MAKALAH
KONSEP KEBIDANAN
LAPORAN OBSERVASI DAN WAWANCARA DI BPM
MEI MUHARTATI,S.SiT.,M.Kes
Tugas laporan observasi dan wawancara ini disusun guna memenuhi tugas
konsep kebidanan yang di ampu oleh Ibu.Dheska Arthyka Palifiana S.ST.M.Kes
selaku dosen mata kuliah konsep kebidanan
![]() |
Di Susun oleh :
Program Studi :
D3-Kebidanan
Kelas
:
A 14.2
Kelompok
:
V (Lima)
Nama Nim
1. Ni made dwi ruliana : 17150049 5. Alda kholida pacina :
17150069
2. Ratna indah sari : 17150054 6. Siska rosita siwi : 17150074
3. Gita tilana : 17150059 7. Riska safitri damayanti : 17150079
4. Wijianti : 17150064
FAKULTAS
ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS
RESPATI
YOGYAKARTA
2017/2018
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT,karena berkat dan rahmatNya kami diberi kesehatan
sehingga makalah yang berjudul “ KONSEPTUAL MODEL KEBIDANAN” dapat selesai
dalam jangka waktu yang telah di tentukan. Makalah ini disusun untuk memenuhi
Tugas Kerja Kelompok yang akan dipersentasikan dalam bentuk Power Point dengan
mata kuliah Konsep Kebidanan.
Kesempurnaan
hanyalah milik Allah, oleh karena itu kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun
sangat diharapkan.
Semoga makalah ini berguna dan bermanfaat bagi kita
semua dan Allah berkenan menerima amal bakti yang diabadikan pada kita semua.
Amin.
Demikian
yang dapat kami sampaikan kurang dan lebihnya kami mohon maaf. Atas
perhatiannya kami ucapkan terimakasih.
Yogyakarta, 01 Desember 2017
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR
ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG.......................................................................................1
B. TUJUAN............................................................................................................2
C. MANFAAT........................................................................................................3
BAB II ISI
A. PENGERTIAN.................................................................................................4
B. BEBERAPA
MACAM MODEL KEBIDANAN..................................................................................................6
C. TEORI MODEL
KEBIDANAN.....................................................................10
D. TEORI YANG
MEMPENGARUHI MODEL KEBIDANAN.................................................................................................13
BAB III PEMBAHASAN
HASIL WAWANCARA YANG DIDAPATKAN
DI LAHAN PRAKTIK..............28
GAMBAR DOKUMENTASI....................................................................................
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN...................................................................................................34
B. SARAN................................................................................................................35
DAFTAR
PUSTAKA......................................................................................................36
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam segala bidang berpengaruh terhadap meningkatnya kritis
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan termasuk pelayanan kebidanan. Hal itu
menjadi tantangan bagi profesi bidan untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme
dalam menjalankan praktek kebidanan serta dalam memberikan pelayanna yang
berkualitas.
Secara umum teori dan konsep
adalah hal yang sangat berkaitan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam
pelayanan kebidanan, teori-teori yang digunakan dalam praktik kebidanan berasal
dari konseptual model kebidanan. Teori atau konsep sejatinya adalah penjelasan
dari suatu kejadian dan fenomena. Proses penjelasan ini memerlukan pemikiran
yang dalam.
Model konseptual kebidanan
adalah suatu gambaran abstrak yang menjadi ide dasar suatu disiplin ilmu yang
pada dasarnya samad engan pengertian konsep kerja, system kerja dan skema yang
menunjukkan ide global individu. Kelompok situasi dan kejadian yang menarik
untuk suatu ilmu
Model konseptual kebidanan
biasanya berkembang dari teori wawasan intuitif keilmuan yang sering kali
memahami dan mengembangkan praktek guna membimbing tindakan dalam pendidikan
dan untuk mengidentifikasi pertanyaan yang harus dijawab dalam penelitian.
Sejarah kebidanan berjalan
panjang mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan serta kebutuhan masyarakat.
Model dalam kebidanan mengadopsi dari beberapa model lainnya dan berdasarkan
teori yang sudah ada, sehingga tercipta sebuah model kebidanan yang sesuai
dengan filosofi kebidanan baik dari segi bidan sebagai profesi maupun wanita
dan keluarga sebagai fokus pelayanan asuhan kebidanan.
Model dalam teori kebidanan
indonesia mengadopsi dari beberapa model negara dengan berdasarkan dari
beberapa teori yang sudah ada disamping dari teori & model yang bersumber
dari masyarakat.Model asuhan kebidanan didasarkan pada kenyataan bahwa
kehamilan dan persalinan merupakan episode yang normal dalam siklus kehidupan
wanita.
1
Sejarah menunjukkan bahwa bidan
adalah salah satu profesi tertua di dunia sejak adanya peradaban umat manusia.
Bidan muncul sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu yang
melahirkan. Peran dan posisi bidan dimasyarakat sangat dihargai dan dihormati
karena tugasnya yang sangat mulia, memberi semangat, membesarkan hati, mendampingi,
serta menolong ibu yang melahirkan sampai ibu dapat merawat bayinya dengan
baik.
Sejak zaman prasejarah, dalam
naskah kuno sudah tercatat bidan dari Mesir yang berani ambil resiko membela
keselamatan bayi-bayi laki-laki bangsa Yahudi yang diperintahkan oleh Firaun
untuk di bunuh. Mereka sudah menunjukkan sikap etika moral yang tinggi dan
takwa kepada Tuhan dalam membela orang-orang yang berada dalam posisi yang
lemah, yang pada zaman modern ini, kita sebut peran advokasi.
Bidan sebagai pekerja profesional
dalam menjalankan tugas dan prakteknya, bekerja berdasarkan pandangan filosofis
yang dianut, keilmuan, metode kerja, standar praktik pelayanan serta kode etik
yang dimilikinya.
Model kebidanan ini sebagai
tolak ukur bagi bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan kepada klien
sehingga akan terbina suatu partner ship dalam asuhan kebidanan. Dengan ini
diharapkan profesi kebidanan akan dapat memberikan sumbangan yang berarti dalam
upaya menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi yang mengutamakan
upaya-upaya promotif dan preventif.
B.
Tujuan
Adapun tujuan umum dan khusus dari
pembuatan makalah ini, yaitu:
1. Tujuan umum dari pembuatan makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah.
2. Tujuan khusus
a. Memberikan pengetahuan mengenai pengertian
teori dan konsep
b. Memberi pengetahuan pengertian konseptual
model asuhan kebidanan kepada masyarakat luas, khususnya di prodi kebidanan.
2
c. Memberikan pengetahuan kegunaan konseptual
model asuhan kebidanan
d. Memberikan pengetahuan mengenai pelaksanaan
teori konseptual asuhan kebidanan dalam
praktik nyata kebidanan
C. Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan
makalah ini adalah:
a. Guna menambah wawasan mahasiswa mengenai
materi yang dibahas dalam makalah ini
b. Mengembangkan pemahaman mahasiswa tentang
konseptual model asuhan kebidanan
c. Menambah wawasan mahasiswa mengenai praktik
konseptual model asuhan kebidanan
yang dilakukan oleh bidan
d. Meningkatkan keterampilan para mahasiswa
dalam membuat makalah.
3
BAB II
ISI
A. Pengertian
a. Konsep adalah
penopang sebuah teori yang menjelaskan tentang suatu teori yang dapat diuji
melalui observasi atau penelitian.
b. Model adalah contoh
atau peraga untuk menggambarkan sesuatu.
c. Model kebidana adalah
suatu bentuk pedoman atau acuan yang merupakan kerangka kerja seorang bidan
dalam memberikan asuhan kebidanan.
d.Konseptual Model
Gambaran abstrak suatu ide yang
menjadi dasar suatu disiplin ilmu.
Menunjukkan pada ide global
tentang individu, kelompok, situasi, dan kejadian yang menarik untuk suatu
ilmu.
Model memberi kerangka
untuk memahami dan mengembangkan praktek untuk membingbing tindakan dalam
pendidikan untuk mengidentifikasi pertanyaan yang harus dijawab dalam
penelitian.
1. Model
Dalam Kebidanan
Model dalam
kebidanan meliputi :
a.Orang (wanita, ibu, pasangan,
dan orang lain
b.Kesehatan
c.Lingkungan
d.Kebidanan
4
2. Kegunaan
Model
- Untuk menggambarkan beberapa aspek (konkrit maupun
abstrak) dengan mengartikan persamaannya seperti struktur, gambar,
diagram dan rumus. Model tidak seperti teori, tidak memfokuskan pada
hubungan antara dua fenomena tapi lebih mengarah pada struktur dan fungsi.
Sebuah model pada biasanya analogi atau gambar simbolik suatu ide (Wilson,
1985).
- Merupakan gagasan mental sebagai bagian teori yang
memberikan bantuan ilmu-ilmu sosial dalam mengkonsep dalam
menyamakan aspek-aspekdalam proses sosial (Galt dan smith,1976).
- Menggambarkan sebuah kenyataan gambaran abstrak sehingga banyak digunakan disiplin ilmu lain
sebagai parameter garis besar praktek. (Bernas, 1984)
Model kebidanan dapat digunakan
untuk:
a. Menyatukan
data secara lengkap
1. Tindakan
sebagai bantuan dalam komunikasi antara bidan dan pemimpin
2. Dalam
pendidikan untuk mengorganisasikan program belajar
3. Untuk
komunikasi bidan dengan klien
b. Menjelaskan
siapa itu bidan, apa yang dikerjakan, keinginan dan kebutuhan untuk:
1. Mengembangkan
profesi
2. Mendidik mahasiswa
bidan
3. Komunikasi
dengan klien dan pimpinan
4. Komponen
Model Kebidanan
5
Model Kebidanan dibagi menjadi
5 komponen, yaitu:
1) Memonitor
kesejahteraan ibu
2) Mempersiapkan
ibu dengan memberikan pendidikan dan konseling
3) Intervensi
teknologi seminimal mungkin
4) Mengidentifikasi
dan member bantuan obstetric
5) Lakukan
rujukan
B. Beberapa Macam Model
Kebidanan
1.Model dalam mengkaji
kebutuhan dalam praktek kebidanan
Model ini memiliki 4 unit yang penting,
yaitu:
a. Ibu
dalam keluarga
b. Konsep
kebutuhan
c. Partnership
d. Faktor
Kedokteran dan keterbukaan
2. Model medical
Merupakan
salah satu model yang dikembangkan untuk membantu manusia dalam memahami proses
sehat sakit dalam arti kesehatan. Tujuannya adalah sebagai kerangka kerja untuk
pemahaman dan tindakan sehingga dipertanyakan dalam model ini adalah “Dapatkah
dengan mudah dipahami dan dapatkah dipakai dalam praktek?”
3. Model
sehat ini untuk semua (Health For All-HFA)
Model
ini dicetuskan oleh WHO dalam Deklarasi Alma Ata tahun 1978. Fokus pelayanan
ditujukan pada wanita, keluarga dan masyarakat serta sebagai sarana komunikasi
dari bidan-bidan negara lain. Tema HFA menurut Euis dan Simmet (1992):
6
a. Mengurangi
ketidaksamaan kesehatan
b. Perbaikan
kesehatan melalui usaha promotif dan preventif
c. Partisipasi
masyarakat
d. Kerjasama
yang baik pemerintah dengan sektor lain yang terkait
e. Primary
Health Care (PHC) adalah dasar pelayanan utama dari sistem pelayanan
kesehatan.
PHC
adalah pelayanan pelayanan kesehatan pokok yang didasarkan pada praktek, ilmu
pengetahuan yang logis dan metode sosial yang tepat serta teknologi universal
yang dapat diperoleh oleh individu dan keluarga dalam komunitas melalui
partisipasi dan merupakan suatu value dalam masyarakat dan negara yang mampu
menjaga setiap langkah perkembangan berdasarkan kepercayaan dan ketentuannya.
Dari model HFA dan definisi PHC
terdapat lima konsep (WHO, 1998):
a. Hak penentuan kesehatan oleh
cakupan populasi universal dengan penyedia asuhan berdasarkan kebutuhan
b. Pelayanan promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitative, dimana pelayanan dapat memenuhi segala
macam tipe-tipe kebutuhan yang berbeda harus disediakan dalam satu kesatuan (semua
pelayanan dalam satu tempat).
c. Pelayanan harus
efektif, dapat diterima oleh norma, dapat menghasilkan dan diatur, yaitu
pelayanan harus dapat memenuhi kebutuhan yang dapat diterima oleh masyarakat
dan pelayanan harus dimonitor dan diatur secara efektif.
d. Komunitas harus
terlibat dalam pengembangan, penentuan pemonitoran pelayanan, yaitu penentuan
asuhan kesehatan merupakan tanggung jawab semua komunitas dan kesehatan
dipandang sebagai faktor yang berperan untuk pengembangan selutuh lapisan
masyarakat.
e. Kolaborasi antar sekolah
untuk kesehatan itu sendiri dan pelayanan kesehatan tidak dapat bergantung pada
pelayanan kesehatan saja teapi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti:
perumahan, populasi lingkungan, persediaan makanan dan metode pubikasi.
7
Delapan area untuk mencapai
kesehatan bagi semua melalui PHC, delapan area ini adalah:
a. Pendidikan
tentang masalah kesehatan umum dan metode pencegahan dan pengontrolannya.
b. Promosi kesehatan
tentang persediaan makanan dan nutrisi yang layak.
c. Persediaan
air yang sehat dan sanitasi dasar yang adekuat.
d. Kesehatan
ibu dan anak termasuk keluarga berencana
e. Imunisasi
f. Pencegahan
dan pengawasan penyakit endemik
g. Pengontrolan yang
tepat terhadap kecelakaan dan penyakit umum
h. Persediaan
obat-obat essensial (Morley, et.al, 1989)
Model sistem maternitas di
komunitas yang ideal University of Southeer Queensland
a. Model kurikulum
konseptual partnership dalam praktek kebidanan berdasarkan pada model pelayanan
kesehatan dasar (Guiililand dan Pairman, 1995)
b. Partnership kebidanan
adalah sebuah filosofi prospektif dan suatu model kepedulian (model of care)
sebagai model filosogi prospektif berpendapat bahwa wanita dan bidan dapat
berbagi pengalaman dalam proses persalinan
c. Persalinan merupakan
proses yang sangat normal
d. Sebuah hubungan
partnership menggambarkan dua orang yang bekerjasama dan saling menguntungkan
e. Bidan bekerja
keras bahwa bidan tidak memaksakan suatu tindakan melainkan membantu wanita
untuk mengambil keputusan sendiri
f. Konsep “wanita”
dalam asuhan kebidanan meliputi mitra perempuan tersebut, keluarga, kelompok
dan budaya.
8
g. Konsep bidan
dalam asuhan kebidanan meliputi bidan itu sendiri, mitranya atau keluarga,
budaya/sub kultur bidan tersebut dan wewenang professional bidan
h. Dengan membentuk
hubungan antara bidan dan wanita akan membawa mereka sendiri sebagai manusia
kedalam suatu hubungan partnership yang mana akan mereka gunakan dalam
teurapetik. Bidan harus mempunyai self knowing, self nursing, dan merupakan
jaringan pribadi dan kolektif yang mendukung.
i. Sebagai model
of care the midwifery partnership didasarkan paddaprinship
midwifery care berikut ini:
1) Mengakui dan
mendukung adanya keterkaitan antara badan, pikiran, jiwa, fisik, dan lingkungan
kultur sosial (holism)
2) Berasumsi bahwa
mayoritas kasus wanita yang bersalin dapat ditolong tanpa adanya intervensi
3) Mendukung dan
meningkatkan proses persalinan alami tersebut
4) Bidan menggunakan
suatu pendekatan pemecahan masalah dengan seni dan ilmu pengetahuan.
5) Relationship-based dan
kesinambungan dalam motherhood
6) Woman
centered dan bertukar pikiran antara wanita
7) Kekuasaan
wanita yaitu berdasarkan tanggung jawab bersama untuk suatu pengambilan suatu
keputusan, tetapi wanita mempunyai control atas keputusan terakhir mengenai
keadaan diri dan bayinya.
8) Dibatasi
oleh hukum dan ruang lingkup praktek individu: dengan persetujuan wanita bidan
merujuk fassilitas pelayanan kesehatan yang lebuh berkualitas.
Hubungan antara wanita, bidan
dan dokter harus didasari oleh rasa hormat, timbal balik dan saling percaya,
bidan boleh mempertanyakan masalah medis atau perlindungan hukum bagi wanita
untuk alas anapapun, jika wanita tersebut tidak mampu berbicara atass namanya
sendirinya.
9
Persepsi mahasiswa kebidanan
ditentukan oleh bidan di bagian pelayanan untuk mengantisipasi mahasiswa
dalam menghadapi kasus yang ditemukan di dalam tim, praktek
mahasiswa akan dibatasi oleh bidan dan akan mengajarkan beberapa pelayanan khusus
kebidananyang akan meningkatkan kemampuan dan keterampilan mahasiswa
, peran perseptor akan semakin berkurang dalam praktek dan hanya akan menjadi
penasehat dan pendukung.
C. Teori Model Kebidanan
1. Ruper, lagan
dan Tietney Activity of living Model:
Model yang dipengaruhi oleh
Virginia Henderson Model. Terdiri dari 5 elemen:
a. Rentang
Kehidupan
b. Aktivitas
Kehidupan
c. Ketergantungan
atau kebebasan individu
d. Faktor-faktor
yang mempengaruhi aktivitas individu
Dalam model ini diidentifikasi
adanya 12 macam kebutuhan manusia bebagaia proses kehidupan yaitu:
a. Mempertahankan lingkungan
yang aman
b. Komunikasi
c. Bernafas
d. Makanan
dan minuman
e. Eliminasi
10
f. Berpakaian
dan kebersihan diri
g. Pengaturan
suhu tubuh
h. Mobilisasi
i. Bekerja
dan bermain
j. Seksualitas
k. Tidur
2. Rosermary Methuen
Merupakan aplikasi dari Oream
dan Kenderson, model terhadap asuhan kebidanan, dimana dalam sistem perawatan
ada 5 metode pemberian bantuan yaitu:
a. Mengerjakan
untuk klien
b. Membimbing
klien
c. Mendukung
klien (secara fisik dan psikologis)
d. Menyediakan
lingkungan yang mendukung kemampuan klien untuk memenuhi kebutuhan sekarang dan
massa akan datang
e. Mengajarkan
klien
f. Peran
bidan adalah mengidentifikasi masalah klien dan melakukan sesuatu untuk
membantu klien untuk memenuhi kebutuhannya. Manfaat dari model ini menurut
Methuen adalah sebagai bukti praktek pengkajian kebidanan yang tidak didasarkan
pada kerangka kerja dan tradisi manapun. Sebagai dasarnya adalah kesehatan
bukan kesakitan sehingga asuhan yang diberikan efektif bagi ibu dan memberikan
kebebasan pada bidan untuk melakukan asuhan.
11
3. Roy Adaption Model
Pencetusnya adalah suster
Callista Roy (1960), sebagai dasarnya makhluk bio-psiko-sosial yang berhubungan
dengan lingkungan. Dikemukakan tiga macam stimulasi yang mempengaruhi adaptasi
kesehatan dari individu, yaitu:
a. Vokal stimuli
Yaitu stimuli dari lingkungan
di dekat individu, contohnya : kesehatan bayi akan mempengaruhi ibu yang baru
saja melakukan fungsinya.
b. Kontekstual
stimuli
Yaitu faktor-faktor umum yang
mempengaruhi wanita. Contohnya: kondisi kehidupan yang buruk
c. Residual stimuli
Yaitu faktor internal meliputi
kepercayaan, pengalaman dan sikap. Model kebidanan ini berguna bagi bidan dalam
melakukan pengkajian secara menyeluruh (holistik).
4. Neman Sistem Model
Yaitu model yang merupakan awl
dari kesehatan individu dan komunitass (sistem klien) yang di gambarkan sebagai
pusat energi yang di kelilingi oleh garis kekuatan dan pertahanan.
a. Pusatnya
adalah variable fisiologis, psikologis, sosial cultural dan spiritual.
b. Garis
kekuatan adalah kemampuan sistem klien untuk mempertahankan keseimbangan tubuh.
c. Garis
pertahanan menunjukkan status kesehatan umum dari individu
12
D. Teori yang Mempengaruhi Model
Kebidanan
Sejarah
kebidanan berjalan panjang mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan serta
kebutuhan masyarakat. Model dalam kebidanan mengadopsi dari beberapa model
lainnya dan berdasarkan teori yang sudah ada. Model kebidanan ini sebagai tolak
ukur bagi bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan kepada klien sehingga akan
terbina suatu partnership dalam asuhan kebidanan. Dengan ini diharapkan profesi
kebidanan akan dapat memberikan sumbangan yang berarti dalam upaya
menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi yang mengutamakan
upaya-upaya promotif dan preventif. Teori yang mempengaruhi model kebidanan
adalah
a. Teori
Reva Rubin mengenai pencapaian peran ibu.
b. Teori
Ramona Mercer mengenai stress antepartum dan pencapaian peran ibu.
c. Teori
Ernestine Wiedenbach mengenai model praktik kebidanan/keperawatan.
d. Teori
Ela Joy Lerhman dan Morten
e. Teori
Jean Ball
1. Teori Ela Joy
Lehrman
Dalam teori ini Lehrman
menginginkan bidan dapat melihat semua aspek praktek memberikan asuhan pada
wanita hamil dan memberikan pertolongan pada persalinan. Lehrman mengemukakan 8
konsep yang penting dalam pelayanan antenatal :
a. Asuhan
yang berkesinambungan
b. Keluarga
sebagai pusat asuhan
c. Pendidikan
dan konseling sebagai pusat asuhan
d. Tidak
ada intervensi dalam asuhan (membiarkan ibu melakukan penentuan sendiri)
13
e. Fleksibilitas
dalam asuhan
f. Keterlibatan
dalam asuhan
g. Advokasi
dari klien
h. Waktu
Marten menambahkan 3 komponen
lagi dalam 8 komponen yang telah dibuat oleh Lehrman :
a. Teknik
Terapeutik : Proses
penyembuhan dengan komunikasi
b. Pemberdayaan : Proses
pemberi kekuasaan dan kekuatan
c. Hubungan
sesama : Menjalin hubungan
yang baik dengan klien
2. Teori Ernestine
Wieden Bach
Ernestine mengembangkan
teorinya secara induktif berdasarkan pengalaman dan observasinya dalam praktek
konsep yaitu :
a. The
Agent : Pelaksananya
(Bidan atau Perawat)
b. The
Recipient : Penerima
Asuhan
c. The
Goal : Tujuan
Intervensi
d. The
Means : Metode
untuk mencapai tujuan
e. The
Frame
Work : Organisasi
social dalam lingkungan professional
14
3. Teori Jean-Ball
Tujuan asuhan Maternitas :
Agar ibu mampu melaksanakan
tugasnya sebagai ibu baik fisik maupun psikologis
Teori Ball :
a. Teori
Perubahan
b. Teori
Stress, coping dan Suppor
c. Teori
dasar
Hypotesa Ball
“Respon emosional wanita
terhadap perubahan yang terjadi bersamaan dengan kelahiran anak yang
mempengaruhi personality seseorang dan dengan dukungan yang berarti mereka
mendapatkan system keluarga socia”.
Dalam teori kursi goyang, kursi
dibentuk dalam 3 elemen :
a. Pelayanan
Maternitas
b. Pandangan
masyarakat terhadap keluarga
c. Sisi
penyangga / support terhadap kepribadian wanita
Teori Jean Ball dalam Konsep
Women :
Ball memusatkan perhatiannya terhadap perkembangan emosional dalam proses
melahirkan
Health : Merupakan
pusat dari model Ball, tujuan dari postnatal care agar mampu menjadi ibu
Environment : Lingkungan
sosial dan organisasi dalam sisi dukungan
Midwifery
: Penelitian postnatal
15
Self : Secara
jelas kita dapat melihat bahwa peran bidan dalam memberikan dukungan dan
membantu seseorang wanita untuk menjadi yakin dengan perannya sebagai ibu.
4. Teori Reva Rubin
Rubin mengatakan sejak hamil
seorang wanita sudah mempunyai harapan sebagai berikut :
a. Kesejahteraan
b. Penerimaan
Masyarakat
c. Penentuan
identitas diri
d. Mengerti
tentang arti memberi dan menerima
Perubahan yang terjadi pada
wanita saat hamil :
a. Cenderung
lebih bergantung dan membutuhkan perhatian yang lebih
b. Membutuhkan
Sosialisasi
Tahapan Psikososial
a. Anticipatory
Stage : Melakukan peran ibu dan anak
(bersandiwara)
b. Honeymoon
Stage : Ibu memahami peran dasar, misalnya :
menyusui, perawatan dan ada dukungan dari keluarga.
c. Plateu
Stage :
Ibu mencoba sepenuhnya apakah ia mampu menjadi seorang ibu membutuhkan beberapa
minggu
d. Disenggagement :
Tahap penyelesaian dimana latihan peran dihentikan
16
Rubin melihat beberapa tahap
Fase aktivitas penting sebelum menjadi ibu :
a. Taking
On : Wanita meniru melakukan
peran ibu
b. Taking
In : Fantasi wanita (dia tidak
hanya meniru melainkan membayangkan sebagai ibu)
c. Letting
Go : Fase dimana wanita sudah melalui proses tadi
dan mengingat kembali aktivitas yang dilakukan tadi.
5. Teori Ramona
Mercer
Ada 2 pokok pembahasan dalam
Teori
a. Efek
stress antepartum
Tujuan : Memberikan
dukungan selama untuk mengurangi lemahnya lingkungan serta dukungan sosial dan
kurangnya kepercayaan diri.
Enam faktor yang berhubungan
dengan status kesehatan yaitu :
1. Hubungan
Interpersonal
2. Peran
keluarga
3. Stress
Antepartum
4. Dukungan
sosial
5. Rasa
percaya diri
6. Penguasaan
rasa takut, keraguan dan depresi
b. Maternal
Role (Peran Ibu)
Menjadi seorang ibu berarti,
memperoleh identitas baru yang membutuhkan pemikiran dan penguraian yang
lengkap tentang dirinya.
17
Pencapaian peran
ibu : dicapai dalam kurun waktu tertentu dimana ibu
menjadi dekat dengan bayinya yang membutuhkan pendekatan yang competen termasuk
peran dalam mengekspresikan kepuasan dan penghargaan peran. Peran aktif wanita
sebagai ibu dan pasangannya berinteraksi satu dengan yang lanilla.
Empat langkah dalam pelaksanaan
peran ibu :
1. Anticipator
Masa sebelum wanita menjadi ibu
dimana wanita memulai penyesuaian sosial dan psikologis terhadap peran barunya
nanti dengan mempelajari apa saja yang dibutuhkan untuk menjadi seorang ibu.
2. Formal
Dimulai dengan peran
sesungguhnya sebagai seorang ibu
3. Informal
Wanita mampu menentukan jalan
yang unik dalam melaksanakan peran ibu yang tidak disampaikan oleh sosial
sistem
4. Personal
Wanita telah mahir memerankan
perannya sebagai ibu.
Menurut Mercer peran aktif ibu
dimulai setelah bayi lahir yaitu pada 3 bulan sampai 7 bulan postpartum
(setelah melahirkan)
Mercer menemukan 11 faktor yang
mempengaruhi wanita dalam pencapaian peran ibu :
1. Faktor
ibu
a. Umur ibu pada waktu
melahirkan
b. Persepsi ibu pada
waktu melahirkan anak pertama kali
c. Memisahkan ibu
dan anak secepatnya
18
d. Stress sosial
e. Dukungan sosial
f. Konsep Diri
g. Sifat Pribadi
h. Sikap terhadap
membesarkan anak
i. Status
kesehatan Ibu
2. Faktor
Bayi
a. Temperamen
b. Kesehatan Bayi
3. Faktor
lain-lain
a. Latar
belakang etnik
b. Status
perkawinan
c. Status
ekonomi
Mercer menekankan 3 fase
adaptasi ibu pada tahun pertama setelah melahirkan mempengaruhi pencapaian
peran ibu. Mercer menguraikan 4 faktor dalam masa adaptasi sebagai berikut :
a. Physical
recovery Phase (lahir-1 bulan)
b. Achivement
Phase (2-4,5 bulan)
c. Disruption
Phase (6-8 bulan)
d. Reorganisation
Phase (8-12 bulan)
Peran bidan yang diharapkan
oleh Mercer dalam teorinya adalah membantu wanita melaksanakan tugasnya dalam
adaptasi peran fungsi ibu dan mengidentifikasi factor apa yang mempengaruhi
peran ibu dalam pencapaian peran fisik. Ini dikontribusikan dari stress
antepartum
19
PARADIGMA SEHAT DAN MIDWIFERY CARE
A. Paradigma
Sehat
Dalam
rangka meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, salah satu upaya pemerintah
dalam meningkatkan derajat kesehatan, pemerintah membuat satu model dalam
pembangunan kesehatan yaitu PARADIGMA SEHAT.
Paradigma
Sehat adalah cara pandang, pola pikir, atau model pembangunan kesehatan yang
melihat masalah kesehatan saling berkait dan mempengaruhi dengan banyak faktor
yang bersifat lintas sektor, dan upayanya lebih diarahkan pada peningkatan,
pemeliharaan dan perlindungan kesehatan, bukan hanya penyembuhan orang sakit
atau pemulihan kesehatan.
