yang sudah teregistrasi),
mengingat animo masyarakat yang cukup besar dalam pemanfaatan jamu khususnya
yang biasa dikonsumsi oleh ibu hamil.
DAFTAR PUSTAKA
http/www/.kompasiana.com/dietha.gextha/hubungan
kebiasaan-ibu-hamil-minum-jamu-dengan kesehatan-ibu dan-janin.
Journal.fkm.ui.ac.id/kesmasphj/article/donwload/80/81
Katno SP. Tingkat manfaat dan keamanan tanaman obat dan obat tradisional.
Yogyakarta:
Balai Penelitian Tanaman Obat Tawangmang Fakultas Farmasi Universitas Gadjah
Mada; 2006 [diakses tanggal 2 Februari 2007]. Diunduh dari: http://www.litbang.depkes.go.i/bpom/keamanan_TO/pdf.
Kesmas, Jurnal
Kesehatan masyarakat Nasional vol 6 No.6, juni 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar