Selasa, 10 April 2018

MAKALAH KONSEP KEBIDANAN


MAKALAH KONSEP KEBIDANAN
LAPORAN OBSERVASI DAN WAWANCARA DI BPM
MEI MUHARTATI,S.SiT.,M.Kes

Tugas laporan observasi dan wawancara ini disusun guna memenuhi tugas konsep kebidanan yang di ampu oleh Ibu.Dheska Arthyka Palifiana S.ST.M.Kes selaku dosen mata kuliah konsep kebidanan





Di Susun oleh :
Program Studi           : D3-Kebidanan
Kelas                          : A 14.2
Kelompok                 : V (Lima)

Nama                            Nim
1. Ni made dwi ruliana         : 17150049      5. Alda kholida pacina          : 17150069
2. Ratna indah sari                : 17150054      6. Siska rosita siwi                 : 17150074
3. Gita tilana                          : 17150059      7. Riska safitri damayanti    : 17150079
4. Wijianti                              : 17150064





FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI
YOGYAKARTA
2017/2018

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT,karena berkat dan rahmatNya kami diberi kesehatan sehingga makalah yang berjudul “ KONSEPTUAL MODEL KEBIDANAN” dapat selesai dalam jangka waktu yang telah di tentukan. Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Kerja Kelompok yang akan dipersentasikan dalam bentuk Power Point dengan mata kuliah Konsep Kebidanan.
Kesempurnaan hanyalah milik Allah, oleh karena itu kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan.
Semoga  makalah ini berguna dan bermanfaat bagi kita semua dan Allah berkenan menerima amal bakti yang diabadikan pada kita semua. Amin.
Demikian yang dapat kami sampaikan kurang dan lebihnya kami mohon maaf. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

Yogyakarta, 01 Desember  2017

Penulis









i

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG.......................................................................................1
B.     TUJUAN............................................................................................................2
C.     MANFAAT........................................................................................................3
BAB II ISI
A.    PENGERTIAN.................................................................................................4
B.     BEBERAPA MACAM MODEL KEBIDANAN..................................................................................................6
C.     TEORI MODEL KEBIDANAN.....................................................................10
D.    TEORI YANG MEMPENGARUHI MODEL KEBIDANAN.................................................................................................13
BAB III PEMBAHASAN
HASIL WAWANCARA YANG DIDAPATKAN DI LAHAN PRAKTIK..............28
GAMBAR DOKUMENTASI....................................................................................
BAB IV PENUTUP
A.    KESIMPULAN...................................................................................................34
B.     SARAN................................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................36





ii

BAB I
PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam segala bidang berpengaruh terhadap meningkatnya kritis masyarakat terhadap pelayanan kesehatan termasuk pelayanan kebidanan. Hal itu menjadi tantangan bagi profesi bidan untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme dalam menjalankan praktek kebidanan serta dalam memberikan pelayanna yang berkualitas.
Secara umum teori dan konsep adalah hal yang sangat berkaitan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam pelayanan kebidanan, teori-teori yang digunakan dalam praktik kebidanan berasal dari konseptual model kebidanan. Teori atau konsep sejatinya adalah penjelasan dari suatu kejadian dan fenomena. Proses penjelasan ini memerlukan pemikiran yang dalam.
Model konseptual kebidanan adalah suatu gambaran abstrak yang menjadi ide dasar suatu disiplin ilmu yang pada dasarnya samad engan pengertian konsep kerja, system kerja dan skema yang menunjukkan ide global individu. Kelompok situasi dan kejadian yang menarik untuk suatu ilmu
Model konseptual kebidanan biasanya berkembang dari teori wawasan intuitif keilmuan yang sering kali memahami dan mengembangkan praktek guna membimbing tindakan dalam pendidikan dan untuk mengidentifikasi pertanyaan yang harus dijawab dalam penelitian.
Sejarah kebidanan berjalan panjang mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan serta kebutuhan masyarakat. Model dalam kebidanan mengadopsi dari beberapa model lainnya dan berdasarkan teori yang sudah ada, sehingga tercipta sebuah model kebidanan yang sesuai dengan filosofi kebidanan baik dari segi bidan sebagai profesi maupun wanita dan keluarga sebagai fokus pelayanan asuhan kebidanan.
Model dalam teori kebidanan indonesia mengadopsi dari beberapa model negara dengan berdasarkan dari beberapa teori yang sudah ada disamping dari teori & model yang bersumber dari masyarakat.Model asuhan kebidanan didasarkan pada kenyataan bahwa kehamilan dan persalinan merupakan episode yang normal dalam siklus kehidupan wanita.

1

Sejarah menunjukkan bahwa bidan adalah salah satu profesi tertua di dunia sejak adanya peradaban umat manusia. Bidan muncul sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu yang melahirkan. Peran dan posisi bidan dimasyarakat sangat dihargai dan dihormati karena tugasnya yang sangat mulia, memberi semangat, membesarkan hati, mendampingi, serta menolong ibu yang melahirkan sampai ibu dapat merawat bayinya dengan baik.
Sejak zaman prasejarah, dalam naskah kuno sudah tercatat bidan dari Mesir yang berani ambil resiko membela keselamatan bayi-bayi laki-laki bangsa Yahudi yang diperintahkan oleh Firaun untuk di bunuh. Mereka sudah menunjukkan sikap etika moral yang tinggi dan takwa kepada Tuhan dalam membela orang-orang yang berada dalam posisi yang lemah, yang pada zaman modern ini, kita sebut peran advokasi.
Bidan sebagai pekerja profesional dalam menjalankan tugas dan prakteknya, bekerja berdasarkan pandangan filosofis yang dianut, keilmuan, metode kerja, standar praktik pelayanan serta kode etik yang dimilikinya.
Model kebidanan ini sebagai tolak ukur bagi bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan kepada klien sehingga akan terbina suatu partner ship dalam asuhan kebidanan. Dengan ini diharapkan profesi kebidanan akan dapat memberikan sumbangan yang berarti dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi yang mengutamakan upaya-upaya promotif dan preventif.