Secara
MAKRO dengan adanya Paradigma sehat berarti pembangunan semua sektor harus
memperhatikan dampaknya dibidang kesehatan. Secara MIKRO dengan adanya
Paradigma sehat maka Pembangunan kesehatan lebih menekankan pada upaya promotif
dan preventif.
Paradigma
Sehat ini merupakan model dalam pembangunan kesehatan tetapi juga dijadikan
model dalam Asuhan Kebidanan, hal ini karena :
1. Dengan Paradigma
sehat akan merubah cara pandang masyarakat tentang kesehatan termasuk kesehatan
reproduksi, dan mendorong masyarakat menjadi mandiri dan sadar akan pentingnya
upaya promotif dan preventif.
2. Mengingat paradigma
sehat merupakan upaya untuk meningkaatkanderajat kesehatan di Indonesia
yang utamanya dinilai dari AKI dan AKB, maka Bidan sebagai bagian dari tenaga
yang turut bertanggung jawab terhadap menurunnya AKI dan AKB perlu menjadikan
paradigma sehat sebagai model.
3. Paradigma Sehat
merupakan suatu gerakan nasional sehingga Bidan pun harus menjadikan paradigma
sehat sebagai model atau acuan.
Paradigma sehat dikatakan
sebagai suatu perubahan sikap, orientasi atau MindSet,
20
Beberapa pandangan yang berubah
menjadi Paradigma Sehat, yaitu :
1. Kesehatan sebagai
kebutuhan yang bersifat pasif dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan
bersifat aktif karena merupakan keperluan dan bagian dari HAM.
2. sebagai konsumtif
dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan merupakan suatu investasi karena
menjamin adanya SDM yang berproduktif secara sosial dan ekonomi.
3.Kesehatan hanya bersifat
penanggulangan jangka pendek dirubah menjadi pandangan bahwa kesehatan bagian
upaya pengembangan SDM berjangka panjang.
4. Pelayanan kesehatan
bukan hanya pelayanan medis dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan pelayanan
kesehatan paripurna, dengan memandang manusia sebagai manusia seutuhnya.
5. Pelayanan kesehatan
terpecah-pecah dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan terpadu.
6. Kesehatan hanya jasmani
/fisik dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan mencakup mental dan sosial.
7. Fokus pada
penyakit dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan tergantung segmen/permintaan
pasar.
8. Sasaran pelayanan
kesehatan masyarakat umum dirubah menjadi pandangan bahwa kesehatan tanggung
jawab juga masyarakat swasta (private).
9. Kesehatan merupakan urusan
pemerintah dirubah menjadi pandangan bahwa kesehatan juga menjadi urusan
swasta.
10.Biaya kesehatan publik
subsidi pemerintah dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan ditanggung bersama
pengguna jasa.
11. Pembayaran biaya
setelah pelayanan dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan dapat dibiaya
dimuka (JPKM).
21
12. Kesehatan
berfungsi sosial dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan juga berfungsi
ekonomi.
13. Pengaturan
secara sentralis dirubah menjadi pandangan bahwa pengaturan desentralisasi.
14. Pengaturan
secara top down dirubah menjadi pandangan bahwa pengaturan bottom up.
15. Birokratis
dirubah menjadi enterpreuner.
16. Masyarakat
dibutuhkan peran sertanya, dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan Kemitraan.
B.Midwifery Care
Midwifery
care ( Asuhan Kebidanan) adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi
tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan
masalah dalam bidang kesehatan ibu masa hamil, masa persalinan, nifas, bayi
setelah lahir, serta keluarga berencana.
Adapun prinsip-prinsip asuhan
kebidanan adalah sebagai berikut:
a. Memahami
bahwa kelahiran anak merupakan suatu proses alamiah dan fisiologis.
b. Menggunakan
cara-cara yang sederhana, tidak melakukan invertensi tanpa adanya indikasi
sebelum berpaling keteknologi.
c. Aman
berdasarkan fakta dan member kontribusi pada keselamatan jiwa ibu
d. Terpusat
pada ibu, bukan terpusat pada pemberi asuhan kesehatan/lembaga (sayang ibu).
e. Menjaga
privacy serta kerahasiaan ibu.
22
f. Membantu
ibu agar merasa aman, nyaman dan didukung secara emosional.
g. Memastikan
bahwa kaum ibu mendapat informasi penjelasan dan konseling yang cukup.
h. Mendorong
ibu dan keluarga agar menjadi peserta aktif dalam membuat keputusan setelah
mendapat penjelasan mengenai asuhan yang akan mereka dapatkan.
i. Menghormati
keyakinan agama mereka.
j. Memantau
kesejahteraan fisik, psikologis, spiritual dan sosial keluarga ibu selama masa
kelahiran anak.
k. Memfokuskan
perhatian pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
Bidan
dalam memegang Prinsip Midwifery Care yaitu :
1. Mengakui
dan mendukung keterkaitan antara fisik, psikis dan lingkungan kultur sosial
2. Berasumsi
bahwa mayoritas wanita bersalin ditolong tanpa intervensi
3. Mendukung
dan Meningkatkan persalinan alami
4. Menggunakan
pendekatan pemecahan masalah yang dilandaskan ilmu dan seni
5. Wanita
punya kekuasaan yaitu berdasarkan tanggungjawab bersama untuk suatu pengambilan
keputusan, tetapi wanita mempunyai kontrol atau keputusan terakhir mengenai
keadaan dirinya dan bayinya
6. Dibatasi
oleh hukum dan ruang lingkup praktik
7. Berprinsip
Women Center Care
Macam-macam asuhan kebidanan:
1. Asuhan
kebidanan pada ibu hamil
2. Asuhan
kebidanan pada ibu bersalin
23
3. Asuhan
kebidanan pada ibu nifas
4. Asuhan
kebidanan pada bayi baru lahir
5. Asuhan
kebidanan pada neonatus & balita (sehat/sakit)
6. Asuhan
kebidanan pada pelayanan KB
7. Asuhan
kebidanan pada gangguan sistem reproduksi.
MODEL KONSEPTUAL ASUHAN
KEBIDANAN
Langkah-langkah :
a. Pengkajian
Tujuan nya adalah menetukan Self-care
individu, mengidentifikasikan apakah ada atau tidak ada self-care deficit.
Bidan bekerjasama dengan
pasien/keluarga dalam merencanakan strategi yang akan mengurangi/menghilangkan
deficit yang ada dengan :
Mengurangi kebutuhan self-care
Meningkatkan kemampuan pasien
untuk memenuhi kebutuhan self-care
Memperbolehkan keluarga/orang
lain memberikan dependent care
Memenuhi langsung kebutuhan
self-care
b. Perencanaan
Setelah mengidentifikasi
slf-care defisit maka data dipakai sebagai pernyataan masalah dalam rencana
asuhan kebidanan. Kemudian bidan menentukan sistem asuhan yang totality
compensatory, partially, compensatory, atau educatif/supportif serta tujuan
yang telah ditentukan oleh bidan-pasien, untuk menghilangkan self-care deficit.
24
c. Implementasi
Merupakan tindakan yang
mengandung lima bantuan yaitu : melakukan untuk memberi penyuluhan, membimbing,
mendukung, dan menciptakan lingkungan untuk menunjang tumbuh kembang.
d. Evaluasi
Dilakukan terus menerus dengan
membandingkan prilaku yang diharapkan dlam tujuan dengan hasil tindakan yang
dilakukan
2
KELOMPOK
5 : KONSEPTUAL MODEL ASUHAN KEBIDAN
INSTRUMENT
PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN DAN PANDUANWAWANCARA
MATA
KULIAH : KONSEP KEBIDANAN
|
|||||
No
|
Kompetensi
|
Indikator
|
Metode
|
||
Konseptual
model asuhankebidanan
|
|||||
1
|
medical
model
|
1.
|
pemberianpemahamankonsepsehatsakit
|
wawancara
: "saatmemberipelayanankesehatankepadapasien,
bagaimanacaraibumenjelaskankepadapasienmengenaikonsepsehatdansakit?"
|
|
2
|
health
for all
|
1.
|
pemberianasuhanpadawanita,
keluargadanmasyarakat
|
wawancara
:"apakahpelayanankesehatan di
tempatinimencakupkeseluruhanbaikpelayananuntukibu,keluargamaupunmasyarakat?
Bolehbuberbagipengalamansaatmemberikanpelayanankesehatanbagikeluargadanmasyarakat?
|
|
3
|
konsepdalampelayankebidanan
|
1.
|
padaklien
: amandanmemuaskan
|
wawancara
:" bu, bolehberbagi tips kepada kami supaya kami
besoksaatmenjadibidandapatmemberikanpelayanan yang
amandanmemuaskankepadapasien?"
|
|
2.
|
padabidan
:
|
observasiadanya
form informed consent (persetujuanpasien)
|
|||
-
menghormatimartabatmanusiadanpenentuanpilihansendiri
|
|||||
-
menghormatiperbedaanbudayadanetnik
|
|||||
4
|
model
praktikkebidanan yang digunakan
|
1.
|
Mandiri
|
wawancara
: "bu, bagaimanayaprosedurataustandart (SOP)di
tempatinidalamhalmemberikanpelayananmandiri, kolaborasidanrujukan?"
|
|
2.
|
Kolaborasi
|
||||
3.
|
Rujukan
|
|
27
BAB III
PEMBAHASAN
Ada beberapa kompetensi yang kami
tanyakan dan amati di BPM ini, meliputi ;
1. KOMPETENSI
1 (MEDICAL MODEL)
Dalam
kompetensi ini bidan harus menjelaskan bagaimana konsep sehat dan sakit kepada
pasiennya. Sehat adalah terbebas dari penyakit dan gangguan psikologis, perlu dijaga fisik maupun psikologis dan saluran pencernaan.
2. KOMPETENSI
II (HEALTH FOR ALL)
Prinsipnya
mendokomentasikan hasil asuhan dari ilmu yang di dapat
kemudian
selalu
update ilmu yang
melakukan
pelatihan
meskipun
sudah
menjadi
bidan, sudah
dapat
ilmu
harus
tetap
melakukan
pelatihan-pelatihan
nanti di ajari KB, praktek,
itu nanti
kalau
melakukan
pelayanan
pada
pasien
harus
mempunyai
sertifikat
pelatihan. Meskipun
nanti
bila di ajari
menolong
persalinan
tetap di anjurkan
mengikuti
pelatihan
asuhan
persalinan normal dengan
kegawatdaruratan yang tidak
bisa di prediksi
tahu-tahu
langsung
perdarahan
belum
bias
mengatasi nah itu juga ada
pelatihannya
Penatalaksanaan, pelayanan
penatalaksanaan,
kegawatdaruratan obstersic.Silahkan selanjutnya untuk mengapdet ilmu terus-menerus walaupun kita sudah sepuah atau tua kadang-kadang menghadapi masalh itu perlu juga cari
reverensi
buku
itu
harus
di
wajibkan
ada
di depan
kita. Misalkan
pasien
dengan
permasalahan
ingin KB.
Semakin
kita
menunjukan
bukti juga menunjukan
kepada
pasien
mensantandarkan
standar
kompetensi
kontrasepsi yang bias
diberikan
adalah (menunjukan
alat
kontrasepsi) jadi jika sudah dapat ilmu tetap harus mengupdate yang berdasarkan
peratuan UU yang terbaru
yaitu
Permenkes 28 tahun2017 .
28
3. KOMPETENSI
III (KONSEP DALAM PELAYANAN KEBIDANAN)
Tips-tipsnya
yaitu
pelayanan yang aman
dan
bermutu
pada
pesien
adalah
kita
harus
memiliki
pengetahuan
dan
keterampilan, dan semua itu harus ada prakteknya.Praktek
itu
jangan
hanya
sekedar
melakukan
tetapi
harus
sesuai
prosedur
dengan
cara
baik
dan
benar. Jadi
keterampilan
dasarnya
harus di terapkan
dan di uji
kompetensinya.