B.     Tujuan
     Adapun tujuan umum dan khusus dari pembuatan makalah ini, yaitu:
1.   Tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah.
2.   Tujuan khusus
a.    Memberikan pengetahuan mengenai pengertian teori dan konsep
b.   Memberi pengetahuan pengertian konseptual model asuhan kebidanan kepada masyarakat luas, khususnya di prodi kebidanan.



2

c.    Memberikan pengetahuan kegunaan konseptual model asuhan kebidanan
d.   Memberikan pengetahuan mengenai pelaksanaan teori konseptual asuhan kebidanan dalam  praktik nyata kebidanan

C.    Manfaat
             Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini adalah:
a.    Guna menambah wawasan mahasiswa mengenai materi yang dibahas dalam makalah ini
b.   Mengembangkan pemahaman mahasiswa tentang konseptual model asuhan kebidanan
c.    Menambah wawasan mahasiswa mengenai praktik konseptual model asuhan kebidanan           yang dilakukan oleh bidan       
d.   Meningkatkan keterampilan para mahasiswa dalam membuat makalah.












3

BAB II
ISI
A.   Pengertian
a.  Konsep adalah penopang sebuah teori yang menjelaskan tentang suatu teori yang dapat diuji melalui observasi atau penelitian.
b. Model adalah contoh atau peraga untuk menggambarkan sesuatu.
c. Model kebidana adalah suatu bentuk pedoman atau acuan yang merupakan kerangka kerja seorang bidan dalam memberikan asuhan kebidanan.
d.Konseptual Model
Gambaran abstrak suatu ide yang menjadi dasar suatu disiplin ilmu.
Menunjukkan pada ide global tentang individu, kelompok, situasi, dan kejadian yang menarik untuk suatu ilmu.
Model memberi kerangka untuk memahami dan mengembangkan praktek untuk membingbing tindakan dalam pendidikan untuk mengidentifikasi pertanyaan yang harus dijawab dalam penelitian.
1.      Model Dalam Kebidanan
Model dalam kebidanan  meliputi :
a.Orang (wanita, ibu, pasangan, dan orang lain
b.Kesehatan
c.Lingkungan
d.Kebidanan




4

2.      Kegunaan Model
  1. Untuk menggambarkan beberapa aspek (konkrit maupun abstrak) dengan mengartikan persamaannya seperti struktur, gambar, diagram dan rumus. Model tidak seperti teori, tidak memfokuskan pada hubungan antara dua fenomena tapi lebih mengarah pada struktur dan fungsi. Sebuah model pada biasanya analogi atau gambar simbolik suatu ide (Wilson, 1985).
  2. Merupakan gagasan mental sebagai bagian teori yang memberikan bantuan ilmu-ilmu sosial dalam mengkonsep dalam menyamakan aspek-aspekdalam proses sosial (Galt dan smith,1976).
  3. Menggambarkan sebuah kenyataan gambaran abstrak sehingga banyak digunakan disiplin ilmu lain sebagai parameter garis besar praktek. (Bernas, 1984)
Model kebidanan dapat digunakan untuk:
a.       Menyatukan data secara lengkap
1.      Tindakan sebagai bantuan dalam komunikasi antara bidan dan pemimpin
2.      Dalam pendidikan untuk mengorganisasikan program belajar
3.      Untuk komunikasi bidan dengan klien
b.      Menjelaskan siapa itu bidan, apa yang dikerjakan, keinginan dan kebutuhan untuk:
1.      Mengembangkan profesi
2.      Mendidik  mahasiswa bidan
3.      Komunikasi dengan klien dan pimpinan
4.      Komponen Model Kebidanan



5


Model Kebidanan dibagi menjadi 5 komponen, yaitu:
1)      Memonitor kesejahteraan ibu
2)      Mempersiapkan ibu dengan memberikan pendidikan dan konseling
3)      Intervensi teknologi seminimal mungkin
4)      Mengidentifikasi dan member bantuan obstetric
5)      Lakukan rujukan

B.     Beberapa Macam Model Kebidanan
1.Model dalam mengkaji kebutuhan dalam praktek kebidanan
Model ini memiliki 4 unit yang penting, yaitu:
a.       Ibu dalam keluarga
b.      Konsep kebutuhan
c.       Partnership
d.      Faktor Kedokteran dan keterbukaan

2. Model medical
Merupakan salah satu model yang dikembangkan untuk membantu manusia dalam memahami proses sehat sakit dalam arti kesehatan. Tujuannya adalah sebagai kerangka kerja untuk pemahaman dan tindakan sehingga dipertanyakan dalam model ini adalah “Dapatkah dengan mudah dipahami dan dapatkah dipakai dalam praktek?”
3.      Model sehat ini untuk semua (Health For All-HFA)
Model ini dicetuskan oleh WHO dalam Deklarasi Alma Ata tahun 1978. Fokus pelayanan ditujukan pada wanita, keluarga dan masyarakat serta sebagai sarana komunikasi dari bidan-bidan negara lain. Tema HFA menurut Euis dan Simmet (1992):

6

a.       Mengurangi ketidaksamaan kesehatan
b.      Perbaikan kesehatan melalui usaha promotif dan preventif
c.       Partisipasi masyarakat
d.      Kerjasama yang baik pemerintah dengan sektor lain yang terkait
e.       Primary Health Care (PHC) adalah dasar pelayanan utama dari sistem pelayanan kesehatan.
PHC adalah pelayanan pelayanan kesehatan pokok yang didasarkan pada praktek, ilmu pengetahuan yang logis dan metode sosial yang tepat serta teknologi universal yang dapat diperoleh oleh individu dan keluarga dalam komunitas melalui partisipasi dan merupakan suatu value dalam masyarakat dan negara yang mampu menjaga setiap langkah perkembangan berdasarkan kepercayaan dan ketentuannya.
Dari model HFA dan definisi PHC terdapat lima konsep (WHO, 1998):
a. Hak penentuan kesehatan oleh cakupan populasi universal dengan penyedia asuhan berdasarkan kebutuhan
b. Pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative, dimana pelayanan dapat memenuhi segala macam tipe-tipe kebutuhan yang berbeda harus disediakan dalam satu kesatuan (semua pelayanan dalam satu tempat).
c. Pelayanan harus efektif, dapat diterima oleh norma, dapat menghasilkan dan diatur, yaitu pelayanan harus dapat memenuhi kebutuhan yang dapat diterima oleh masyarakat dan pelayanan harus dimonitor dan diatur secara efektif.
d. Komunitas harus terlibat dalam pengembangan, penentuan pemonitoran pelayanan, yaitu penentuan asuhan kesehatan merupakan tanggung jawab semua komunitas dan kesehatan dipandang sebagai faktor yang berperan untuk pengembangan selutuh lapisan masyarakat.
e. Kolaborasi antar sekolah untuk kesehatan itu sendiri dan pelayanan kesehatan tidak dapat bergantung pada pelayanan kesehatan saja teapi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti: perumahan, populasi lingkungan, persediaan makanan dan metode pubikasi.

7

Delapan area untuk mencapai kesehatan bagi semua melalui PHC, delapan area ini adalah:
a.  Pendidikan tentang masalah kesehatan umum dan metode pencegahan dan pengontrolannya.
b.  Promosi kesehatan tentang persediaan makanan dan nutrisi yang layak.
c.   Persediaan air yang sehat dan sanitasi dasar yang adekuat.
d.   Kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana
e.   Imunisasi
f.   Pencegahan dan pengawasan penyakit endemik
g.  Pengontrolan yang tepat terhadap kecelakaan dan penyakit umum
h.  Persediaan obat-obat essensial (Morley, et.al, 1989)
Model sistem maternitas di komunitas yang ideal University of Southeer Queensland
a. Model kurikulum konseptual partnership dalam praktek kebidanan berdasarkan pada model pelayanan kesehatan dasar (Guiililand dan Pairman, 1995)
b. Partnership kebidanan adalah sebuah filosofi prospektif dan suatu model kepedulian (model of care) sebagai model filosogi prospektif berpendapat bahwa wanita dan bidan dapat berbagi pengalaman dalam proses persalinan
c. Persalinan merupakan proses yang sangat normal
d. Sebuah hubungan partnership menggambarkan dua orang yang bekerjasama dan saling menguntungkan
e.  Bidan bekerja keras bahwa bidan tidak memaksakan suatu tindakan melainkan membantu wanita untuk mengambil keputusan sendiri
f.  Konsep “wanita” dalam asuhan kebidanan meliputi mitra perempuan tersebut, keluarga, kelompok dan budaya.


8

g.  Konsep bidan dalam asuhan kebidanan meliputi bidan itu sendiri, mitranya atau keluarga, budaya/sub kultur bidan tersebut dan wewenang professional bidan
h.  Dengan membentuk hubungan antara bidan dan wanita akan membawa mereka sendiri sebagai manusia kedalam suatu hubungan partnership yang mana akan mereka gunakan dalam teurapetik. Bidan harus mempunyai self knowing, self nursing, dan merupakan jaringan pribadi dan kolektif yang mendukung.
i.  Sebagai model of care the midwifery partnership didasarkan paddaprinship midwifery care berikut ini:
1)  Mengakui dan mendukung adanya keterkaitan antara badan, pikiran, jiwa, fisik, dan lingkungan kultur sosial (holism)
2)  Berasumsi bahwa mayoritas kasus wanita yang bersalin dapat ditolong tanpa adanya intervensi
3)  Mendukung dan meningkatkan proses persalinan alami tersebut
4)  Bidan menggunakan suatu pendekatan pemecahan masalah dengan seni dan ilmu pengetahuan.
5)   Relationship-based dan kesinambungan dalam motherhood
6)   Woman centered dan bertukar pikiran antara wanita
7)   Kekuasaan wanita yaitu berdasarkan tanggung jawab bersama untuk suatu pengambilan suatu keputusan, tetapi wanita mempunyai control atas keputusan terakhir mengenai keadaan diri dan bayinya.
8)   Dibatasi oleh hukum dan ruang lingkup praktek individu: dengan persetujuan wanita bidan merujuk fassilitas pelayanan kesehatan yang lebuh berkualitas.
Hubungan antara wanita, bidan dan dokter harus didasari oleh rasa hormat, timbal balik dan saling percaya, bidan boleh mempertanyakan masalah medis atau perlindungan hukum bagi wanita untuk alas anapapun, jika wanita tersebut tidak mampu berbicara atass namanya sendirinya.


9

Persepsi mahasiswa kebidanan ditentukan oleh bidan di bagian pelayanan untuk mengantisipasi mahasiswa dalam  menghadapi kasus yang ditemukan di dalam tim, praktek mahasiswa akan dibatasi oleh bidan dan akan mengajarkan beberapa pelayanan khusus kebidananyang akan meningkatkan  kemampuan dan keterampilan mahasiswa , peran perseptor akan semakin berkurang dalam praktek dan hanya akan menjadi penasehat dan pendukung.

C.    Teori Model Kebidanan
1.      Ruper, lagan dan Tietney Activity of living Model:
Model yang dipengaruhi oleh Virginia Henderson Model. Terdiri dari 5 elemen:
a.       Rentang Kehidupan
b.      Aktivitas Kehidupan
c.       Ketergantungan atau kebebasan individu
d.      Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas individu
Dalam model ini diidentifikasi adanya 12 macam kebutuhan manusia bebagaia proses kehidupan yaitu:
a.       Mempertahankan lingkungan yang aman
b.      Komunikasi
c.       Bernafas
d.      Makanan dan minuman
e.       Eliminasi




10

f.       Berpakaian dan kebersihan diri
g.      Pengaturan suhu tubuh
h.      Mobilisasi
i.        Bekerja dan bermain
j.        Seksualitas
k.      Tidur
2.      Rosermary Methuen
Merupakan aplikasi dari Oream dan Kenderson, model terhadap asuhan kebidanan, dimana dalam sistem perawatan ada 5 metode pemberian bantuan yaitu:
a.       Mengerjakan untuk klien
b.      Membimbing klien
c.       Mendukung klien (secara fisik dan psikologis)
d.      Menyediakan lingkungan yang mendukung kemampuan klien untuk memenuhi kebutuhan sekarang dan massa akan datang
e.       Mengajarkan klien
f.       Peran bidan adalah mengidentifikasi masalah klien dan melakukan sesuatu untuk membantu klien untuk memenuhi kebutuhannya. Manfaat dari model ini menurut Methuen adalah sebagai bukti praktek pengkajian kebidanan yang tidak didasarkan pada kerangka kerja dan tradisi manapun. Sebagai dasarnya adalah kesehatan bukan kesakitan sehingga asuhan yang diberikan efektif bagi ibu dan memberikan kebebasan  pada bidan untuk melakukan asuhan.





11

3.    Roy Adaption Model
Pencetusnya adalah suster Callista Roy (1960), sebagai dasarnya makhluk bio-psiko-sosial yang berhubungan dengan lingkungan. Dikemukakan tiga macam stimulasi yang mempengaruhi adaptasi kesehatan dari individu, yaitu:
a. Vokal stimuli
Yaitu stimuli dari lingkungan di dekat individu, contohnya : kesehatan bayi akan mempengaruhi ibu yang baru saja melakukan fungsinya.
b.  Kontekstual stimuli
Yaitu faktor-faktor umum yang mempengaruhi wanita. Contohnya: kondisi kehidupan yang buruk
c.  Residual stimuli
Yaitu faktor internal meliputi kepercayaan, pengalaman dan sikap. Model kebidanan ini berguna bagi bidan dalam melakukan pengkajian secara menyeluruh (holistik).
4.   Neman Sistem Model
Yaitu model yang merupakan awl dari kesehatan individu dan komunitass (sistem klien) yang di gambarkan sebagai pusat energi yang di kelilingi oleh garis kekuatan dan pertahanan.
a.       Pusatnya adalah variable fisiologis, psikologis, sosial cultural dan spiritual.
b.      Garis kekuatan adalah kemampuan sistem klien untuk mempertahankan keseimbangan tubuh.
c.       Garis pertahanan menunjukkan status kesehatan umum dari individu





12

D.    Teori yang Mempengaruhi Model Kebidanan
Sejarah kebidanan berjalan panjang mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan serta kebutuhan masyarakat. Model dalam kebidanan mengadopsi dari beberapa model lainnya dan berdasarkan teori yang sudah ada. Model kebidanan ini sebagai tolak ukur bagi bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan kepada klien sehingga akan terbina suatu partnership dalam asuhan kebidanan. Dengan ini diharapkan profesi kebidanan akan dapat memberikan sumbangan yang berarti dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi yang mengutamakan upaya-upaya promotif dan preventif. Teori yang mempengaruhi model kebidanan adalah
a.       Teori Reva Rubin mengenai pencapaian peran ibu.
b.      Teori Ramona Mercer mengenai stress antepartum dan pencapaian peran ibu.
c.       Teori Ernestine Wiedenbach mengenai model praktik kebidanan/keperawatan.
d.      Teori Ela Joy Lerhman dan Morten
e.       Teori Jean Ball

1.      Teori Ela Joy Lehrman
Dalam teori ini Lehrman menginginkan bidan dapat melihat semua aspek praktek memberikan asuhan pada wanita hamil dan memberikan pertolongan pada persalinan. Lehrman mengemukakan 8 konsep yang penting dalam pelayanan antenatal :
a.       Asuhan yang berkesinambungan
b.      Keluarga sebagai pusat asuhan
c.       Pendidikan dan konseling sebagai pusat asuhan
d.      Tidak ada intervensi dalam asuhan (membiarkan ibu melakukan penentuan sendiri)



13

e.       Fleksibilitas dalam asuhan
f.       Keterlibatan dalam asuhan
g.       Advokasi dari klien
h.      Waktu
Marten menambahkan 3 komponen lagi dalam 8 komponen yang telah dibuat oleh Lehrman :
a.       Teknik Terapeutik       :  Proses penyembuhan dengan komunikasi
b.      Pemberdayaan             :  Proses pemberi kekuasaan dan kekuatan
c.       Hubungan sesama       :  Menjalin hubungan yang baik dengan klien

2.      Teori Ernestine Wieden Bach
Ernestine mengembangkan teorinya secara induktif berdasarkan pengalaman dan observasinya dalam praktek konsep yaitu :
a.       The Agent                   :  Pelaksananya (Bidan atau Perawat)
b.       The Recipient             :  Penerima Asuhan
c.       The Goal                      :  Tujuan Intervensi
d.      The Means                   :  Metode untuk mencapai tujuan
e.       The Frame Work         :  Organisasi social dalam lingkungan professional






14

3.      Teori Jean-Ball
Tujuan asuhan Maternitas :
Agar ibu mampu melaksanakan tugasnya sebagai ibu baik fisik maupun psikologis
Teori Ball :
a.       Teori Perubahan
b.      Teori Stress, coping dan Suppor
c.       Teori dasar
Hypotesa Ball
“Respon emosional wanita terhadap perubahan yang terjadi bersamaan dengan kelahiran anak yang mempengaruhi personality seseorang dan dengan dukungan yang berarti mereka mendapatkan system keluarga socia”.
Dalam teori kursi goyang, kursi dibentuk dalam 3 elemen :
a.       Pelayanan Maternitas
b.      Pandangan masyarakat terhadap keluarga
c.       Sisi penyangga / support terhadap kepribadian wanita
Teori Jean Ball dalam Konsep
Women                 : Ball memusatkan perhatiannya terhadap perkembangan emosional dalam proses melahirkan
Health                  :  Merupakan pusat dari model Ball, tujuan dari postnatal care agar mampu menjadi ibu
Environment        :  Lingkungan sosial dan organisasi dalam sisi dukungan
Midwifery :  Penelitian postnatal


15

Self    :  Secara jelas kita dapat melihat bahwa peran bidan dalam memberikan dukungan dan membantu seseorang wanita untuk menjadi yakin dengan perannya sebagai ibu.

4.      Teori Reva Rubin
Rubin mengatakan sejak hamil seorang wanita sudah mempunyai harapan sebagai berikut :
a.       Kesejahteraan
b.      Penerimaan Masyarakat
c.       Penentuan identitas diri
d.      Mengerti tentang arti memberi dan menerima
Perubahan yang terjadi pada wanita saat hamil :
a.       Cenderung lebih bergantung dan membutuhkan perhatian yang lebih
b.      Membutuhkan Sosialisasi
Tahapan Psikososial
a.       Anticipatory Stage      : Melakukan peran ibu dan anak (bersandiwara)
b.      Honeymoon Stage      : Ibu memahami peran dasar, misalnya : menyusui, perawatan dan ada dukungan dari keluarga.
c.       Plateu Stage                : Ibu mencoba sepenuhnya apakah ia mampu menjadi seorang ibu membutuhkan beberapa minggu
d.      Disenggagement         : Tahap penyelesaian dimana latihan peran dihentikan




16

Rubin melihat beberapa tahap Fase aktivitas penting sebelum menjadi ibu :
a.       Taking On      :  Wanita meniru melakukan peran ibu
b.      Taking In        : Fantasi wanita (dia tidak hanya meniru melainkan membayangkan sebagai ibu)
c.       Letting Go     : Fase dimana wanita sudah melalui proses tadi dan mengingat kembali aktivitas yang dilakukan tadi.

5.      Teori Ramona Mercer
Ada 2 pokok pembahasan dalam Teori
a.       Efek stress antepartum
Tujuan  :  Memberikan dukungan selama untuk mengurangi lemahnya lingkungan serta dukungan sosial dan kurangnya kepercayaan diri.
Enam faktor yang berhubungan dengan status kesehatan yaitu :
1.    Hubungan Interpersonal
2.    Peran keluarga
3.    Stress Antepartum
4.    Dukungan sosial
5.    Rasa percaya diri
6.    Penguasaan rasa takut, keraguan dan depresi
b.      Maternal Role (Peran Ibu)
Menjadi seorang ibu berarti, memperoleh identitas baru yang membutuhkan pemikiran dan penguraian yang lengkap tentang dirinya.



17

Pencapaian peran ibu  :  dicapai dalam kurun waktu tertentu dimana ibu menjadi dekat dengan bayinya yang membutuhkan pendekatan yang competen termasuk peran dalam mengekspresikan kepuasan dan penghargaan peran. Peran aktif wanita sebagai ibu dan pasangannya berinteraksi satu dengan yang lanilla.
Empat langkah dalam pelaksanaan peran ibu :
1.    Anticipator
Masa sebelum wanita menjadi ibu dimana wanita memulai penyesuaian sosial dan psikologis terhadap peran barunya nanti dengan mempelajari apa saja yang dibutuhkan untuk menjadi seorang ibu.
2.    Formal                 
Dimulai dengan peran sesungguhnya sebagai seorang ibu
3.    Informal              
Wanita mampu menentukan jalan yang unik dalam melaksanakan peran ibu yang tidak disampaikan oleh sosial sistem
4.    Personal 
Wanita telah mahir memerankan perannya sebagai ibu.
Menurut Mercer peran aktif ibu dimulai setelah bayi lahir yaitu pada 3 bulan sampai 7 bulan postpartum (setelah melahirkan)
Mercer menemukan 11 faktor yang mempengaruhi wanita dalam pencapaian peran ibu :
1.         Faktor ibu
a.      Umur ibu pada waktu melahirkan
b.      Persepsi ibu pada waktu melahirkan anak pertama kali
c.       Memisahkan ibu dan anak secepatnya


18


d.      Stress sosial
e.       Dukungan sosial
f.       Konsep Diri
g.      Sifat Pribadi
h.      Sikap terhadap membesarkan anak
i.        Status kesehatan Ibu
2.         Faktor Bayi
a.       Temperamen
b.      Kesehatan Bayi
3.    Faktor lain-lain
a.    Latar belakang etnik
b.    Status perkawinan
c.    Status ekonomi
Mercer menekankan 3 fase adaptasi ibu pada tahun pertama setelah melahirkan mempengaruhi pencapaian peran ibu. Mercer menguraikan 4 faktor dalam masa adaptasi sebagai berikut :
a.    Physical recovery Phase (lahir-1 bulan)
b.   Achivement Phase (2-4,5 bulan)
c.    Disruption Phase (6-8 bulan)
d.   Reorganisation Phase (8-12 bulan)
Peran bidan yang diharapkan oleh Mercer dalam teorinya adalah membantu wanita melaksanakan tugasnya dalam adaptasi peran fungsi ibu dan mengidentifikasi factor apa yang mempengaruhi peran ibu dalam pencapaian peran fisik. Ini dikontribusikan dari stress antepartum

19

PARADIGMA SEHAT DAN MIDWIFERY CARE
A.    Paradigma Sehat
Dalam rangka meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan, pemerintah membuat satu model dalam pembangunan kesehatan yaitu PARADIGMA SEHAT.
Paradigma Sehat adalah cara pandang, pola pikir, atau model pembangunan kesehatan yang melihat masalah kesehatan saling berkait dan mempengaruhi dengan banyak faktor yang bersifat lintas sektor, dan upayanya lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan, bukan hanya penyembuhan orang sakit atau pemulihan kesehatan.
Secara MAKRO dengan adanya Paradigma sehat berarti pembangunan semua sektor harus memperhatikan dampaknya dibidang kesehatan. Secara MIKRO dengan adanya Paradigma sehat maka Pembangunan kesehatan lebih menekankan pada upaya promotif dan preventif.
Paradigma Sehat ini merupakan model dalam pembangunan kesehatan tetapi juga dijadikan model dalam Asuhan Kebidanan, hal ini karena :
1.  Dengan Paradigma sehat akan merubah cara pandang masyarakat tentang kesehatan termasuk kesehatan reproduksi, dan mendorong masyarakat menjadi mandiri dan sadar akan pentingnya upaya promotif dan preventif.
2. Mengingat paradigma sehat merupakan upaya untuk meningkaatkanderajat kesehatan di Indonesia yang utamanya dinilai dari AKI dan AKB, maka Bidan sebagai bagian dari tenaga yang turut bertanggung jawab terhadap menurunnya AKI dan AKB perlu menjadikan paradigma sehat sebagai model.
3. Paradigma Sehat merupakan suatu gerakan nasional sehingga Bidan pun harus menjadikan paradigma sehat sebagai model atau acuan.
Paradigma sehat dikatakan sebagai suatu perubahan sikap, orientasi atau MindSet,



20

Beberapa pandangan yang berubah menjadi Paradigma Sehat, yaitu :
1.  Kesehatan sebagai kebutuhan yang bersifat pasif dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan bersifat aktif karena merupakan keperluan dan bagian dari HAM.
2.  sebagai konsumtif dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan merupakan suatu investasi karena menjamin adanya SDM yang berproduktif secara sosial dan ekonomi.
3.Kesehatan hanya bersifat penanggulangan jangka pendek dirubah menjadi pandangan bahwa kesehatan bagian upaya pengembangan SDM berjangka panjang.
4. Pelayanan kesehatan bukan hanya pelayanan medis dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan pelayanan kesehatan paripurna, dengan memandang manusia sebagai manusia seutuhnya.
5. Pelayanan kesehatan terpecah-pecah dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan terpadu.
6. Kesehatan hanya jasmani /fisik dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan mencakup mental dan sosial.
7.  Fokus pada penyakit dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan tergantung segmen/permintaan pasar.
8. Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat umum dirubah menjadi pandangan bahwa kesehatan tanggung jawab juga masyarakat swasta (private).
9. Kesehatan merupakan urusan pemerintah dirubah menjadi pandangan bahwa kesehatan juga menjadi urusan swasta.
10.Biaya kesehatan publik subsidi pemerintah dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan ditanggung bersama pengguna jasa.
11. Pembayaran biaya setelah pelayanan dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan dapat dibiaya dimuka (JPKM).



21

12.  Kesehatan berfungsi sosial dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan juga berfungsi ekonomi.
13.  Pengaturan secara sentralis dirubah menjadi pandangan bahwa pengaturan desentralisasi.
14.  Pengaturan secara top down dirubah menjadi pandangan bahwa pengaturan bottom up.
15.  Birokratis dirubah menjadi enterpreuner.
16.  Masyarakat dibutuhkan peran sertanya, dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan Kemitraan.

B.Midwifery Care
Midwifery care ( Asuhan Kebidanan) adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan masalah dalam bidang kesehatan ibu masa hamil, masa persalinan, nifas, bayi setelah lahir, serta keluarga berencana.
Adapun prinsip-prinsip asuhan kebidanan adalah sebagai berikut:
a.         Memahami bahwa kelahiran anak merupakan suatu proses alamiah dan fisiologis.
b.        Menggunakan cara-cara yang sederhana, tidak melakukan invertensi tanpa adanya indikasi sebelum berpaling keteknologi.
c.         Aman berdasarkan fakta dan member kontribusi pada keselamatan jiwa ibu
d.        Terpusat pada ibu, bukan terpusat pada pemberi asuhan kesehatan/lembaga (sayang ibu).
e.         Menjaga privacy serta kerahasiaan ibu.



22

f.         Membantu ibu agar merasa aman, nyaman dan didukung secara emosional.
g.        Memastikan bahwa kaum ibu mendapat informasi penjelasan dan konseling yang cukup.
h.        Mendorong ibu dan keluarga agar menjadi peserta aktif dalam membuat keputusan setelah mendapat penjelasan mengenai asuhan yang akan mereka dapatkan.
i.          Menghormati keyakinan agama mereka.
j.          Memantau kesejahteraan fisik, psikologis, spiritual dan sosial keluarga ibu selama masa kelahiran anak.
k.        Memfokuskan perhatian pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
       Bidan dalam memegang Prinsip Midwifery Care yaitu :
1.        Mengakui dan mendukung keterkaitan antara fisik, psikis dan lingkungan kultur sosial
2.        Berasumsi bahwa mayoritas wanita bersalin ditolong tanpa intervensi
3.        Mendukung dan Meningkatkan persalinan alami
4.        Menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dilandaskan ilmu dan seni
5.        Wanita punya kekuasaan yaitu berdasarkan tanggungjawab bersama untuk suatu pengambilan keputusan, tetapi wanita mempunyai kontrol atau keputusan terakhir mengenai keadaan dirinya dan bayinya
6.        Dibatasi oleh hukum dan ruang lingkup praktik
7.        Berprinsip Women Center Care
Macam-macam asuhan kebidanan:
1.      Asuhan kebidanan pada ibu hamil
2.      Asuhan kebidanan pada ibu bersalin


23

3.      Asuhan kebidanan pada ibu nifas
4.      Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
5.      Asuhan kebidanan pada neonatus & balita (sehat/sakit)
6.      Asuhan kebidanan pada pelayanan KB
7.      Asuhan kebidanan pada gangguan sistem reproduksi.

MODEL KONSEPTUAL ASUHAN KEBIDANAN
Langkah-langkah :
a.       Pengkajian
Tujuan nya adalah menetukan Self-care individu, mengidentifikasikan apakah ada atau tidak ada self-care deficit.
Bidan bekerjasama dengan pasien/keluarga dalam merencanakan strategi yang akan mengurangi/menghilangkan deficit yang ada dengan :
Mengurangi kebutuhan self-care
Meningkatkan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan self-care
Memperbolehkan keluarga/orang lain memberikan dependent care
Memenuhi langsung kebutuhan self-care
b.      Perencanaan
Setelah mengidentifikasi slf-care defisit maka data dipakai sebagai pernyataan masalah dalam rencana asuhan kebidanan. Kemudian bidan menentukan sistem asuhan yang totality compensatory, partially, compensatory, atau educatif/supportif serta tujuan yang telah ditentukan oleh bidan-pasien, untuk menghilangkan self-care deficit.



24

c.        Implementasi
Merupakan tindakan yang mengandung lima bantuan yaitu : melakukan untuk memberi penyuluhan, membimbing, mendukung, dan menciptakan lingkungan untuk menunjang tumbuh kembang.
d.      Evaluasi
Dilakukan terus menerus dengan membandingkan prilaku yang diharapkan dlam tujuan dengan hasil tindakan yang dilakukan

















2
KELOMPOK 5 : KONSEPTUAL MODEL ASUHAN KEBIDAN
INSTRUMENT PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN DAN PANDUANWAWANCARA
MATA KULIAH : KONSEP KEBIDANAN
No
Kompetensi
Indikator
Metode
Konseptual model asuhankebidanan
1
medical model
1.
pemberianpemahamankonsepsehatsakit
wawancara : "saatmemberipelayanankesehatankepadapasien, bagaimanacaraibumenjelaskankepadapasienmengenaikonsepsehatdansakit?"
2
health for all
1.
pemberianasuhanpadawanita, keluargadanmasyarakat
wawancara :"apakahpelayanankesehatan di tempatinimencakupkeseluruhanbaikpelayananuntukibu,keluargamaupunmasyarakat? Bolehbuberbagipengalamansaatmemberikanpelayanankesehatanbagikeluargadanmasyarakat?
3
konsepdalampelayankebidanan
1.
padaklien : amandanmemuaskan
wawancara :" bu, bolehberbagi tips kepada kami supaya kami besoksaatmenjadibidandapatmemberikanpelayanan yang amandanmemuaskankepadapasien?"
2.
padabidan :
observasiadanya form informed consent (persetujuanpasien)
- menghormatimartabatmanusiadanpenentuanpilihansendiri
- menghormatiperbedaanbudayadanetnik
4
model praktikkebidanan yang digunakan
1.
Mandiri
wawancara : "bu, bagaimanayaprosedurataustandart (SOP)di tempatinidalamhalmemberikanpelayananmandiri, kolaborasidanrujukan?"
2.
Kolaborasi
3.
Rujukan

















27

BAB III
PEMBAHASAN
Ada beberapa kompetensi yang kami tanyakan dan amati di BPM ini, meliputi ;

1.      KOMPETENSI 1 (MEDICAL MODEL)
Dalam kompetensi ini bidan harus menjelaskan bagaimana konsep sehat dan sakit kepada pasiennya. Sehat adalah terbebas dari penyakit dan gangguan psikologis, perlu dijaga fisik maupun psikologis dan saluran pencernaan.

2.      KOMPETENSI II (HEALTH FOR ALL)
Prinsipnya mendokomentasikan hasil asuhan dari ilmu yang di dapat kemudian selalu update ilmu yang melakukan pelatihan meskipun sudah menjadi bidan, sudah dapat ilmu harus tetap melakukan pelatihan-pelatihan nanti di ajari KB, praktek, itu nanti kalau melakukan pelayanan pada pasien harus mempunyai sertifikat pelatihan. Meskipun nanti bila di ajari menolong persalinan tetap di anjurkan mengikuti pelatihan asuhan persalinan normal dengan kegawatdaruratan yang tidak bisa di prediksi tahu-tahu langsung perdarahan belum bias mengatasi nah itu juga ada pelatihannya Penatalaksanaan, pelayanan penatalaksanaan, kegawatdaruratan obstersic.Silahkan selanjutnya untuk mengapdet ilmu terus-menerus walaupun kita sudah sepuah atau tua kadang-kadang menghadapi masalh itu perlu juga cari reverensi buku itu harus di wajibkan ada di depan kita. Misalkan pasien dengan permasalahan ingin KB. Semakin kita menunjukan bukti juga menunjukan kepada pasien mensantandarkan standar kompetensi kontrasepsi yang bias diberikan adalah (menunjukan alat kontrasepsi) jadi jika sudah dapat ilmu tetap harus mengupdate yang berdasarkan peratuan UU yang terbaru yaitu Permenkes 28 tahun2017 .

28


3.      KOMPETENSI III (KONSEP DALAM PELAYANAN KEBIDANAN)
Tips-tipsnya yaitu pelayanan yang aman dan bermutu pada pesien adalah kita harus memiliki pengetahuan dan keterampilan, dan semua itu harus ada prakteknya.Praktek itu jangan hanya sekedar melakukan tetapi harus sesuai prosedur dengan cara baik dan benar. Jadi keterampilan dasarnya harus di terapkan dan di uji kompetensinya. Seorang bidan mampu kompetensi tidak dalam mengaplikasikan ke masyarakat. Jika memberikan pelayanan kepada masyarakat baik di praktek mandiri, puskesmas dan rumah sakit sekarang harus wajib memenuhi SIPB syarat untuk mencari SIPB itu, harus memunyai STR Uji kompetensi, STRB, mengurus surat-surat izin tanda registrasi selain itu Ijizah, dan juga harus ikut ikatan IBI. Melakukan pelayanan praktek itu sesuai standar operasional (SOP) di masing-masing tempat itu ada, kemudian memberikan pelayanan holistic.Jadi pasien tidak hanya di lihat tetapi secara keseluruhan bias menangkap dan harus bias menggunakan manejemen kebidanan kalua dokumentasinya cara berfikirnya secara Varney. Tetapi,sekarang itu sudah enak dikarenakan, sekarang sudah menjadi SOP. Mengumpulkan data subjektif dengan cara mewawancarai pasien tentang berbagai iidentitas, riwayat ibu, riwayat kesehatan, kesadaran dari opsestriknya, riwayat kehamila dan menstruasi. Kemudian bagaimana kebutuhan sehari-hari biosikus social, budaya, barang kali di tanya kan terkait dengan yang ada. kemudian di tentukan data objektifnya dengan cara memeriksa fisik (HEAT TO TOE) kemudian di periksa di bagian obsersi kalau anak misalnya sakit berdasarkan manajemen dari Rumah Sakit kemudian di analisa, setelah di analisa permasalahanya kita sebagai bidan bias melakukan penatalaksanaan sesuai permasalahan dan sesuai data analisaitudengancara yang ramah sikap kita

29

seperti 5S kemudian  cara berkomunikasi dengan baik sebagai pendengar yang efektif kemudian kunci dari menghadapi permasalahan atau menanyakan apa yang menjadi permasalahan yang kita dengarkan dengan seksama lihatdan raba apa kondisi ibu dan melakukan pemeriksaan untuk permasalahan, melekukan tindakan sesuai dengan standar professional dan kemudian prinsip pencegah infeksi semua yang di anjurkan di aplikasikan pada diri sendiri tapi saling terkait berdasarkan kewenangan dan standar pelayanan kebidanan etika profesinya di jaga. Jadi semua ilmu itu saling mendukung tentang bidan dan harus melakukan rujukan kolaborasi.



4.      KOMPETENSI IV (MODEL PRAKTIK BIDAN YANG DIGUNAKAN)
























BAB IV
PENUTUP

A.      Kesimpulan
      Dari praktiklahan yang telah kami lakukandapatdisimpulkanbahwa:
Pelayanan yang di berikan di PBM sangatbaik, sehinggasudahmemilikitempattersendiridihatipasiennya.Olehkarenaitumerekalebihmemilihuntukberobatdankonsultasikehamilan di PBMinikarenapelayanannya yang memuasakan.
      Dalampelayanannyauntuksetiappasiendisesuaikandengankarakteristikpasientersebut.Setiappasien yang datangsudahdiamatikeadaanfisikdankarakteristiknyaolehtenagakesehatan yang ada di klinikini. Hal tersebutdilakukangunamemberikanpelayanan yang memuaskanbagipasiendanuntukmerencanakantindakan yang akandiberikankepadapasien. Misalkansajapasien yang datangmasihdalamkeadaan yang segar, jalannyategak, danwajahnyamasihtampaksegar. Maka, pasientersebuttidakperludiberikanobatmelainkanhanya di berikansugestisaja, meskipundemikiantetapdilakukanpemeriksaanterlebihdahulu. Lain halnyajikapasien yang datangdenganbadan yang lesu, wajahpucat, danjalannyasempoyonganmakasudahdapatdiidentifikasikanbahwaiasakitdanmemerlukanobat. Tapidi PBMinitidakmengutamakanpenyembuhandenganobatmelainkandengansugesti, karenaklinikberpegangpadakonsepsehat, bahwa yang sakititupastiakansembuh, tenagakesehatan di klinikinimemberikandukungankepadapasiennyauntuksehatkembali.
            DiPBM,inimemberikanpelayanan yang aman, nyamandanmemuaskan. Seorangteanagakesehatanharusberpenampilanrapidansopan.Seorangbidanhanyamampumemberikanpelayanankesehatantetapi juga harusmemperhatikanpenampilannyadenganberpakaianrapi, sopan, tutur kata halusdanmemasangwajahpenuhsenyum.Selainitubidan juga harusmemperhatikankeselamatankerjanyadenganmengantisipasisetiaptindakan yang dilakukannyadenganadanya form informed concent.





Jikaseorangbidan di tuntutakibatadanyaketidakpuasaanterhadappelayanan yang diberikanolehbidanmaka form dapatditunujukansebagaibukti.



A.      Saran
      Dalammelakukanpelayanankesehatanbidanharusmampumemberikanpelayanan yang memuaskanbaikdengantindakan yang dilakukannyaataupundenganpenampilan yang rapidansedapdipandang, bukanhanyasekedarberpakaian.Meskipuntempatprakteknyarumahbidanitusendiri.Seorangbidan juga harusbisamenjadicontohbagipasiennyadalammenjagakebersihandirigunamengajarkanhidupsehatbagipasien.Seorangbidantidakhanyamemberikantindakanpelayanankesehatantetapi juga harusmampumempertanggungjawabkanapa yang dilakukannya, selainitu juga harusmampumenjagakeselamatandirinyadalambekerja.

























DAFTAR PUSTAKA













Tidak ada komentar:

Posting Komentar

puisi pancasila tetap abadi

[PUISI] Pancasila Tetap Abadi Sudah cukup banyak nyawa yang kita korbankan Sudah cukup banyak tangis yang kita dengarkan Sudah ...