Seorang
bidan
mampu
kompetensi
tidak
dalam
mengaplikasikan
ke
masyarakat.
Jika
memberikan
pelayanan
kepada
masyarakat
baik di praktek
mandiri, puskesmas
dan
rumah
sakit
sekarang harus wajib memenuhi SIPB syarat
untuk
mencari SIPB itu, harus
memunyai STR Uji
kompetensi, STRB, mengurus
surat-surat
izin
tanda
registrasi
selain
itu
Ijizah, dan juga harus
ikut
ikatan IBI. Melakukan
pelayanan
praktek
itu
sesuai
standar
operasional (SOP) di
masing-masing tempat itu ada, kemudian memberikan pelayanan holistic.Jadi
pasien
tidak
hanya di lihat
tetapi
secara
keseluruhan
bias
menangkap
dan
harus
bias
menggunakan
manejemen
kebidanan
kalua
dokumentasinya
cara
berfikirnya
secara Varney. Tetapi,sekarang
itu
sudah
enak
dikarenakan, sekarang
sudah
menjadi SOP. Mengumpulkan
data subjektif dengan cara mewawancarai pasien tentang berbagai iidentitas, riwayat
ibu, riwayat
kesehatan, kesadaran
dari
opsestriknya, riwayat
kehamila
dan
menstruasi. Kemudian
bagaimana
kebutuhan
sehari-hari
biosikus social, budaya,
barang kali di tanya kan terkait dengan yang ada.
kemudian di tentukan data
objektifnya dengan cara memeriksa fisik (HEAT TO TOE) kemudian di periksa di bagian
obsersi
kalau
anak
misalnya
sakit
berdasarkan
manajemen
dari
Rumah
Sakit
kemudian di analisa, setelah
di analisa permasalahanya
kita
sebagai
bidan
bias
melakukan
penatalaksanaan
sesuai
permasalahan
dan
sesuai data
analisaitudengancara yang ramah sikap kita
29
seperti 5S
kemudian cara berkomunikasi dengan baik sebagai pendengar yang efektif
kemudian
kunci
dari
menghadapi
permasalahan
atau
menanyakan
apa yang menjadi
permasalahan yang
kita
dengarkan
dengan
seksama
lihatdan
raba
apa
kondisi
ibu
dan
melakukan
pemeriksaan
untuk
permasalahan, melekukan
tindakan
sesuai
dengan
standar professional dan
kemudian
prinsip
pencegah
infeksi
semua yang di anjurkan di
aplikasikan pada diri sendiri tapi saling terkait berdasarkan kewenangan dan standar pelayanan kebidanan etika profesinya di jaga. Jadi
semua
ilmu
itu
saling
mendukung
tentang
bidan
dan
harus
melakukan
rujukan
kolaborasi.
4. KOMPETENSI
IV (MODEL PRAKTIK BIDAN YANG DIGUNAKAN)
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari
praktiklahan yang telah kami lakukandapatdisimpulkanbahwa:
Pelayanan yang di berikan di
PBM
sangatbaik,
sehinggasudahmemilikitempattersendiridihatipasiennya.Olehkarenaitumerekalebihmemilihuntukberobatdankonsultasikehamilan
di PBMinikarenapelayanannya yang memuasakan.
Dalampelayanannyauntuksetiappasiendisesuaikandengankarakteristikpasientersebut.Setiappasien
yang datangsudahdiamatikeadaanfisikdankarakteristiknyaolehtenagakesehatan yang
ada di klinikini. Hal tersebutdilakukangunamemberikanpelayanan yang
memuaskanbagipasiendanuntukmerencanakantindakan yang akandiberikankepadapasien.
Misalkansajapasien yang datangmasihdalamkeadaan yang segar, jalannyategak,
danwajahnyamasihtampaksegar. Maka,
pasientersebuttidakperludiberikanobatmelainkanhanya di berikansugestisaja,
meskipundemikiantetapdilakukanpemeriksaanterlebihdahulu. Lain halnyajikapasien
yang datangdenganbadan yang lesu, wajahpucat,
danjalannyasempoyonganmakasudahdapatdiidentifikasikanbahwaiasakitdanmemerlukanobat.
Tapidi
PBMinitidakmengutamakanpenyembuhandenganobatmelainkandengansugesti,
karenaklinikberpegangpadakonsepsehat, bahwa yang sakititupastiakansembuh,
tenagakesehatan di klinikinimemberikandukungankepadapasiennyauntuksehatkembali.
DiPBM,inimemberikanpelayanan yang aman, nyamandanmemuaskan.
Seorangteanagakesehatanharusberpenampilanrapidansopan.Seorangbidanhanyamampumemberikanpelayanankesehatantetapi
juga harusmemperhatikanpenampilannyadenganberpakaianrapi, sopan, tutur kata
halusdanmemasangwajahpenuhsenyum.Selainitubidan juga
harusmemperhatikankeselamatankerjanyadenganmengantisipasisetiaptindakan yang
dilakukannyadenganadanya form informed concent.
Jikaseorangbidan di
tuntutakibatadanyaketidakpuasaanterhadappelayanan yang diberikanolehbidanmaka
form dapatditunujukansebagaibukti.
A.
Saran
Dalammelakukanpelayanankesehatanbidanharusmampumemberikanpelayanan
yang memuaskanbaikdengantindakan yang dilakukannyaataupundenganpenampilan yang
rapidansedapdipandang, bukanhanyasekedarberpakaian.Meskipuntempatprakteknyarumahbidanitusendiri.Seorangbidan
juga
harusbisamenjadicontohbagipasiennyadalammenjagakebersihandirigunamengajarkanhidupsehatbagipasien.Seorangbidantidakhanyamemberikantindakanpelayanankesehatantetapi
juga harusmampumempertanggungjawabkanapa yang dilakukannya, selainitu juga
harusmampumenjagakeselamatandirinyadalambekerja.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar